T U J U H

42.3K 8K 816
                                    

Ainsley melangkah keluar dari kereta kuda tersebut, dan berjalan memasuki hutan untuk mencari desa tersebut. Ia berjalan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh sang kusir kepadanya, hingga akhirnya ia menatap ke arah sebuah pemukiman kecil yang di kelilingi oleh padang rumput. Tempat tersebut tampak sangat damai dan tentram, semua itu dapat terlihat dari bagaimana para warganya yang terlihat saling berteman satu sama lain.

Sementara itu, sang kusir merasa kebelet, dia melirik ke sosok gadis yang sedang tertidur. "Aduh, aku tak sanggup, lagi pula tempat ini pasti aman jadi tidak akan ada yang menculik dia," gumamnya pelan sebelum akhirnya ia meninggalkan Valerie sendirian, dan pergi mencari sungai terdekat.

Di dalam kereta, Valerie yang sudah tak dapat merasakan guncangan kereta akhirnya terbangun karena merasakan keanehan. Dia mengusap matanya pelan, dan memandang kearah pintu kereta yang rupanya telah terbuka lebar. Gadis itu sontak bangun dari posisi tidurnya, dan mencari sosok orang yang ia kenal.

"Ainsley? Paman kusir? Hey dimana kalian? Aku hanya tertidur sejenak dan sekarang kalian sudah menghilang?" bingungnya sambil memandang ke sekelilingnya karena masih tak dapat menemukan keberadaan sosok dari dua orang yang dikenalinya.

Gadis itu menatap kearah hutan belantara, dan mulai melangkah masuk ke dalamnya. Matanya itu menelusuri setiap seluk beluk hutan, hingga akhirnya indra pendengarannya menangkap sebuah suara pergesekan antar semak-semak yang terjadi di lokasi tak jauh darinya.

Valerie sontak bergegas lari menuju kearah sumber suara itu. Dia menyingkirkan semak-semak terakhir yang menutupi jalannya, hingga akhirnya gadis itu malah terpaku diam di tempatnya sambil menatap kearah seorang anak laki-laki yang juga sedang menatapinya.

"Siapa kau?" tanya anak itu.

"Bagaimana dengan kau?" ucap Valerie yang balik bertanya.

"Kau jawab dulu pertanyaanku."

"Tidak mau, kau jawab dulu pertanyaanku maka aku akan menjawab pertanyaanmu."

"Baik, kita sebutkan bersama saja!" usul anak laki-laki itu. "Satu! Dua! Tiga!"

"Valerie!"

"Romeo."

Dalam sekejap suasana di tempat itu langsung menjadi sangat hening. Valerie menatap sosok Romeo dengan tatapan mata yang terkejut sekaligus kebingungan karena ia belum siap untuk bertemu dengan sosok ini secepat itu. "Romeo, itu namamu kan?" ucapnya.

Romeo sontak memandang malas ke arah Valerie. "Apa telingamu itu tuli? Bukankah aku barusan menyebutkan namaku dengan jelas kepadamu hah?"

Valerie mengabaikan hinaan Romeo kepadanya, dia terlalu fokus dengan pikirannya sendiri saat ini. Tak lama kemudian ia berkata, "Bawa aku bersamamu! Aku akan menjadi gurumu."

"Kau gila? Anak sekecil kau, ingin menjadi guruku?"

"Ohohoho, tentu saja," sahut Valerie.

Romeo memejamkan matanya sejenak saat melihat ekspresi Valerie yang terlihat seperti ekspresi jahat di matanya. Pria itu menghela nafas berat kemudian membalikkan badannya. "Kau bukan orang sini kan, karena itu pergilah, jalan saja mengikuti jalanan di sini, nanti kau akan menemukan pemukiman desa," ucap Romeo.

Valerie mengerutkan dahinya. "Apa kau sedang mengusirku saat ini? Tapi kau belum menjawab perkataanku tadi," herannya sambil melangkah maju mendekati Romeo yang sedang sibuk memetik daun.

"Iya, aku mengusirmu. Pertanyaanmu tak masuk akal, jadi pergilah, kalau anak-anak desa melihatmu berbicara padaku nanti mereka akan menjauhimu," sahutnya.

Valerie terdiam sejenak sebelum akhirnya ia mulai duduk di atas rumput sambil memandangi Romeo yang sedang mencabut tumbuhan. Romeo dapat mengetahui kalau Valerie tidak minggat melainkan malah duduk dengan santainya, namun dia memilih untuk tak ambil pusing karena ia memiliki kerjaan yang harus dilakukan.

Sampai akhirnya seluruh pekerjaannya untuk mencabuti tanaman obat selesai, dan sosok Valeri masih tak beranjak dari tempat duduknya sama sekali. Romeo menatap risih kearah gadis itu. "Kau ini sebenarnya ada gangguan apa sih? Dilarang kok malah semakin dilakukan."

"Karena hukuman ada untuk dilanggar," sahut Valerie dengan begitu bangganya yang membuat Romeo tak habis pikir dengan gadis itu. "Selain itu aku tidak peduli kalau mereka menjauhiku, untuk apa aku berteman dengan mereka?"

Romeo terdiam. Dia menatap kearah Valerie dengan begitu teliti, mulai dari gaya pakaian, model rambut, hingga tingkah laku, semuanya diperhatikan oleh Romeo sebelum akhirnya ia berkata, "Ya, tak heran seorang bangsawan sepertimu tak ingin berteman dengan anak-anak biasa sih."

Dalam sekejap Valerie langsung mendelik tajam kearah Romeo. "Apa kau bilang?" kagetnya.

"Telingamu benar-benar tuli ya?"

Perempat siku tercetak jelas di pelipis Valerie saat ini. Gadis itu tak habis pikir dengan betapa menyebalkan sifat sebenarnya dari sosok Romeo, padahal seharusnya pria itu irit kata-kata dan kejam, bukannya malah bermulut pedas dan tukang ngehina orang seperti ini.

Valerie berdeham pelan. "Begini ya tuan Romeo yang baik hati dan tidak sombong. Aku, Valerie, tidak pernah memilih-milih teman dalam hal-hal seperti itu, tetapi aku selalu memilih teman dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah agar aku tidak terjerumus dalam hal dosa."

Romeo menggidikkan bahunya sejenak sebagai tanda kalau ia tidak peduli sama sekali dengan ucapan dan kata-kata bijak yang keluar dari mulut Valerie. Dia bangkit berdiri sambil membawa keranjang kayunya yang berisikan begitu banyak tanaman, kemudian jalan begitu saja meninggalkan Valerie yang masih terdiam di tempat sambil menatap punggung Romeo.

Romeo berjalan layaknya orang tak memiliki beban hidup. Namun jujur saja, dalam hatinya dia merasa sedikit khawatir jika harus meninggalkan Valerie sendirian di dalam hutan belantara seperti ini. Belum lagi mengingat kalau sosok yang ia tinggal sendirian itu tak lain adalah putri bangsawan, maka akan ada banyak orang jahat yang mengejarnya.

Pria itu mengepalkan tangannya dengan erat kemudian berdecak kesal sebelum akhirnya memutuskan untuk memutar balikkan badannya, dan kembali ketempat semula.

"Dasar gadis bangsawan merepotkan."

Normal pov end

=====

Hayo pada penasaran sama wajahnya Romeo kan~

Sini-sini kita jawab pertanyaan receh lagi baru aku kasih hadiah foto mukanya Romeo di chapter besok, awokwokwok.

[1] Apa huruf kelima dalam abjad?

[2] Sayur apa yang dingin?

[3] Binatang apa yang bisa nyanyi dangdut?

Fiks kalian yang bisa jawab benar pada receh semua dah 🤣👊

Silahkan di jawab ya, kalau ada yang benar, besok aku taruh pic Romeo sampai dua atau tiga lah.

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang