T I G A P U L U H

35.3K 6.5K 853
                                    

"Silakan."

Tepat setelah mengucapkan kata tersebut, pintu besar yang sama dengan yang kulihat semalam akhirnya kembali terbuka dan menampilkan ruangan mewah yang tak pernah bisa bosan di pandang kedua mataku, mereka terlalu mahal untuk dianggap membosankan. Selama melihat ruangan ini, otakku terus memikirkan berapa kira-kira harga furniture itu jika di jual.

Hm, hujan uang, aku suka.

"Hei, matamu terlihat berbinar-binar saat melihat semua barang-barang berlapis emas itu." Aku tersentak kaget, dan menoleh ke arah Javier yang sedang menatapku. "Apa kau sesuka itu dengan emas? Kalau iya maka aku akan membuatkan sebuah ruangan khusus yang berisikan emas untukmu saat kau menjadi istriku nanti."

Aduh pak, enteng banget ngomongnya, dikira emas metik dari pohon apa. Tapi jangan cari masalah deh sama tokoh antagonis, mending ngangguk aja. "Hehehe, iya. Terserahmu mau melakukan apa asal jangan menginginkan hidupku," ucapku.

"Tapi aku menginginkan hidupmu."

Mampus ga tuh!

Demi apa keringat dingin langsung membanjiri tubuhku saat ini. Aku hanya bisa tertawa canggung sambil mulai melangkah mundur, tapi apa daya tangan kami yang sedang saling berpautan satu sama lain sehingga membuatku tak dapat menjauhinya saat ini.

"Ta-Tapi ke-kenapa?" Malah gagap lagi, aduh. Ah bodoh amatlah, ya. "Kenapa kau menginginkan hidupku?"

Dia mengangkat salah satu sudut alisnya kemudian mengangkat sudut bibirnya. "Kalau kita menikah, bukankah itu artinya kau harus memberikan seluruh hidupmu kepadaku, suamimu?"

"Bagaimana kalau aku tidak menikahimu?"

"Kau harus, bagaimanapun caranya."

Ah, mampus.

=====

Dan, sekarang. Aku sedang duduk di kursi tempat berkumpulnya para bangsawan wanita. Otakku mengalami krisis besar-besaran saat ini karena si antagonis malah mengincar hidupku dan menginginkan aku untuk menikahinya. Cara untuk selamat? Sebenarnya hanya tinggal menikah aja.

TAPI YA GA SEMUDAH ITU!

"Nona Valerie adalah bangsawan dengan status terendah di ruangan ini, ya?" ucap seorang wanita yang tiba-tiba mengajakku berbincang. "Setahu saya batas gelar terendah untuk mendatangi acara ini adalah Duchess, tapi kenapa tiba-tiba seorang putri Marquess bisa mendatangi acara seperti ini?"

"Hey, jangan seperti itu. Kau tak lihat kalau semalam dia datang sebagai pasangan Duke Javier, bahkan setelah itu dia dengan beraninya menggoda Kaisar di depan umum dengan berpura-pura mabuk, kan jadinya sudah pasti kalau dia bisa datang kemari karena menggoda banyak pria."

Wahai tangan, bersabarlah, kalau kau ingin menampar pipi seseorang, setidaknya kumpulkan dulu kekuatanmu lalu tampar hingga pipi mereka bolong sekaligus.

"Hahaha, benar sekali. Nona Valerie ternyata sangat berpendidikan di usia muda ya, dia bahkan sudah menjadi lacur sebelum memiliki suami, saya merasa kasihan dengan Duke Javier yang menjadi tunangannya itu."

Panas kawan, panas! Telingaku rasanya berdenyut setiap kali mendengar cibiran sarkas mereka, padahal aku tak melakukan kesalahan apapun pada mereka. Tapi untuk menjaga martabat maka aku tidak akan membalas mereka, biar mulut tak berpendidikan mereka itu terus menggonggong.

"Ah, semalam Nona juga dibawa pergi oleh Yang Mulia Romeo, bukan?" timpal seorang bangsawan yang kini mulai membawa-bawa nama Romeo dalam permasalahan. "Oh bagaimana malam kalian semalam? Apa si Kaisar muda itu sangat hebat dalam permainan semalam?"

Sudah cukup, aku tak bisa menahan cibiran yang satu ini. "Ah, apa Duchess penasaran dengan apa yang terjadi di antaraku dengan sang Kaisar, tadi malam?" ucapku dengan senyuman, dia menganggukkan kepalanya dan dengan senang hati aku membalas,

Romeo, Take Me! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang