Kali ini aku benar-benar meninggalkan meja dengan senyum kemenangan yang terpampang jelas di bibirku. Berbanding terbalik dengan mereka yang berada di meja sana, suasana tampak hening dan mereka semua tak berani mengucapkan sepatah kata pun karena kedok mereka yang baru saja kusindir adalah sebuah kenyataan.
Ah, kurasa aku tak akan memiliki teman jika mulutku setajam ini, namun ya peduli amat yang penting aku bersyukur memiliki mulut seperti ini sehingga dapat menindas balik orang-orang itu.
Aku merasa sangat senang setelah membalas ucapan mereka tadi. Hingga aku tak sadar kalau di depanku terdapat seseorang, dan aku otomatis menabrak tubuhnya serta menumpahkan minuman yang dipegang pria itu ke bajunya.
Sial, satu masalah hilang dan sekarang datang lagi masalah baru, hidupku kok mendadak jadi dramatis gini sih.
Sebelum kena marah, aku sudah terlebih dulu bergegas mengambil sapu tangan di sakuku dan melap pakaian pria itu. Dia tidak bergeming barang sepatah kata, dan tetap memandangiku dengan manik gelap mengerikannya ya walau tidak semengerikan milik Romeo.
Tapi entah mau seberapa banyak aku membersihkannya, noda itu tak bisa menghilang, hingga akhirnya aku menyerah dan memilih untuk berbicara dengan pria itu. "Eum tuan, maafkan saya karena kecerobohan saya jas tuan jadi kotor, dan karena kotorannya tak dapat menghilang, bolehkan saya mencucinya sendiri nanti kemudian mengembalikannya kepada tuan?"
Pria itu tampak seperti sama sekali tidak peduli dengan ucapanku, dia hanya menganggukkan kepalanya dan melepaskan jas yang ia kenakan lalu memberikannya kepadaku. Dia sangat dingin, seperti Romeo, tetapi untung saja mulutnya tidak pedas seperti Romeo saat aku pertama kali bertemunya.
"Boleh saya menanyakan nama dan alamat anda tuan? Nanti akan saya kirimkan," ucapku.
Dan akhirnya untuk yang pertama kalinya di membuka mulutnya, dan berkata, "Raja Georginio II dari Kerajaan Weinz, kau kirimkan saja ke kerajaan."
Sumpah demi apa! Dengan cepat aku langsung menganggukkan kepalaku dan berpamitan kepadanya, langkah kakiku langsung berlari terbirit-birit menjauhi pria bernama Georginio yang tak lain dan tak bukan adalah...
PEMERAN UTAMA PRIA!
Astaga kenapa dunia ini begitu sempit, bisa-bisanya aku bertemu dengan pemeran antagonis yang begitu keji, dan sekarang aku kembali bertemu dengan pemeran utama pria? Apa jangan-jangan tak lama lagi aku dapat melihat si pemeran utama wanita yang datang ke acara ini juga?!
"Nona Viona! Tak kusangka kau datang!"
DEMI APA! KENAPA JADI SEPERTI INI! RASANYA SEKARANG AKU DIKELILINGI OLEH TOKOH CERITAKU SENDIRI.
Aku segera berlari ke pojok ruangan dan bersembunyi di sana. Ballroom ini terasa seperti neraka bagiku, karena sedikit saja keterlibatanku terhadap si pemeran utama pria dan wanita maka seluruh alur cerita novel yang kubangun dengan susah payah akan langsung hancur dalam sekejap.
Bodoh sekali aku sampai bisa melupakan apa yang akan terjadi setelah hari ini berlalu astaga!
Seharusnya Viona saat ini datang kemari sebagai pasangan si pemeran utama alias Georginio, dan pada saat ini juga Viona akan bertemu dengan Javier yang tertarik pada keindahan rambutnya. Kemudian mulai dari hari ini dan hari-hari selanjutnya, Javier akan mulai membangun rencana untuk mengambil rambut itu.
ARGHH BISA-BISANYA AKU TERIKAT DENGAN JAVIER YANG AKAN MEMBUNUHKU TAK LAMA LAGI!
Aku kembali menatap Viona dengan antusias, dia akan segera berpapasan dengan Javier tak lama lagi dan itu berarti semua akan berjalan sesuai alur jika Javier berhenti untuk berbincang dengan Viona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo, Take Me! [END]
Любовные романы[Réincarnation Series #6] Aku terbangun sebagai seorang gadis bangsawan yang memiliki kehidupan suram. Aku bukanlah tokoh antagonis dalam cerita, dan aku juga bukan pemeran utama. Aku adalah tokoh sampingan yang akan meninggal demi menggantikan peme...