Ini terbilang masih sangat pagi sekali, tapi sudah ada tamu yang berkunjung ke rumahnya. Namun, sambutan pun diberikan oleh si tuan rumah kepada tamunya dengan cara hangat. Bahkan berbagai macam hidangan kini tersaji di meja makan dengan rapinya. Tanpa harus repot-repot memasak, karena itu semua dibawakan oleh tamu mereka.
Seohyun hendak membawa beberapa piring bersih, namun Yoona langsung mengambil alih dari tangannya. "Eh? Sama aku aja, Yoon. Kamu duduk aja."
"Gak salah?" tanya Yoona, membuat sahabatnya mengernyit heran. "Kan yang lagi hamil itu kamu. Jadi, yang harusnya duduk-duduk aja itu kamu. Semua ini biar aku aja yang nyiapin."
Seohyun tersenyum melihat sahabat yang sangat dikenalnya kini kembali tersenyum. Tidak seperti kemarin di pernikahannya, hanya ada raut sedih di wajah cantik sahabatnya. "Yoona..."
"Heum?"
Seohyun berjalan menghampiri meja makan sambil mengusap lembut perut buncitnya. Ia mengapit sebelah lengan Yoona, "Eum... kamu... baik-baik aja?"
"Emang aku kenapa?" tanya Yoona.
Seohyun menggeleng kecil, merasa tak enak untuk bertanya lebih lanjut. "Gak jadi deh," ucapnya, tersenyum samar.
Yoona menghela napas panjang, lalu menggenggam kedua tangan Seohyun. "Jangan bilang... kamu ngekhawatirin aku?" tanyanya yang langsung dibalas anggukan kecil oleh sahabatnya. "Aku baik-baik aja, kok. Gak ada yang perlu kamu khawatirin. Aku... sama dia. Kita berdua udah sepakat untuk ngejalanin pernikahan ini. Yaa... gimana pun juga dia suami aku, kan? Kamu bilang ridho suami itu ridho Allah? InsyaAllah, aku akan berusaha untuk ngejalanin peran sebagai... seorang istri dengan baik."
"Alhamdulillah. Aku seneng dengernya. Dan semoga pernikahan kalian selalu dijaga sama Allah, ya," ucap Seohyun.
"Aamiin," balas Yoona, lalu tersenyum lembut menatap sahabatnya. "Mereka pasti udah pada laper nih. Eum... kalo gitu biar aku yang panggilin aja deh."
Seohyun hanya mengangguk kecil, lalu kembali memperhatikan meja makan, memastikan jika ada yang kurang atau tidak. "Astagfirullah hal adzim. Hampir lupa sama cangkir Brown kesayangan Dek Zara. Nanti dia ngambek lagi nih," gumamnya, lalu bergegas mengambil cangkir dengan karakter Brown yang sudah satu bulan ini selalu digunakan oleh putrinya tanpa adanya rasa bosan.
"UMMAAAAA!!!" teriak kedua bocah yang berada dalam gendongan sosok pria yang merupakan suami Yoona.
Kyuhyun mengekor di belakang sosok tersebut dengan perasaan sedikit tidak enak, karena merasa anak-anaknya itu sudah merepotkan suami dari Yoona.
"Kalian mau turun gak?" tanya Minho dengan logat orang Korea yang khas.
Dengan kompaknya kakak beradik itu pun langsung menggelengkan kepala.
"Zaki, Zara. Ayo, turun. Kasian Kakak Minho," ucap Seohyun seraya melirik suaminya agar mengambil alih anak-anak mereka. "Ada cireng. Mau gak?"
"MAUUU!!!!" ujar keduanya kompak, lalu meronta-ronta ingin diturunkan.
Minho segera menurunkan keduanya seraya mengembuskan napas panjang. Tak memungkiri jika kedua bocah itu ternyata lumayan berat juga. Namun, tak menjadi masalah. Karena dirinya memang harus mengambil hati anak dari paman istrinya yang katanya sih sangat disayangi sekali oleh gadis itu.
"Seohyun, masa Om pelit banget sama aku!" ucap Yoona tiba-tiba, membuat perhatian sang paman dan sahabatnya yang saat ini langsung tertuju padanya.
"Pelit?" tanya Seohyun seraya melirik suaminya yang terlihat bingung juga.
"Iya. Masa aku mau adopsi salah satu anak kalian gak dibolehin sama Om."
Kedua mata Seohyun pun membulat sempurna dengan raut terkejutnya di balik niqab yang ia kenakan. "Adopsi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Jomblo (SELESAI)
FanficSemenjak lulus SMA, cowok bernama Kyuhyun Putra Dirgantara ini udah menjabat jadi 'Presiden Jomblo' selama tiga periode berturut-turut, dan ini merupakan tahun terakhir masa jabatannya. Kalo tahun ini dia belum nikah juga, mau gak mau, dia harus dil...