"Yang paling ditakutkan dari sebuah jarak adalah pengkhianatan. Karena saat kita berjarak semua bisa terjadi di luar logika."
🍃🍃🍃
Berjarak, satu kata yang harus Talisha dan Raka jalani saat ini. Hubungan jarak jauh yang paling dihindari Talisha, kini kembali Talisha jalani, rasanya berat dan tidak bisa diterima oleh Talisha di awal mula mereka berjarak, tapi Raka selalu meyakinkan Talisha bahwa dia tidak akan sebrengsek mantannya dulu.
Raka berjanji sebisa mungkin akan selalu ada untuk Talisha, sebisa mungkin Raka akan mendampingi Talisha dan sebisa mungkin Raka akan menjadi sayap pelindung Talisha. Walaupun kini jarak menjadi ujian mereka.
Sesekali Talisha meneleponnya menceritakan penat dan bebannya hari itu dan ketika Talisha mengeluh Raka akan mendengarkan dan berkata everything will be okay, saat mendengar kalimat itu Talisha akan melayangkan protes karena kata-kata itu akan selalu Raka ucapkan di saat Talisha mengeluh kepadanya.
Terhitung sejak satu bulan yang lalu, sejak pernikahan Epril hari itu mereka bertemu, bercanda dan berbagi cerita bersama. Artinya sudah satu bulan mereka tidak bertemu, rekor baru yang Raka dan Talisha capai tanpa pertemuan dalam satu bulan, padahal dulu dua minggu tidak bertemu rasanya berat sekali tapi sekarang mereka sudah mulai terbiasa tanpa adanya pertemuan.
Malam ini selepas rapat dilaksanakan Talisha bergegas pulang dengan ojek online yang sekarang menjadi teman setianya, setelah mandi dan berganti pakaian Talisha merebahkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamar menunggu Raka meneleponnya.
Handphone Talisha berbunyi sebagai tanda ada panggilan masuk yang harus Talisha terima, nama Raka tertera disana, buru-buru Talisha menerima panggilan masuk dari Raka.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"How's your day?"
"Everything fine,"
"Dila udah gak ganggu kamu kan?"
"Enggak,"
"Kenapa? Kok jawabnya lemes gitu?"
"Gapapa, lagi suntuk dan capek aja."
"Saya ganggu ya?"
"Enggak kok, saya baru pulang beberapa menit yang lalu baru selesai mandi dan ganti baju."
"Sudah makan?"
"Sudah tadi sore,"
"Kenapa gak makan lagi?"
"Soalnya malam ini mau makan nasi goreng tapi di anterin nya sama mas Raka,"
"Terus abis itu nasi gorengnya di bagi dua, soalnya porsinya kebanyakan."
"Udah ah, saya jadi sedih."
"Gak usah sedih, saya selalu ada buat kamu."
"Saya butuh raganya juga, bukan cuma suaranya."
"Saya ngerti tapi disini juga saya sedang berjuang Talisha. For me and of course for you."
"Raka terima kasih,"
"Terima kasih untuk?"
"Karena selalu bertanya bagaimana hari saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Teen Fiction"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...