D U A P U L U H E N A M

34.3K 7.1K 603
                                    

Aku bergegas membalikkan badanku untuk melihat Romeo, namun tiba-tiba Javier malah menarikku menepi hingga membuatku tak dapat melihat sosok Romeo yang berjalan masuk ke dalam ruangan ini.

Dia menekan badanku dan menyuruhku untuk berlutut sambil menundukkan kepala. Suasana ruangan menjadi sangat hening, bahkan lagu klasik yang menjadi pengiring ruangan ini pun telah berhenti terdengar.

Satu-satunya hal yang dapat kudengar saat ini adalah langkah kaki seseorang yang berjalan melewati begitu banyak bangsawan di sini. Tapi kenapa dari sekian banyak posisi, Javier harus menarikku hingga ke barisan paling belakang seperti ini, hiks.

"Berdirilah."

Suara tersebut terdengar memenuhi ruangan ini, dan para bangsawan mulai bangkit berdiri lagi. Aku bergegas bangkit berdiri untuk melihat Romeo, tapi...

SIALANN! KENAPA COBAANKU UNTUK MELIHAT ROMEO ITU BANYAK SEKALI SIH?

Lihat saja bagaimana Romeo yang duduk di singgasananya dengan dua buah sekat berbahan kain yang menutupi tempatnya sedang duduk saat ini. Sekat tersebut membuatku tak dapat melihat sosok Romeo sama sekali, dan jujur AKU KESAL ARGHHH!

Tau ah, gelap.

Kalau aku main terobos maka fiks sebelum melihat wajah Romeo aku akan langsung di tendang keluar dari ruangan ini. Jika aku berteriak namaku, dan ternyata Romeo tidak ingat siapa aku, maka fiks lagi nama keluargaku akan hancur.

Tapi, aku pantang menyerah! Aku bisa melihat sebuah bagian kosong yang tak diisi oleh penjaga, aku bisa diam-diam menyusup hoho—.

Ah, emang kampret.

MASA BARU JUGA MIKIRIN RENCANA BUAT NYUSUP LEWAT SITU EH TERNYATA SUDAH DI DATANGI OLEH PENJAGA JUGA!

Sudahlah, serba salah. Mari nikmati saja pesta ini, rasanya aku ingin memakan dan meminum semua santapan yang di hidangkan dalam acara ini saja, setidaknya lumayan karena bisa mendapatkan makanan gratis dibandingkan semuanya menjadi sia-sia.

Aku menoleh ke arah Javier yang sibuk dengan urusannya dalam bersosialisasi dengan bangsawan lainnya. Yap, karena aku tidak ingin menganggu pria itu, maka aku berjalan sendiri menuju meja yang berisikan cemilan dan minuman, lalu mulai mengkonsumsi mereka.

Hitung-hitung aku juga sudah mempersiapkan hal ini dengan tidak makan dari tadi pagi sehingga sekarang aku dapat makan semua hidangan ini sepuasnya, hohoho.

Mari kita nikmati.

Aku mulai mengambil sebuah dessert, kemudian mengambil segelas berisikan sebuah cairan berwarna bening namun sedikit kekuningan, baunya terasa tak asing namun aku tak dapat mengingat bau apa itu, namun yang pasti karena ini makanan hidangan untuk para bangsawan itu artinya makanan ini aman.

Dengan lahap, aku memakan makanan tersebut, dan meminum air yang disediakan juga. Hingga akhirnya seiring berjalan waktu, aku mulai merasa kekenyangan, dan memilih untuk menyelesaikan acara makan-makan besar ini.

Aku membalikkan badanku, dan mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan. Tapi kok semuanya jadi berbayang gini, ya? Lihat-lihat, mereka semua tampak seperti dua orang dalam satu tubuh, dan ruangan ini juga terasa seperti berputar-putar.

Bentar, kenapa jadi seperti ini. Jangan bilang kalau minuman tadi adalah...

WINE PUTIH?!

Ah sial pantas saja baunya seperti bau yang biasa kucium dari si ayah bangsawan itu, mampus sudah.

Dengan pandangan seperti ini aku tak dapat mengenali wajah siapapun di ruangan ini, aku tak tahu dimana Javier dan bagaimana rupanya. Yang bisa kulakukan saat ini adalah berusaha sebisa mungkin untuk berdiri kokoh sambil mencari pria itu.

Valerie POV end

=====

Normal POV

Valerie berjalan dengan langkah yang sedikit linglung dikarenakan kondisinya yang setengah mabuk saat ini. Untung saja kepalanya masih dapat berpikir jernih meskipun pandangannya sama sekali tidak mau berkompromi.

Dia berjalan tak tahu arah dan tampak seperti orang yang kebingungan. Langkah kakinya berhenti di tengah ballroom, dan dia terdiam di situ sambil berusaha keras untuk menjernihkan otaknya serta pandangannya. Surai merah yang awalnya terikat itu kini telah terurai bebas begitu saja.

Seorang pria yang sedang duduk di singgasananya itu menatap lurus ke arah dua buah sekat yang menutupi dirinya saat ini. Manik kelamnya terlihat sangat dingin, pandangannya kosong, meski begitu aura bijaksana tetap terpancar dari sosoknya itu.

Dia sontak menyipitkan matanya saat melihat siluet berwarna merah tampak di sela antara kedua sekatnya itu. Pria itu sontak bangkit berdiri dengan niatan untuk keluar dari sekat pembatas, namun seseorang menahan lengannya.

"Apa yang mau kau lakukan, Romeo?"

Romeo mendelik tajam ke arah orang yangs sedang menahan lengannya saat ini. "Lepas," ucapnya dingin, "atau aku akan memotong tanganmu saat ini juga." Orang tersebut sontak langsung melepaskan cengkeramannya dari tangan Romeo.

Romeo yang dilepaskan itu akhirnya langsung membuka kasar sekat yang membatasi dirinya dari ballroom tersebut. Para bangsawan yang awalnya sibuk berbincang tiba-tiba langsung menoleh ke arah Romeo yang berjalan keluar dari singgasananya.

Mereka semua tak dapat menyembunyikan rasa terpukau mereka saat melihat sosok Romeo yang terlihat sangat berkharisma dan menawan.

Sementara itu, Romeo menatap penuh terkejut ke arah seorang gadis bersurai merah yang sedang berdiri diam di tengah ballroom sambil sibuk dengan pikirannya sendiri. Sesekali gadis itu tampak seperti akan terjatuh, dan sesekali gadis itu tampak cegukan.

Romeo paham betul apa yang sedang terjadi pada gadis itu, dan dia juga sangat mengenal sang gadis. Sudut bibirnya terangkat dan membentuk simpul tipis, pria itu berjalan hendak menghampiri sang gadis.

Namun, langkah kakinya berhenti dalam sekejap, rahangnya mengeras dan tatapan matanya menajam. Dia menatap seorang pria lain yang entah muncul dari mana tiba-tiba memeluk gadis itu.

"Javier."

=====

Hiya update pagi deh hari ini awokwokwok, biar kalian ga kena gantung terlalu lama 🤣

Btw sampe sini ane mau memastikan nih, kalian...

Masih dukung Valerie-Romeo kan?

Siapa tau ada yang sudah pindah kapal ke kapal Javier gitu 🌝🤭

Yodah deng~

Terima kasih banyak buat kalian yang meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, kalau ada salah kepenulisan mungkin boleh minta koreksinya, jangan lupa vote dan commentnya yaa...

Sampai jumpa!

Romeo, Take Me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang