"Hai Talisha, hari ini rasanya akan menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi saya. Menghabiskan waktu dan mengukir sebuah kenangan yang akan selalu saya ingat sampai kapanpun. Terimakasih sudah kembali menghidupkan hati ini."
🍃🍃🍃
Hari ini hari sabtu, seperti janjinya kemarin hari ini Raka akan menghabiskan waktu bersama Talisha. Ah, rasanya Raka sudah tidak sabar, menghabiskan waktu bersama Talisha adalah hal yang selalu dinanti nya.
Sekitar pukul 09.00 pagi Raka sudah rapih dengan kaos hitam dilapisi dengan jaket abu-abu, jangan lupakan celana jeans yang selalu menjadi ciri khasnya dan pagi ini sepatu converse high hitam menghiasi kaki Raka. Jangan lupakan juga polesan pomade yang merapihkan rambutnya.
Raka menuruni tangga dan mendapati Ayah nya yang sedang membaca koran ditemani sang istri yang tengah memakan brownies yang katanya buatannya.
"Mau kemana kamu Raka?" Tanya Deni (Ayah Raka) menghentikan kegiatan membacanya.
"Main." Jawab Raka dingin.
"Main terus, kapan kamu bisa diem di rumah? Pulang selalu larut malam." Protes Deni kepada putranya.
"Kapan-kapan,"
"Melawan terus sama orang tua!"
"Raka pamit, Assalamualaikum."
Tidak mau memperpanjang perdebatan akhirnya Raka berpamitan kepada Ayahnya tanpa sedikitpun melirik Lia (istri ayahnya).
Setelah memanaskan mesin motor Raka langsung melesat menuju kosan Talisha. Dua puluh lima menit kemudian Raka sampai di kosan Talisha, tanpa membuang-buang waktu Raka langsung menuju lantai tiga yaitu kamar Talisha.
Tetapi di lantai dua Raka sempat berpapasan dengan seorang perempuan yang melemparkan senyum kepada Raka, kemudian Raka hanya membalas senyuman perempuan tersebut karena jujur dia tidak mengenal siapa perempuan yang melemparkan senyum kepada lnya.
"Permisi pizza," Ujar Raka setelah mengetuk pintu kamar Talisha.
"Permisi pizza." Ujar Raka lagi karena tidak dibukakan pintu oleh Talisha.
"Iya, iya sebentar." Jawab Talisha yang memang masih berusaha mengenakan bergonya.
Merasa penampilan sudah rapih Talisha langsung membukakan pintu dan alangkah terkejutnya Talisha, melihat penampilan Raka yang sangat rapih, yang kalau boleh Talisha bilang Raka hari ini lebih rapih dan tampan dari biasanya.
"Buset rapih amat," Ledek Talisha kepada Raka yang masih berdiri dihadapannya.
"Iya dong, hari ini saya ganteng gak?" Tanya Raka sambil merapikan rambutnya.
"Enggak,"
"Jujur amat."
"Kan kalo bohong dosa." (Dan Talisha sudah berdosa saat ini)
"Kamu belum mandi ya?"
"Hehehe." Talisha hanya nyengir menampilkan gigi nya.
"Najis, jorok!"
"Kan saya juga mau masak, nanti kotor lagi kalo mandi sekarang,"
"Oh iya, bener juga."
"Suami kamu laper nih, cepet masakin dong." Ujar Raka memerintah kepada Talisha.
"Suami, suami ngimpi sana! Bantuin saya masak sekarang."
"Serius? Saya udah rapih gini disuruh masak?"
"Iya, cepat ah jangan banyak cing cong."
Raka mengekor mengikuti Talisha yang memasuki dapur dengan satu kantong kresek yang berisi sayuran yang dibelinya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Jugendliteratur"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...