D U A P U L U H

36.2K 7.3K 280
                                    

Yap! Tampaknya mereka sama sekali tidak main-main dengan ucapan gila mereka kemarin. Masa hanya dalam satu hari tiba-tiba rumahku ini sudah seperti menjadi pusat nge-cosplay saja karena dipenuhi oleh orang-orang dengan berbagai jenis kostum yang datang kemari.

Ada yang mengenakan kostum penyihir lah, ada yang mengenakan pakaian serba hitam ala sekte aliran sesat lah, dan ada pula yang mengenakan pakaian model compang-camping seperti gelandangan. Sebenarnya ada masalah apa dengan otak ayah dan kakak laki-lakiku hah?

Hm, kewarasan yang patut dipertanyakan.

Tau ah bodoh amat, aku mending jalan-jalan keluar rumah saja bersama Ainsley dibandingkan harus diam di sini sambil memperhatikan para cosplayer yang katanya adalah seorang pengusir setan ini. Emang keluargaku aneh sekali kok.

"Jadi, mau kemana?" tanya Ainsley yang sedang menumpukan kedua tangannya pada pegangan pedang.

Anak remaja itu sekarang sudah berubah menjadi seorang lelaki. Tak kusangka kalau aku dapat melihat pertumbuhannya yang awalnya imut menjadi tampan seperti ini, kira-kira bagaimana rupa Romeo sekar—. ARGH! KENAPA AKU MEMIKIRKAN DIA LAGI!

"Hei, ada apa denganmu, jangan menjambak rambutmu sendiri," ucapnya sambil menarik tanganku yang sedang menjambak rambutku sendiri karena gusar. "Kau ini semakin hari semakin aneh saja."

"Hei Ainsley," panggilku yang dibalas dengan tatapan bertanya oleh pria itu. "Apa aku bisa bertemu dengan Romeo lagi?" Ya, tak dapat ku pungkiri kenyataan kalau aku tak dapat melupakan dia. Entah ada masalah apa dengan otakku.

"Entahlah, jika kau ingin menanyakan perihal masa depan maka tanyakan saja pada Tuhan, jangan padaku, kau kira aku seorang peramal apa hah? Aku ini ksatria loh sekarang, ksa-tri-a-be-sar," sahut Ainsley.

"Ya sudah, ayo kita pergi jalan-jalan."

=====

Normal pov

Valerie pergi mengunjungi pasar hanya sekedar untuk mencari hiburan. Dirinya sedang ditemani oleh Ainsley yang memang dari awal merupakan pengawal pribadinya, meski pun pria itu sekarang berstatus ksatria besar sekali pun dia tetap tidak ingin meninggalkan posisinya sebagai pengawal pribadi Valerie.

Mereka berjalan menghampiri kios-kios yang menurut Valerie cukup memikat, dan tanpa disadari rupanya mereka berpapasan dengan seseorang yang mengenakan tudung hitam. Sosok bertudung hitam itu berhenti sejenak saat berpapasan dengan Valerie, namun Valerie tidak, dia terus melanjutkan acara jalan-jalannya.

"Rambut merah, langka sekali," gumam orang itu yang kemudian kembali berjalan menuju ke sebuah bangunan kecil dan sepi yang terletak tak jauh dari tempat mereka berpapasan tadi. Ia melangkah masuk kemudian melepaskan tudung hitamnya. "Hey parah! Aku melihat seorang gadis bersurai merah tadi!"

"Hm, Valerie, putri dari keluarga Marquess. Aku tidak tertarik dengan surai merahnya itu, dia berasal dari keluarga berstatus Marquess yang berarti keberuntungannya tidak setinggi Viona."

"Ah, Viona putri bersurai merah dari keluarga Duke Derand itu, kan? Tak kusangka kalau ternyata tuan mengejar surai merah gadis yang itu," ucapnya.

Pria bersurai hijau itu menganggukkan kepalanya sambil membaca buku tebalnya. "Surai merah itu jauh lebih membawa keberuntungan dibandingkan surai merah milik putri Valerie. Karena itu, aku lebih memilih memburu rambut milik putri Viona saja belum lagi mengingat kalau si Viona itu memiliki hubungan dengan Putra Mahkota, itu artinya dia sangat beruntung dengan surai merahnya."

"Eh, jadi kita tidak akan menargetkan putri Valerie?"

"Untuk saat ini, tidak. Sudah, aku mau pergi mencari buku lainnya dulu, buku tebal ini sangat membosankan dan aku perlu buku cerita baru untuk mengisi waktu luangku," ucap pria itu yang kemudian bangkit berdiri dan menutup buku tebal tersebut.

Dia berjalan keluar dari bangunan tersebut sambil memeluk buku itu, dan langkah kakinya berjalan melewati kerumunan dan menuju ke sebuah perpustakaan tempat dirinya biasa meminjam buku. "Aku ingin mengembalikannya lalu meminjam buku baru," ucap pria itu.

"Baiklah, atas nama tuan Javier?"

Pria bernama Javier itu menganggukkan kepalanya. "Hei nona pengurus perpustakaan, tak bisakah kau memberikanku rekomendasi novel yang bagus untuk kubaca? Aku rasa beberapa hari ini aku selalu mendapatkan novel dengan cerita yang membosankan."

"Maaf say—."

"Oh tentu, aku memiliki banyak koleksi cerita bagus untuk 'ku rekomendasikan, bagaimana kalau aku memberi rekomendasi cerita untukmu hohohoho!"

Javier sontak menoleh dan menatap bingung kearah sosok gadis yang sedang menutup setengah wajahnya dengan kipas. "Kau siapa?" bingungnya.

Gadis itu menutup kipasnya, dan sontak surai merahnya itu terlihat di mata Javier. Ia menatap lama ke arah surai tersebut. "Kau putri Viona?" tanyanya.

"Vi-Viona si pemeran utama?"

"Hah? Maksudmu?" bingung Javier.

"Ah, tidak-tidak, jangan anggap serius ucapanku barusan, aku ini memang sedikit aneh, hehehe. Oh iya ngomong-ngomong aku bukan putri Viona melainkan Valerie, salam kenal!"

"Valerie, putri dari keluarga Marquess?"

"Iya, kau tak perlu sungkan padaku. Selain itu, kau bilang ingin rekomendasi cerita seru bukan? Aku tahu banyak sekali judul cerita-cerita yang bagus di perpustakaan ini, ayo ikut aku," ucap Valerie.

Javier menatap bingung kearah punggung gadis tersebut. Dia bergumam pelan, "Apa itu benar-benar Valerie? Dia tidak tampak seperti gadis lesu yang pernah kulihat dulu."

=====

Yuhu, ada tokoh baru.

Dan yeay, hari ini aku bisa update pagian dikit awokwokwok. Nyuri waktu pas lagi daring~

Ciee... yang besok libur. Apa kabar sekolahku yang kagak libur daring besok, kesel dah, kesel. 😒

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang