Err... bagaimana ya? Mau banget gitu marah karena mendapat panggilan 'mesum' tapi masalahnya aku tidak mau menambah lebih banyak kesan buruk lagi dihadapan Romeo. Ya, kalau begitu untuk saat ini sebaiknya aku mencoba perbaiki imejku yang hancur tadi.
"Ekhem!" dehamku yang mencoba mengambil perhatian. "Begini ya, kuberitahu padamu kalau aku ini bukanlah bangsawan, aku hanya sekedar rakyat biasa yang sedikit berkecukupan sehingga bisa memiliki seorang pengawal, dan sebuah pakaian mewah," ucapku yang jelas sekali hanya alasan.
Dalam sekejap dapat kurasakan hawa mencekam yang datang dari arah sebelahku alias si Ainsley. Maaf nak, tapi aku harus melakukan ini demi masa depan cerah, kalau aku tak melakukan ini maka aku akan mati muda kelak.
"Lalu, apa maumu dengan datang ke rumahku hah?" sinisnya. Astaga ini orang ngomongnya tidak bisa santai gitu kah? Baik-baik dikit dirundingkan gitu loh, ini malah langsung main sadis. "Ah, atau kau ingin menghina orang-orang yang hidup di desa?"
Astaga! Woy! Ini aku datang kemari dengan niat baik-baik, tapi bisa-bisanya kau malah berpikiran serba buruk mengenaiku. Hah... sabarlah Valerie, kau harus bertahan demi mencapai keselamatan hidupmu di masa depan nanti.
Aku tersenyum manis kearah Romeo sambil membungkuk memberi hormat. "Tidak," sahutku, "ijinkan aku memperkenalkan diri dulu, aku adalah Valerie yang akan menjadi gurumu mulai sekarang."
"Guru?" bingungnya.
"E-Eum permisi nak." Aku menoleh kearah wanita paruh baya yang tampak juga sama kebingungannya dengan Romeo. "Ta-Tapi kami tidak pernah memperkerjakan seorang guru, selain itu kami juga tak memiki uang yang cukup untuk membayarmu nak."
"Bibi tidak perlu membayar saya. Saya melakukan ini dengan sukarela kok, jadi saya tidak memungut biaya apapun dalam hal ini," timpalku. Namun tampaknya wanita paruh baya itu masih tak dapat mempercayai ucapanku. Aku hanya dapat menghela nafas berat melihatnya.
"Apa kau tidak memiliki maksud terselubung, hm?" tanya Romeo tiba-tiba. "Maksudku, di dunia ini sudah pasti tidak ada yang gratis bukan? Dan tak mungkin juga kau mau dengan sukarela membagi ilmu yang hanya bisa di dapatkan dengan biaya mahal."
Ah, kau tidak salah nak! Aku memang tidak melakukan hal ini dengan gratis, dan imbalan yang kuinginkan tak lain adalah jaminan dari sosok calon kaisar sepertimu. Ya tapi mana mungkin sih aku ngomong seperti itu secara terang-terangan, yang ada aku akan masuk penjara karena dianggap sebagai orang gila.
Hih, ogah!
Aku mengangkat tanganku, dan berpura-pura memijit Batang hidungku. "Ah, tidak, kau mungkin benar," ucapku sok dramatis. "Aku memang tidak melakukan ini dengan sukarela, yang kuinginkan adalah agar kau segera pintar!"
Aduh sumpah dramatis banget, aku jadi jijik begini kan, apa mereka akan merasa jijik juga ya saat men—. Ah, tampaknya kejijikan ini tidal berlaku bagi orang-orang kuno ini ya. Buktinya lihat saja bagaimana wanita paruh baya itu, dan paman kusir terlihat sangat terharu mendengar kata-kataku.
Ya... walaupun Romeo dan Ainsley sama-sama tak menampilkan ekspresi apa-apa sih sebagai respon dari ucapanku ini. Tapi setidaknya ini berhasil membujuk para orang dewasa.
"Astaga niatmu sungguh mulia, kau boleh menjadi guru Romeo! Aku akan menerimamu sebagai gurunya," ucap wanita paruh baya itu dengan nada bicara yang sangat antusias.
Romeo mendelik tajam kearah ibu angkatnya itu. Dia berkata, "Ibu kenapa kau seperti itu? Kita tidak boleh mempercayai tipu muslihat anak ini dengan semudah itu," protesnya.
Aku sontak memasang senyum kemenangan, dan menatap remeh kearah Romeo. Kenapa? Itu karena aku sudah menang kali ini, mau seberapa kuat Romeo mengelak, dia tidak akan bisa mempengaruhi ibu angkatnya itu lagi.
"Ish Romeo, tipu muslihat macam apa yang kau harapan dari seorang anak perempuan sepertinya hah? Berhentilah berpikiran buruk tentang anak ini, dia sangat bijak bahkan di usia mudanya kau tahu." Hehehe, aku menang kan, mangkannya jangan meremehkan si penulis cerita.
"Cih." Romeo mengambil kembali keranjangnya yang jatuh kemudian langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa mempedulikanku. Ahaha, kesel deh, tampaknya pelajaran pertama yang harus kuberikan kepadanya adalah perihal etika dan sopan santun.
Awas saja kau Romeo, aku mendeklarasikan kalau mulai hari ini aku akan mengajarimu banyak hal! Dengan begitu kau dapat mengingat jasaku, dan membalasnya dengan jaminan!
"Ayo-ayo masuklah," ucap wanita paruh baya itu sambil mengundang kami masuk ke dalam rumahnya. "Maafkan tingkah Romeo ya, dia memang sulit bergaul dan sifatnya itu sangat dingin. Meski begitu dia adalah anak yang sangat baik kok, dia rajin membantu dan menaati perintahku beserta suamiku."
Hmm... memang sisi mengejutkan dari Romeo. Seorang pria sadis yang membunuh ratusan ribu jiwa dengan tangannya sendiri saat berperang. Tak kenal ampun dan selalu di segani oleh semua masyarakat kekaisaran lain. Ternyata dia adalah anak kecil yang patuh dan taat pada orang tua toh meski etikanya kepada tamu sangatlah kurang.
"Hei, kau boleh menjadi guruku, tapi aku tak menerima orang asing yang tidur di rumahku."
Ukh! Menyebalkan. "Dih, kau kira aku mau hah tinggal satu atap bersama anak menyebalkan seperti kau! Tentu saja aku akan pergi mencari rumah kosong atau penginapan di desa ini," kesalku.
"Eum... tapi..." Aku menoleh menatap ibu angkat Romeo yang sedang meringis sambil menggaruk pelan pipinya. Dia terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, hm.
"Ada apa, bibi?" tanyaku.
"Masalahnya di sini kan adalah sebuah desa kecil yang tentram, jadi tidak ada yang namanya penginapan dan rumah kosong hehehe."
Hm, ingin kuberkata kasar.
=====
Akhh, aku lupa gaes kalo kalian pasti dari beragam zona waktu 😭
Mungkin aku harus sering-sering kasih keterangan waktu kalau misalnya mau double update, hiks. Maaf ya semuanya, tadi itu jam 8 maksudnya 8 WIB ya...
Btw, daerah kalian saat ini masuk dalam zona waktu apa?
Awokwokwok, yo dah deh~
Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...
Sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo, Take Me! [END]
Romance[Réincarnation Series #6] Aku terbangun sebagai seorang gadis bangsawan yang memiliki kehidupan suram. Aku bukanlah tokoh antagonis dalam cerita, dan aku juga bukan pemeran utama. Aku adalah tokoh sampingan yang akan meninggal demi menggantikan peme...