T I G A P U L U H E N A M

30.5K 5.8K 663
                                    

⚠️ Warning! Chapter ini mengandung keuwuan!
Harap baca diam-diam kalo ga mau dianggap orang gila gara-gara senyum-senyum sendiri.
_________________________________

Valerie POV

Argh!

Demi apa, pemandangan ter-hakiki macam apa yang sedang kulihat dengan sepasang mataku saat ini. Lihatlah bagaimana luar biasanya otot perut ini, aku sampai tak bisa berpaling barang sedikit pun, aduh berdosa banget aku tuh.

"Apa kau akan selamanya menempelkan jidatmu pada tubuhku?"

Ah, iya. Aku terlalu menikmati pemandangan indah sampai lupa dengan posisi saat ini. Dengan cepat aku langsung menjauhkan diri dari Romeo sambil menutup sepasang mataku dengan tangan. Ohoho ini dosa sekali, mataku sudah ternodai oleh pemandangan indah di pagi hari macam ini, yang sialnya aku suka, ekhem!

Tidak baik sih kalau keindahan ini di sia-siain, ngintip sedikit harusnya tidak apa 'kan? Aku hanya perlu menjauhkan jarak antar jariku dan melih—. Uh, sexy~

ASTAGA TOBAT SAYANG!

Wahai akhlak, kemanakah dirimu? Aku sontak membalikkan badanku dan berlari ke tembok terdekat untuk mencari akhlak dengan cara membenturkan kepala ke tembok berulang kali. Kembalilah Tuan Akhlak, jangan biarkan otak gilaku ini merajalela.

"Valerie!"

Tiba-tiba tembok yang kugunakan untuk membenturkan kepala ini terasa empuk, aku sontak mendongak dan mendapati tangan Romeo yang sedang menahan kepalaku dari benturan tembok. Tapi lagi-lagi ...

BADANMU ITU LOH ROMEO! KENAPA HARUS TAMBAH MEPET KE PUNGGUNGKU ARGHH! AKHLAKKU LAGI ILANG WOY!

Aku kembali membalikkan badanku, dan meneguk ludah dengan susah payah saat melihat pemandangan luar biasa ini. NAH KAN ILANG LAGI AKHLAKNYA!

"ROMEO MUNDUR!"

Romeo tampak kebingungan saat aku mendorong dia untuk mundur beberapa langkah dariku. Dia hendak berjalan mendekatiku lagi dan sontak aku berlari ke atas ranjang Romeo sambil menutupi wajahku dengan selimut putihnya.

"JAGA JARAK! JANGAN DEKAT-DEKAT!"

"Tapi, Vale—"

"NANTI AKU JANTUNGAN LOH! KAU MAU CALON ISTRIMU MENDERITA PENYAKIT JANTUNG GARA-GARA HAL SEPELE SEPERTI INI?!"

Tiba-tiba Romeo mengangkat sudut bibirnya, dan malah berjalan mendekatiku. Aku sontak mengambil langkah mundur, dan menutupi setengah wajahku dengan selimut pria itu. Sumpah, pagi ini tidak baik sekali untuk kesehatan jantung.

Hingga akhirnya aku sudah tidak bisa melangkah mundur lagi karena tepat di belakang punggungku adalah sebuah tembok. Dapat kulihat seringai Romeo yang semakin lebar saat ini, dia meletakkan tangannya tepat di sampingku dan mengunci pergerakanku.

"Kau harus terbiasa, Sayang. Percayalah, setelah kita menikah nanti, hal seperti ini akan menjadi lebih sering dan lebih parah."

ASDFGHJKL! SUDAH! MATI AJALAH AKU!

Dia terdiam menatapku dengan jarak sedekat ini. Astaga sekarang aku merasa sangat menyesal karena kurang mempedulikan kesehatan kulit wajahku, kalau dari jarak sedekat ini ternyata dia sampai bisa melihat pori-pori kulitku bagaimana? Kan hancur imej feminimku, hiks.

"Hm, kutebak, kau habis memakan cemilan, apa aku benar?"

Ah, dia bisa melihat bekas remahan kuenya ternyata. Dengan cepat aku mengangkat tanganku dan hendak mengusap sudut bibirku. Namun tangan Romeo tiba-tiba menahannya, dan dia ...

Romeo, Take Me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang