49. Pernah Singgah

677 101 6
                                    

Untuk pertama kalinya mengikuti reuni di almamater tercinta. Bukan bersama teman satu angkatannya, tapi angkatan suaminya lah yang mengadakan reuni tersebut di SMA Taruna Bakti Bandung. Jika dikatakan tidak gugup, tentu salah besar. Nyatanya Seohyun benar-benar gugup, karena harus bertemu kembali dengan teman-teman sang suami yang seumuran dengan pamannya. Padahal waktu pernikahan mereka pun dirinya sudah pernah bertemu dengan teman-teman suaminya. Tapi, itu kan hanya sekedar memberi ucapan selamat saja tanpa adanya obrolan lebih. Sedangkan nanti dirinya sekarang mau berbaur.

Seohyun menatap parkiran yang tak terasa asing untuknya. Ia menoleh ke samping, menatap sang suami cemas. "Kak... aku takut...," gumamnya pelan.

"Ya ampun, Sayang. Temen-temen aku gak galak, kok. Nanti juga ada Rangga, Devan sama istri mereka. Belum lagi Mamang sama Bibi kamu juga nyusul."

"Ya... aku takut ditanya-tanya aja, Kak. Kata Mamang, Kakak ini cukup populer juga waktu di sekolah," jelas Seohyun.

Kyuhyun tersenyum bangga, "Ya... gitu deh. Ketuas OSIS, terus kapten basket."

Mendengar hal tersebut entah kenapa membuat Seohyun mencebik sebal. Ia tahu jika suaminya itu sedang pamer. "Pasti dulu Kakak banyak gayanya, ya? Biasanya kan gitu. Kayak... sahabatnya Yoona," ucapnya, membuat suaminya menatapnya dengan dahi mengernyit.

"Sahabatnya Yoona? Si Dimas?"

"Bukan... itu lho, Iqbal."

"Oh... dia. Yang pernah ngejar-ngejar kamu itu, ya? Tapi selalu kamu tolak," celetuk Kyuhyun, lalu tersenyum saat membayangkan sesuatu. "Eum... aku jadi ngebayangin kalo seandainya kita seangkatan. Atau gak aku jadi kakak kelas kamu lah. Aku kan anak basket, ketua OSIS juga. Terus kalo misalnya aku suka sama kamu gimana? Eum... pasti diterima, ya? Iya, dong? Harus."

"Ihh... pede banget," dengus Seohyun sebal. "Kakak atau siapapun, aku gak akan terima. Karena sedikitpun aku emang gak berniat buat pacaran gitu."

"Serius? Jadi, aku ditolak nih?" tanya Kyuhyun dengan raut sedikit kecewa.

"Ya... iya. Ditolak!" ujar Seohyun tegas. "Bayangin kalo misalnya aku nerima cowok yang suka sama aku, sekalipun cowok itu ceritanya Kakak. Emangnya Kakak mau aku punya mantan pacar?"

Raut Kyuhyun pun seketika berubah tak suka mendengar ucapan istrinya. "Enggak, enggak, enggak. Aku gak bisa terima itu. Tapi, Alhamdulillah karena kenyataannya kamu emang gak punya mantan," ucapnya, lalu bernapas lega.

"Dan bukan berarti Kakak yang punya mantan harus berbangga diri," sindir Seohyun yang tiba-tiba merasa sebal.

"Ya ampun, Sayang. Kalo bisa ngulang waktu, mungkin aku milih untuk gak pacaran. Seriusan deh," ujar Kyuhyun.

Seohyun melirik sang suami dengan bibir manyun ke depan, lalu bergegas hendak turun, namun lengannya pun langsung ditahan oleh pria itu. "Apa?"

"Dek...," panggil Kyuhyun lembut, lalu mencondongkan tubuhnya ke samping, lantas mencium dahi sang istri cukup lama. "Cemburu, ya?" tanyanya pelan.

Dengan polosnya Seohyun langsung mengangguk kecil. "Kenapa senyum? Seneng ya, bikin istrinya cemburu?"

Kyuhyun mengusap kepala sang istri gemas. "Istri aku kalo cemburu lucu, ya. Gemesin gitu, pengen nyium deh."

Refleks Seohyun memukul pelan bahu suaminya sebal. "Apaan sih, Kak. Ihh..."

Terdengar suara tawa Zaki yang saat ini duduk di belakang, Seohyun pun bergegas turun, lalu membuka pintu belakang. "Anteng ya duduk sendirian gak ditemenin Umma? Udah pinter?" tanyanya sambil melepas seatbelt di baby car seat yang diduduki si kecil.

Presiden Jomblo (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang