50. Kekasih Halal

705 102 21
                                    

Menikmati libur akhir tahun dengan pergi ke wahana permainan memang menjadi pilihan yang tepat. Bersama dengan keponakan dan adik iparnya yang terus menagih pergi berlibur ke rumahnya yang di Jakarta. Akhirnya mereka pun memilih berkunjung ke Dufan yang tidak terlalu jauh dengan rumahnya. Tentunya mengajak serta putranya yang berusia sebelas bulan.

Ini salahnya, seharusnya sejak awal ia membeli tiket secara online agar tidak perlu repot-repot mengantri seperti ini. Hampir setengah jam ia berdiri hanya untuk mendapatkan enam buah tiket masuk ke Dufan. Setelah mendapatkan tiket ia pun kembali ke tempat di mana yang lainnya menunggu sejak tadi. Bisa ia lihat raut antusias di wajah, Nizam, Arsen, Yoona, dan Dimas yang sengaja ia ajak berlibur. Sedangkan sang istri hanya tersenyum lembut menatapnya.

"Selamat menikmati waktu berlibur kalian di Dufan," ucap Kyuhyun, lalu menyodorkan empat buah tiket yang langsung disambar oleh Yoona. "Gih, sana cepetan masuk!" ujarnya seraya mengibas-ngibaskan tangannya pada keempat orang yang langsung kabur.

Dimas turut berlari kecil mengekor di belakang Yoona, Arsen dan Nizam. Ia berbalik, namun kakinya tetap berlari. "BANG!! MAKASIH BUAT TIKETNYA!!" teriaknya sambil melambaikan tangan.

Dari kejauahan Kyuhyun membalas lambaian tangan Dimas, tersenyum melihat mereka yang terlihat sangat senang. Ia beralih menatap sang istri yang sejak tadi duduk di kursi taman sambil menggendong putra mereka.

"Duduk, Kak," ucap Seohyun, menepuk tempat kosong di sampingnya. Usapan lembut langsung mampir di kepalanya, membuatnya tersenyum lembut pada suaminya yang kini bergabung duduk di sampingnya. "Kak, Kayaknya Dedek ikutan seneng juga deh. Dia gak rewel selama nunggu, lho. Tadi diajak main juga sih sama yang lain, sampe bobo."

Kyuhyun mengalihkan pandangannya, menatap putranya yang kini tertidur di gendongan istrinya. "Belum juga main, udah bobo aja kamu," ucapnya gemas.

"Kecapean nungguin Ayah beli tiket," timpal Seohyun seraya terkekeh kecil.

"Dek Zaki aku yang gendong aja sini. Pasti berat, ya? Soalnya makin endut aja nih si bayi," ucap Kyuhyun sambil menepuk-nepuk pelan bokong si kecil.

"Nanti malah bangun, Kak. Jadi, biar aku aja yang gendong," tolak Seohyun.

"Ya udah, nanti kalo kamu udah capek bilang, ya. Biar gantian gendongnya," ucapnya, lalu bangkit berdiri sambil menenteng tas bayi dan juga tas milik sang istri tanpa merasa malu. "Yuk!"

Seohyun pun menerima uluran tangan suaminya, lalu bangkit berdiri dengan sedikit bersusah payah karena kakinya tiba-tiba saja terasa kram. "Ya Allah..."

"Kenapa?" tanya Kyuhyun langsung.

"Kaki aku kram," jawab Seohyun pelan.

"Ya udah, kamu duduk lagi." Kyuhyun berjongkok di hadapan sang istri, lalu melepas kedua sepatu yang dikenakan oleh istrinya. Dengan cekatan memberi pijatan ringan di telapak kaki istrinya.

Seohyun memerhatikan sekitarannya, mendapati beberapa pasang mata kini menatap ke arah mereka. Ia menunduk malu, lalu menyentuh bahu suaminya. "Kak, udah. Malu... diliatin sama orang-orang," gumamnya pelan, tanpa berani mengangkat kepalanya karena malu.

Kyuhyun menolehkan kepalanya ke sana kemari, benar-benar mendapati beberapa pasang mata kini menatap ke arah mereka. Namun, ia tak peduli dan tetap melanjutkan pekerjaannya, memijat kaki sang istri yang kram.

Rasa malu itu seketika hilang dan kini tergantikan oleh senyum di wajahnya, karena sikap peduli dan juga romantis yang selalu ditunjukkan oleh suaminya. Seohyun menyentuh lembut bahu sang suami, "Eum... Kak, kaki aku udah gak kram lagi. Makasih ya, udah dipijitin."

"Beneran?"

Seohyun mengangguk kecil, lalu setelah itu kakinya kembali dipakaikan sepatu oleh suaminya. Hal sederhana, namun berefek besar pada debaran di hatinya. Rasanya sekedar ucapan terima kasih saja tidak akan cukup untuk ia berikan atas kebaikan suaminya. Dan mungkin sesampainya di rumah nanti, ia harus memberi hadiah kecil untuk suaminya.

Presiden Jomblo (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang