'Brak
"KAKAK!"
Aku segera berlari menghampiri pria bersurai merah muda yang sedang sibuk membaca surat kabar di ruangannya. Dengan buru-buru aku duduk di sofa dan langsung meminum teh yang dihidangkan di meja tersebut dengan sangat rakus.
"Hei ada apa denganmu? Apa kau kerasukan lagi sekarang? Padahal aku sudah mengundang begitu banyak pengusir setan kemarin, dan tampaknya tidak ada yang berubah dari suasana rumah ini."
YA KARENA AKU MEMANG GA KERASUKAN SETAN WOY!
Tau ah gelap, susah berbicara dengan keluarga yang kuno seperti ini. Aku menghela nafas dalam kemudian menatap mata kakakku dengan begitu intens kemudian berkata, "Kakak, ijinkan aku pergi melihat acara penobatan sang kaisar!"
"Astaga, kau gila?"
"Kak, bisakah kau berhenti mengatai adikmu ini gila? Lama-lama aku bisa jadi gila sungguhan loh," ketusku.
"Ya kau kan memang sudah gila."
Arghh! Ga tau ah, kesal.
"Kau tahu sendiri kan kalau status keluarga kita ini tidak memenuhi syarat untuk pergi menyaksikan acara penobatan sang kaisar baru itu?" ucapnya yang kubalas dengan anggukan kepala. "Lalu kenapa sekarang kau masih nekat ingin menemuinya saat kau sadar kalau kau tidak bisa?"
"Tidak apa kak!" ucapku bangga. "Aku datang kemari bukan untuk memaksa agar diriku dapat pergi menyaksikan acara penobatan itu, tapi tujuan sebenarnya aku datang kemari adalah untuk meminta ijin padamu!"
"Ijin apa?"
Aku memberi aba-aba pada kakakku untuk tunggu sebentar di kursinya lalu aku berjalan menuju pintu ruangan tersebut, dengan cepat aku langsung menarik Ainsley masuk ke dalam ruangan. "Kakak lihat barang-barang yang dibawa oleh Ainsley saat ini?"
Ucapku sambil menunjukkan tas yang dibawa oleh Ainsley. Kakakku menganggukkan kepalanya sebagai respon. "Nah, ini dia yang akan kulakukan, aku akan menyusup masuk ke dalam wilayah kekaisaran, bagaimana? Bukankah aku jenius sekali?"
"Tidak, kau bodoh sekali sayang."
Lah? Salahku apa atuh. "Tapi ka—."
'Brak
Astaga ada apa lagi ini, kenapa tiba-tiba pintu kembali dibanting dengan begitu kencang. Aku sontak langsung menoleh ke arah pintu dan menatap lama kearah seorang pria paruh baya yang sedang memasang wajah seramnya saat ini. Demi apa, ini orang memang wajahnya itu tidak bisa senyum sedikit gitu ya?
"Kau ada tamu," ucapnya. Dan tak lama kemudian, tampak seseorang yang berjalan keluar dari balik pintu sambil memasang senyuman bangganya kepadaku. Sepasang mataku sontak membulat saat melihat siapa yang datang kemari dan mencariku.
"Selamat pagi tunanganku," ucapnya.
Kalian tahu siapa dia? Ya pasti ga tau sih, kan aku belum kasih tau. Kalau begitu kuberitahukan pada kalian kalau pria tampan bin psikopat yang berani-beraninya mengaku sebagai tunanganku ini adalah...
JAVIER!
Sial, kenapa dia di sini! Aku segera memalingkan wajahku sambil sebisa mungkin berpura-pura tak mengenalnya. Kenapa dia harus berada di sini saat ini? Apa dia benar-benar menginginkan jari dan hatiku sampai mengejarku hingga kemari hah?
"Duke Javier datang kemari karena merasa sangat rindu denganmu katanya," ucap pria itu dengan tatapan datarnya. "Dia juga mengajukan lamaran untuk bertunangan denganmu, dan aku menerimanya."
BANGSAT! KAU MENERIMANYA?!
Astaga bapak sendiri, ingat. Para pembaca diharapkan untuk tidak meniru kedurhakaan ini jika tidak ingin besar dosa ya. Demi apa ayahku baru saja berkata kalau dia menyetujui pertunangan antara aku dengan si tokoh penjahat ini? Apa kau sedang mencoba untuk mempersingkat hidup putrimu ini hah!
Aduh rasanya hidupku memang tidak akan lama lagi deh. Wahai muridku Romeo, kemana kau pergi nak? Nyawa gurumu ini sudah berada di ujung tanduk asal kau tahu saja, dan jika kau masih tak memberikanku jaminan perlindungan maka seratus persen kujamin aku akan mati muda lagi.
"Jadi kau sekarang adalah tunanganku, karena itu aku akan sering-sering datang kemari untuk berkunjung," ucapnya. "Oh, dan hari ini aku datang membawakanmu makanan loh, kemarin kan aku tidak jadi membelikanmu makanan, karena itu sekarang aku membawakanmu banyak sekali makanan."
Tidak-tidak, jangan berikan makanan itu padaku, aku takut kalau makanan itu beracun. Eh tapi sayang sih kalau membuang-buang makanan, mungkin nanti aku harus mencicipinya sedikit, dan kalau aku sakit perut maka fiks makanan itu beracun.
"Ayah, Valerie sudah gila, masa bisa-bisanya dia membuat rencana gila untuk menyusup masuk ke dalam istana kaisar agar bisa melihat penobatan sang kaisar baru yang akan diadakan besok malam."
Aduh kakakku, bisa-bisanya kau mengungkapkan rencanaku itu di depan Javier hah! Aku tak masalah kalau kau mengungkapkannya kepada ayah biar kalian berdua hina saja aku sepuasnya, tapi kenapa sekarang kau malah mengatakannya di depan Javier juga, hiks.
"Ah, jadi tunanganku ini ingin melihat acara penobatan sang kaisar." Duh, dia pakai acara nyaut segala lagi. "Aku mendapatkan surat undangannya sih, dan akan segera pergi esok hari di pagi buta, tapi kurasa membawa satu orang lagi bersamaku maka tidak akan menjadi masalah."
Eh?
"Kau bersedia membawaku juga?" tanyaku.
"Apa yang tidak untuk tunanganku?"
=====
Kenawhy liburan gini diriku malah jadi sibuk dengan tugas (ಥ_ಥ) mana tugasnya ribet ga ketulungan lagi, hiks.
Sad ah~
Eh iya, btw kapan-kapan aku kasih foto momen deh, kalian mau momen siapa?
- Valerie-Romeo
- Valerie-Javier
- Valerie-Ainsley
- Atau opsi lain hohoho.
Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...
Sampai jumpa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo, Take Me! [END]
Romance[Réincarnation Series #6] Aku terbangun sebagai seorang gadis bangsawan yang memiliki kehidupan suram. Aku bukanlah tokoh antagonis dalam cerita, dan aku juga bukan pemeran utama. Aku adalah tokoh sampingan yang akan meninggal demi menggantikan peme...