PART 37 : RASA BERSALAH DI TENGAH KABAR BAHAGIA

205 7 0
                                        

"Kadang, kabar bahagia datang di saat hati masih berjuang melawan luka dan rasa bersalah. Namun, justru di momen itulah kita diingatkan bahwa selalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri dan mencintai lebih tulus dari sebelumnya."

~

Matahari mulai terbit, ditemani kicauan burung yang berterbangan mencari makan. Cahaya pagi menembus tirai, jatuh tepat ke wajah Laksh yang masih terlelap.

Ia mengerjap pelan, lalu mengangkat kepala.
“Jam berapa sekarang?” gumamnya setengah sadar.

Gerakan itu membuat Ragini ikut terbangun.
“Ada apa, Laksh?” tanyanya sambil mengusap mata.

Laksh melirik jam dinding, lalu matanya membulat.
“Ragini! Sekarang sudah jam tujuh! Aku terlambat kerja! Bagaimana bisa kau tidak membangunkanku?!” serunya panik, langsung turun dari kasur dan mencari handuk.

Namun, alih-alih ikut panik, Ragini malah menahan tawa—lalu meledak tertawa terbahak-bahak.

Laksh berhenti, menatapnya heran.
“Kau kenapa malah tertawa? Ada yang lucu?”

“Laksh, kau…” Ragini mencoba bicara, tapi tawanya belum juga reda.

Laksh semakin bingung.
“Bukannya membantuku bersiap, kau malah tertawa! Ragini, serius, apa yang terjadi?”

Ragini bangkit dan menghampirinya sambil tersenyum lebar.
“Laksh…”

“Iya? Kenapa?” Laksh menatapnya tak sabar.

“Kau lupa?”

“Lupa apa?” Laksh menautkan alis. “Jangan main teka-teki, Ragini. Aku sudah terlambat!”

Ragini memegang kedua bahunya, menatapnya lurus.
“Kau benar-benar lupa?”

“Maksudmu apa? Katakan saja langsung!”

Ragini tidak menjawab. Ia hanya menarik tangan Laksh menuju meja kecil dekat dinding.
“Ikut aku.”

“Ragini, kau mau membawaku ke mana? Apa kau sengaja bikin aku tambah terlambat?” protes Laksh.

Ragini berhenti di depan kalender, lalu menunjuk tanggal yang dilingkari merah.

“Lihat,” kata Ragini sambil melipat kedua tangan di dada dan menatap Laksh dengan gaya menang.

Laksh menatap kalender itu, lalu menghela napas panjang.
“Ragini… kenapa kau tidak bilang kalau hari ini hari libur?” tanyanya dengan nada kesal.

Ragini mengangkat bahu santai.
“Kau juga tidak tanya, jadi aku nggak kasih tahu.”

Laksh mendengus. “Kau menyebalkan!” Ia pun berbalik menuju kamar mandi.

Ragini hanya tersenyum kecil, puas dengan reaksinya.

Beberapa menit kemudian, Laksh keluar dari kamar mandi dengan rambut basah.
“Seperti biasa, bajumu sudah kusiapkan,” ucap Ragini sambil menunjuk setelan yang sudah rapi di atas tempat tidur.

Laksh tidak menjawab.

“Kau marah?” tanya Ragini sambil berjalan mendekat. Tapi Laksh justru mundur selangkah, pura-pura menghindar.

“Laksh, kau marah karena masalah tadi? Maaf, aku hanya bercanda!” jelas Ragini, mulai gelisah.

Namun sebenarnya, Laksh tidak marah. Ia hanya sedang membalikkan keadaan untuk mengerjai Ragini.

“Laksh, tolong jangan mendiamkanku seperti ini!” seru Ragini, kesal.

Laksh mengambil kemejanya dan mulai mengenakannya tanpa bicara.

PERJODOHAN💔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang