Aksa
────
Jauh..
•·················•·················•
❛❛Hujan hanya sementara dan rindu tidak.
Sendiri hanya sementara dan sepi tidak❞
⚘•·················•·················•
Playlist kamu: Long Slow Distance ~ NCT127Aku masih tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Saat aku keluar kelas untuk istirahat seperti biasanya. Aku tidak sengaja melihat Jisung yang ditarik oleh bu Yoona, selaku guru BK sekolahku. Seketika itu pula adegan berubah menjadi seperti slow motion. Manik mata Jisung bertemu dengan mata milikku. Baik aku maupun Jisung sama-sama terkejut saat tak sengaja berpapasan tepat didepan pintu kelasku yang sudah terbuka lebar. Kami saling menatap cukup lama, berbagai spekulasi negatif bersarang dikepalaku. Tapi apapun itu satu yang sudah pasti, jakam itu terlibat masalah, lagi. Entah masalah apa kali ini.
Jisung berusaha melepaskan lengannya dari bu Yoona tapi tidak diizinkan. Bu Yoona tetap membawanya ke ruang BK. Sepertinya pria itu ingin menjelaskan sesuatu padaku ataukah dia ingin membuat alasan agar aku tidak marah sial masalah nya kali ini. Intinya dia tidak ingin membuatku cemas dan yang paling penting, dia tidak ingin aku tahu masalah apa kali ini yang menjeratnya.
"Le itu Jisung kenapa?" Haechan menyenggol pundakku pelan. Tangannya bergelayutan dilengannku. Kebiasan Haechan.
Aku menggendikan bahu seakan tidak peduli. "Gak tahu. Paling masalah lagi."
"Gak mau cari tahu?"
"Gak tahu Chan. Biarin aja deh." Aku menggeret Haechan agar cepat sampai kantin.
Sungguh kalimat tadi bohong. Tentu saja aku sangat penasaran dengan masalah Jisung. Andaikan aku memiliki keberanian, rasanya aku ingin ikut berlari menemaninya diruang BK. Dan jika memang dia benar bersalah, maka aku akan ikut memarahinya. Begitulah kurang lebih pikiranku pada saat itu.
"Le dipanggil bu Taeyeon." Salah seorang murid kelas Ipa 1 memberitahuku. Ya, memang hari ini jadwal mereka bagian mulok.
"Hah? Ngapain?"
"Gak tahu. Masalah nilai kali."
Haechan dan Jaemin menatapku cemas. Aku langsung berlari meninggalkan Haechan dan Jaemin didalam kantin untuk keruang bu Taeyeon yang cukup jauh itu karena terletak didekat gerbang depan. Takut jika ada masalah dengan nilaiku atau aku mendapatkan nilai terendah, sedangkan aku sangat malas untuk remedial. Apalagi jika remedialnya mengerjakan soal sendirian, aku harus menyontek dengan siapa?
Aku menarik napas sebelum mengetuk pintu. Perasaanku bilang ini bukan hal baik. "Misi bu, ini Chenle."
"Iya, sini duduk." Bu Taeyeon menepuk sofa disebelahnya tapi aku mengambil tempat di sofa kulit berwarna cokelat muda berhadapan dengan bu Taeyeon. Aku sedikit curiga, biasanya jika disuruh duduk berarti ada sesuatu yang mau diceritakan cukup panjang dari bu Taeyeon dan itu bukan soal nilai. Aku sudah hafal.
"Kamu tau Le?" Bukanya, tanpa basa basi. Tatapannya lembut namun ada guratan kesedihan.
"Tau apa bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Memories (End)
Teen FictionSuka cerita ini? you can follow me for more stories♡ Kenangan itu datang ketika aku tidak meminta kehadirannya. *** Aku, Wong Chenle akan menceritakan tentang dia, pria yang tiba-tiba saja hadir disetiap lembaran hari-hariku. Sosoknya seperti noda...