"Sepertinya, hati ini terburu-buru dalam mengambil langkah. Saya terlalu cepat berharap, sedangkan saya belum mengetahui siapa kamu sebenarnya."
🍃🍃🍃
Hari Jum'at adalah hari terakhir perkuliahan dilaksanakan, seperti janjinya kepada kedua orang tuanya untuk pulang malam ini, selepas kelas terakhir dilaksanakan Talisha langsung bergegas pergi menuju stasiun.
Setelah menempuh kurang lebih dua puluh menit perjalanan kini Talisha telah sampai di stasiun Tugu, stasiun besar yang berada di kota Yogyakarta. Sampai di stasiun Talisha langsung check in tiket kereta dan bergegas menunggu kereta yang akan ditumpangi nya menuju Bandung.
Pukul 19.30 malam kereta yang ditumpangi Talisha tiba, buru-buru Talisha mencari gerbong 3 gerbong yang akan Talisha tempati selama beberapa jam ke depan.
"Kursi 8 A." Ucap Talisha dalam hati setelah menemukan tempat duduknya.
Setelah menyimpan tasnya Talisha duduk dan memainkan handphone.
Beberapa menit setelah Talisha memainkan handphone, Talisha mengangkat kepala dan memasang ekspresi shock melihat laki-laki yang kini duduk di hadapannya.
"Hai, ketemu lagi kita." Sapa Raka tersenyum tengil kepada Talisha.
"Kok bisa disini sih? Kamu ngikutin saya ya?" Tanya Talisha nyolot.
"Dih geer, saya mau pulang juga kali."
"Pulang kemana?"
"Ciee kepo." Raka meledeki Talisha.
"Dihh, males."
"Saya mau pulang ke Bandung."
"Kok bisa samaan sih?"
"Ya mana saya tahu." Jawab Raka mengedikkan bahunya
"Kok bisa samaan gitu sih,"
"Talisha, semesta hanya sedang bekerja dengan takdirnya. Karena pada dasarnya tidak ada kebetulan yang bertubi tubi seperti ini." Papar Raka menatap sepasang mata cantik di hadapannya.
"You wish! Mr. Raka Alteiro Satria." Jawab Talisha malas.
Setelah percakapan singkat mereka Talisha memutuskan untuk tidur sejenak mengingat perjalanan panjang yang harus dilaluinya.
Di tengah lelapnya tidur, dering telepon membangunkan Talisha dengan malas Talisha mengangkat telepon dari sang Kakak.
"Halo adeku yang paling can-"
"Kenapa?"
"Sampai mana dek?"
"Gak tau, masih jauh."
"Bangun tidur ya?"
"Iya."
"Yaudah tidur lagi aja, nanti kalo udah deket kabarin kakak ya."
"Iya."
Setelah sambungan telepon terputus Talisha menatap laki-laki yang dari dua jam lalu duduk di hadapannya.
"Kenapa?" Tanya Talisha sedikit nyolot kepada Raka.
"Siapa?" Tanya Raka balik.
"Yang nanya." Jawab Talisha malas.
"Kalo tidur tuh gak usah ngorok,"
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Teen Fiction"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...