53. Biar Waktu Yang Menjawab

641 89 11
                                    

Pada setiap pertemuan pasti akan ada sebuah perpisahan di akhir ceritanya. Dan ada dua pilihan. Bertemu kembali atau tidak bertemu kembali. Tentunya Yoona mengharapkan opsi pertama di mana ia ingin kembali bertemu dengan orang-orang yang ditinggalkannya hari ini dalam waktu dekat. Rasanya sangat berat sekali. Tapi, tak ada pilihan lagi.

Satu jam sebelum keberangkatannya ke bandara bersama kedua orang tua dan adik-adiknya. Yoona berkumpul bersama keluarganya selama dirinya menetap di Bandung sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Waktu delapan tahun rasanya cukup memberi banyak kenangan yang tak akan pernah dilupakannya. Terlebih pertemuannya dengan sosok sahabat tercintanya, Seohyun. Yang berakhir menjadi jodoh dari sang paman yang merupakan seorang presiden jomblo.

"Assalamu'alikum..."

"Wa'alaikumussalam..."

Semua perhatian langsung tertuju pada Kyuhyun, Seohyun, dan Zaki yang baru saja tiba. Si kecil Zaki langsung menjadi incaran Yoona yang kini sedang galau.

"Dek Zaki, sini sama Kakak, yuk!" ujar Yoona, mengulurkan kedua tangannya pada sang adik sepupu kesayangannya. Namun, tanpa diduga penolakan malah ia terima, membuat rautnya seketika berubah sedih sekaligus kecewa. Untuk pertama kalinya ia ditolak oleh Zaki.

Seohyun yang melihat hal itu pun turut merasa sedih. Ia menatap si kecil yang sengaja menyembunyikan wajahnya di leher sang ayah. "Dek Zaki, ada Kakak Yoona, Dek. Dedek gak kangen, heum?"

Kyuhyun mengusap punggung si kecil lembut. "Dek Zaki kayaknya ngerti deh, kalo dia mau ditinggal sama Kakaknya. Apalagi selama dua pekan ini kalian sama sekali gak ketemu juga," jelasnya.

"Yah... Dek Zaki jangan gitu dong sama Kakak," gumam Yoona, lalu mendesah kecewa. Ia pun menyentuh kaki mungil Zaki yang hanya memakai kaos kaki.

Retno bangkit berdiri, menghampiri putra, menantu, dan kedua cucunya. "Dek Zaki gak mau ditinggal ya, sama Kakak Yoona?" tanyanya, mengusap lembut punggung cucu keempatnya.

Zaki hanya diam, kedua tangannya pun semakin erat memeluk leher ayahnya.

"Yoona, maaf, ya. Aku gak tau kenapa Dek Zaki gak mau digendong kamu," ucap Seohyun, merasa tak enak pada sang sahabat yang jelas sangat sedih.

"Padahal tadi di mobil Zaki manggilin nama kamu terus," tambah Kyuhyun.

"Mungkin mood Dek Zaki emang lagi kurang baik aja, Yoon," timpal Fany.

Helaan napas panjang keluar dari bibir Yoona. "Padahal tadi aku ngebayangin Dedek langsung meluk aku, karena dia juga kangen sama aku," ucapnya lirih.

"Sebentar lagi juga Dek Zaki pasti mau digendong sama kamu," ucap Kyuhyun.

"Iya, tapi kan gak sampe satu jam lagi aku mau berangkat," ujar Yoona sebal, lalu berbalik menatap sang ayah. "Ini semua gara-gara Papi juga. Aku harus jauhan sama Eyang, Dek Zaki, Seohyun, Om, sama calon adek aku yang baru..."

Siwon menghela napas panjang. "Terus mau kamu gimana?" tanyanya lembut.

"Dibatalin."

"Ya... gak bisa, dong."

"Bisa kalo Papi mau."

"Gak bisa, Yoona Sayang."

"Bisa, Papi Sayang."

"Enggak."

"Bisa!"

"Eng—"

"Mas, udah," ujar Fany yang langsung memotong ucapan suaminya. "Yoona, kamu juga. Terima aja apa yang akan kita jalani sekarang. Mami yakin kalo ini pasti yang terbaik buat kita. Kamu juga bisa kapan aja main ke Bandung. Jadi, jalanin aja dulu ya, Sayang? Papi pasti ngasih yang terbaik buat kalian, karena kalian anak kesayangan kita."

Presiden Jomblo (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang