4. Saujana

301 46 9
                                    

Saujana
─────
Sejauh mata memandang.

Playlist kamu: Falling~Harry styles

.

•·················•·················•
❛❛Ada yang mati-matian memulai.
Ada yang babak belur mempertahankan.
Ada pula yang sulit mengakhiri.
Begitulah,
Setiap orang memiliki persoalannya masing-masing❞

•·················•·················•

.

Aku mendengus kesal. Haechan terus-menerus menggangguku, mau tidak mau aku menurut padanya untuk izin ke toilet, karena tempat aku duduk dengannya sedangkan Jaemin duduk dengan Yangyang. Jadi, Haechan mengajak diriku saja. Lagi pula aku juga ingin buang air kecil sambil menunggu Haechan tacap ulang, sudah biasa, katanya sih biar nanti saat dilihat abang Taeil bisa langsung kesemsem gitu si abangnya.

Taeil itu kakak kelas populer di kelas 3. Banyak yang menyukainya termasuk Haechan, tapi belum ada yang bisa mendapatkan hatinya.

Aku keluar toilet lebih dulu karena Haechan sungguh sangat lama, niatku ingin sekalian beli cemilan karena tolet tidak jauh dari kantin. Hanya berseberangan saja.

Susu strawberry, beng-beng dan lays menjadi pilihanku lalu membawa teman baruku itu untuk dibayar ke kasir. Oiya kantinku ada satu yang seperti minimarket itu sebabnya ada kasirnya. Dia khusus menjual, ya hal-hal seperti di mini market hanya saja ukuran tokonya lebih kecil lagi.

"Ini Rapunjel uangnya" ucap sosok disebelahku yang tiba-tiba saja menyerobot antrian.

Aku menoleh untuk melihat sosok itu yang ternyata adalah,............... Jisung. Ya masih pria bernama Jisung yang tiba-tiba saja muncul sehingga wajahnya selalu mengisi dilembaran hari-hariku.

Aku menghembuskan napas lelah. "Ini mba uangnya." Selanjutnya aku memberikan uang kepada kasir pecahan 50an ribu.

"Itu udah dibayar, kamu gak liat? Perlu aku tiupin matanya biar liat?"
Refleks aku memejamkan mataku saat bibir Jisung sudah mendekat ingin meniup mataku.

"Aku mau meniup bukan mencium, kamu harusnya jangan tutup mata"

'deg'

Aku meninggalkan kantin dengan perasaan kesal. Kalimat menyebalkan yang keluar dari mulut Jisung membuatku sangat malu dihadapan Mulan nuna, eh tunggu Jisung memanggil nama Mulan nuna Rapunjel apakah selama ini aku yang salah nama memanggil nuna kasir.
Aku menghentikan langkahku saat mendapati Jisung ikut mengekoriku kembali ke toilet untuk menjemput Haechan.

"Mau apa ikut?" tanyaku berbalik secara tiba-tiba menghadap Jisung. Bocah itu nyaris saja menabrak tubuhku. Untungnya, dia memiliki Refleks yang bagus.

Dia berhenti tepat satu langkah dihadapanku "Mau kamu" wajahnya dibuat pura-pura malu. Padahal terlihat jelas dia memang ingin mengatakan itu.

Aku memutar bola mataku, malas menghadapi pemuda datang tak dijemput, pulang tak diantar ini "Nih uang yang tadi." Aku menyerahkan pecahan 50 ribu tadi.

"Ih pantang, aku diajarkan Ironman untuk menjadi laki-laki sejati"

"Ironman?"

"Kamu gak tau Avenger, ah payah aku salah pilih geng berarti. Padahal aku mati-matian buat masuk Avenger biar keliatan keren di mata kamu"

Midnight Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang