16. Happy Wedding

837 72 2
                                    

"Tanggung jawabnya sudah bertambah, yang awalnya hanya bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, kini dia harus bertanggung jawab kepada keluarga kecilnya, Happy wedding Kakak."

🍃🍃🍃

Pernikahan Epril (kakak Talisha) yang sudah di rencanakan sejak beberapa bulan yang lalu akhirnya terlaksana kan di hari ini. Epril menikahi perempuan yang sudah lama menjadi sahabatnya atau orang-orang biasa menyebut teman tapi menikah.

Hari ini di salah satu hotel yang berada di kota Bandung, dengan memilih konsep outdoor pernikahan Epril dan Sarah di gelar. Acara akad tadi pagi berjalan dengan khidmat, Epril sangat lantang mengucapkan ijab nya di hadapan para saksi dan penghulu.

Sejak tiga hari yang lalu Talisha sudah berada di Bandung, di karenakan jadwal kuliah yang tidak bisa di tinggalkan akhirnya Talisha memutuskan untuk izin kuliah selama tiga hari ini.

Sore hari ini Talisha sudah sangat cantik dengan dress berwarna khaki yang memiliki satu konsep warna dengan baju yang di pakai Mamanya juga.

Saat ini Talisha tengah berada di dalam kamar sang kakak, menyaksikan nya yang sedang bersiap-siap mengenakan baju resepsi pernikahannya.

"Ko aku sedih ya ngeliat kakak nikah dan udah sah jadi suami orang," Ujar Talisha kepada Epril yang tengah membenarkan letak dasinya.

"Kenapa ko sedih?"

"Aku gak akan bisa sebebas dulu sama kakak, aku gak bisa manja-manjaan sama kakak, aku gak akan sebebas dulu keluar masuk kamar kakak, aku gak akan bisa bebas meluk kakak atau bahkan nangis di pelukan kakak. Rumah makin sepi tinggal Baba sama Mama, apalagi nanti kalo aku udah balik ke Yogyakarta."

"Kata siapa enggak bisa? Bisa ko, kamu masih bisa manja sama kakak, kamu masih bisa cerita sama kakak, kamu masih bisa minta ini itu sama kakak. Sesekali juga kakak pasti pulang ke rumah."

"Tetap aja kak, sekarang ada hati yang harus kakak jaga. Tetap aja pasti rasanya beda."

Epril memahami apa yang saat ini ditakutkan oleh adiknya. Sebelum memutuskan untuk menikah, Epril sudah memikirkan segala resiko nya, salah satunya adalah resiko ketika Talisha akan sulit melepaskan nya.

"Dek, oneday kamu juga merasakan apa yang kakak rasakan hari ini. Oneday, kamu akan mengerti apa yang saat ini kakak hadapi. Tetapi mau bagaimana lagi, sekarang sudah saatnya kakak mewujudkan mimpi kakak dan kak Sarah."

Talisha terharu mendengar penuturan Epril yang begitu tulus mencintai Sarah. Maklum, sudah sangat lama Epril menanti Sarah.

"Apa aku bakal menikah kak?"

"Kamu ngomongnya ngawur, ya bakal lah dek. Cowok yang mau sama kamu udah jelas ada, tinggal di kamunya mau atau enggak buat buka hati."

"Kakak support aku kalo aku bareng sama Raka?"

"Iya, dia laki-laki baik, kakak lihat dia juga laki-laki yang bertanggung jawab."

"Apa aku mulai terima dia ya?"

"Coba aja dulu, nanti kalo gak cocok ya udah gak usah di lanjutkan."

"Oke deh nanti adek coba pikir-pikir."

"Kak, harus kakak tahu. Aku sayang banget sama kakak, seandainya bisa memutar waktu aku mau banget balik ke masa kecil kita."

"Kakak juga sayang banget sama kamu, bahkan sebelum kamu lahir ke dunia." Jawab Epril memeluk adik kesayangannya.

Setelah percakapan singkat dengan sang adik, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul empat sore artinya acara resepsi sebentar lagi akan di mulai.

TALISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang