"Kamu punya dua telinga untuk mendengar, Kamu punya dua tangan untuk memberi dan kamu punya satu hati untuk selalu bersyukur."
🍃🍃🍃
Sudah satu minggu Raka menghilang dari hidup Talisha, artinya sudah satu minggu Talisha tidak bertemu dengan Raka. Dan selama itu juga Talisha diam-diam mencari Raka di kampus, sampai-sampai Talisha berani mencari Raka di tongkrongan nya, menanyakan keberadaan Raka kepada teman-temannya.
Tetapi jawaban yang sama selalu diterima Talisha ketika menanyakan Raka. Seperti hari ini, tidak sengaja Talisha bertemu dengan Arfan di kantin dengan mengumpulkan keberanian Talisha menghampiri Arfan yang tengah menyantap makan siang nya.
"Hai kak," Arfan menoleh ketika merasa ada orang lain yang menyapa nya.
"Eh hai Talisha, duduk." Jawab Arfan mempersilahkan Talisha untuk duduk dihadapannya.
Talisha duduk di hadapan Arfan, dengan perasaan ragu Talisha akan menanyakan keberadaan Raka kepada Arfan. Entahlah ini kali ke berapa Talisha bertanya kepada Arfan dimana keberadaan Raka.
"Raka lagi?" Tanya Arfan ketika melihat gerak gerik Talisha yang akan membuka suara.
"Iya, kakak lihat dia enggak?"
"Enggak, udah seminggu gue gak ketemu dia."
"Serius kak? Kakak terakhir ketemu kak Raka dimana?"
"Iya, gue terakhir ketemu dia waktu di caffe deket kampus satu minggu yang lalu."
"Udah lama banget dong,"
"Iya lumayan, emang Raka gak ada ngabarin ke lo gitu dia ada dimana?"
"Enggak kak, nomor aku aja di block."
"Di block? Wah kurang ajar si Raka."
"Gapapa kak, lagian aku yang salah jadi wajar aja kalo kak Raka semarah ini sama aku."
"Emang lo punya masalah apa sama Raka?"
"Aku menyinggung persoalan keluarganya. Awalnya aku becanda tapi ternyata kak Raka tersinggung sama ucapan aku."
"Pantesan waktu ketemu gue dia mukanya kusut banget,"
"Serius kak?"
"Iya, sejak dulu Raka paling gak suka di singgung masalah keluarga."
"Alasannya kenapa kak?"
"Kurang tahu sih, Raka orangnya tertutup dia jarang cerita. Apalagi masalah keluarga."
"Oalah gitu, kak Arfan tahu rumah kak Raka dimana?"
"Tahu,"
"Aku minta tolong anterin boleh?"
"Serius?"
"Iya. Tapi nanti sekitar jam setengah tiga, soalnya aku masih ada kelas. Bisa kan kak?"
"Bisa, nanti gue tunggu di parkiran aja ya?"
"Oke."
Setelah mendapatkan solusi dari apa yang menghantui pikirannya saat ini, Talisha langsung beranjak pergi, meninggalkan Arfan untuk mengikuti kelas terakhirnya hari ini.
Sesampainya di kelas Talisha langsung mengambil posisi duduk di samping Airin tidak lama setelah sampai dosen yang mengajar Talisha hari ini, memasuki kelas dan sesi belajar mengajar di mulai.
Langsung saja dosen yang hari ini mengajar di kelas Talisha, menyampaikan materinya. Talisha menyimak apa yang sedang di jelaskan oleh dosen yang berdiri di depannya sesekali mencatat hal-hal yang menurut Talisha penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Teen Fiction"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...