9. Kalokagathia

213 34 3
                                    

Kalokagathia
─────
Sisi baik dari seseorang.

•·················•·················•

❛❛Mungkin bahagiaku sedang dibentuk.
Lewat dirimu.❞

•·················•·················•

Dari kejadian aku pingsan kemarin, Jisung terus-terusan mengirimiku pesan teks dan menelpon tapi tidak ada satupun yang aku jawab. Bukannya sombong, aku tahu itu terkesan jahat. Tapi sungguh, aku malu dengannya. Andaikan pria itu tidak berbicara hal bodoh, aku pasti akan sedikit menanggapi. Namun, akhirnya Jisung berhenti setelah aku bilang sedang tidak ingin diganggu, tanpa pertanyaan lebih lanjut sama sekali. Pria itu menghargai privasi rupanya.

Hari ini aku masuk sekolah seperti biasanya dan keadaanku sudah sangat lebih baik. Tadi pagi aku lihat Jisung masuk dengan sedikit telat ke kelasnya walaupun masih belum ada guru karena bel baru berbunyi. Pria itu tergesa, berlari dari gerbang sambil mengancingkan bajunya yang belum dipakai plus tanpa ikat pinggang, juga rambutnya yang masih basah. Aku mendesah kesal, rasanya aku ingin membenahi segalanya yang ada pada jakam itu pagi ini.  Bagaimana bisa aku terjebak dengan pria seperti itu. Bahkan seragam pun belum dipakainya dari rumah. Sebenarnya dia ini niat sekolah tidak sih. Aku bukan gadis kaku, tapi bagiku melihat seseorang yang urakan sangat tidak sedap dipandang mata. Aku lebih menyukai lelaki yang rapih, terlihat elegan.

Dan saat ini ketika aku sedang berjalan sendirian ke toilet, aku melihat sosok perawakan yang mirip dengan jakam itu lagi. Aku harap itu bukan. Masalahnya lelaki itu sedang menggeret kursi kayu panjang. Entah kenapa aku jadi merasa sedikit bertanggung jawab dengan anak nakal itu.

Aku menyipitkan pandanganku saat melihat bokong pria itu berusaha melompati tembok belakang sekolahku. Perasaanku tidak enak, aku sedikit berlari untuk melihat lebih jelas siapa orang yang melompat itu. Berharap dugaan dalam kepalaku terbantahkan. Tapi ternyata,

"Jisuuuuung!" Aku berteriak ikut menaiki kursi lusuh yang dipakai untuk melompati tembok. Tapi sayangnya bocah itu lebih dulu berlari menjauh bersama satu orang lainnya, yang aku kenal bernama Hyunjin. Teman sekelasnya.

Ini pertama kalinya aku melihat pria yang mengaku sebagai kekasihku itu membolos. Sebelumnya aku tidak pernah, sekalipun murid lain di sekolahku yang membolos. Sama sekali tidak pernah. Apalagi tembok ini tepat menghadap lorong menuju toilet dan tepat di sebelah kantin kios bu Kang. Jisung itu bodoh sepertinya ataukah nekat? Dia memilih spot tembok yang salah untuk melompat bolos, bagaimana jika ada yang melihat? Untung hanya aku tadi.

Aku melompat turun dari kursi dan menatap marah bu Kang. "Ibu kenapa gak di stop tadi anak yang bolos?" Omelku dengan santai. Bukan bermaksud tidak sopan, bu Kang memang dekat dengan murid, bukan cuma aku saja tapi hampir seluruhnya.

"Ibu udah bilangin tapi malah di sogok tuh pake pisang goreng." Bu Kang berujar tak kalah santai, tangannya menunjuk. Aku melihat memang ada satu piring pisang goreng yang sepertinya baru diangkat dari penggorengan. "Katanya jangan dihabisin, mau dibawa pulang buat pacarnya. Hiss dasar!" Bu Kang terlihat gemas sedangkan aku, aku sedikit tersentak kaget dengan jawaban bu Kang, yang dimaksud pacarnya itu aku kah? Atau ada yang lainnya. Beruntung hubunganku dengan Jisung belum banyak orang yang tahu hanya orang terdekatku saja dan bu Yoona pastinya. Jadi aku tidak perlu malu saat ini.

"Terus dia bilang apalagi?" Aku masih penasaran dengan kelakuan Jisung sebelum dia dekat denganku.

"Dia bolos demi kelangsungan hidup bu Yoona non." Non itu maksudnya Nona, bu Kang memanggil murid perempuan dengan sebutan non.

Midnight Memories (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang