"Maafkan saya yang dulu pernah berjanji tidak akan pergi meninggalkan mu, tetapi kini saya yang pergi dan mengingkari ucapan sendiri."
🍃🍃🍃
Setelah satu minggu yang lalu Talisha berkunjung ke rumah Raka, tidak Talisha dengar lagi bagaimana kabar Raka, terakhir Raka hanya mengirimkan pesan kepadanya itupun satu minggu yang lalu.
Talisha pun sudah berhenti mencari Raka, karena Talisha berfikir Raka sudah dewasa, Raka tahu mana yang benar dan mana yang salah, daripada Talisha lelah mencari-cari Raka, yang malah akan membuat dirinya tersiksa, Talisha memilih membiarkannya saja toh nanti juga Raka pulang itupun kalau Raka masih mengingat jalan pulang.
Hari-hari Talisha berjalan seperti biasanya kuliah dan rapat sudah menjadi kegiatan rutin yang Talisha lakukan. Dulu, akan selalu ada Raka yang menemaninya atau bahkan sekedar menganggu dan menjemputnya, beberapa hari terakhir Talisha masih mencari-cari kebiasaan tersebut, tapi sekarang Talisha sudah belajar ikhlas dan membiarkan Raka bahagia dengan pilihannya.
"Tal, kamu masih cari kak Raka?" Tanya Airin yang sekarang duduk disampingnya.
"Engga,"
"Kenapa?"
"Capek rin, nanti juga dia pulang."
"Kalo di gak pulang?"
"Berati dia bohong."
Airin bungkam dan memilih tidak bertanya lebih lanjut setelah mendengar penuturan dari Talisha. Airin tahu Talisha kecewa kepada Raka tapi Talisha bersembunyi dan memasang topeng cuek dan tidak peduli di hadapannya.
Setelah selesai kelas Talisha langsung mengikuti rapat dan setelah mengikuti rapat Talisha akan pulang dimalam hari atau bahkan ditengah larutnya malam. Kegiatan tersebut Talisha lakukan berulang-ulang bahkan hampir setiap hari.
Sejujurnya Talisha hanya sedang menyibukkan diri supaya dirinya tidak mengingat Raka terus menerus, karena jujur Talisha sendiri pusing jika harus terus menerus mengingat Raka, sedangkan Raka sendiri tidak mempedulikan dirinya.
"Eh ada yang liat kak Raka gak sih?" Tanya Tika memulai gosip bersama teman-temannya di tengah-tengah istirahat rapat.
"Enggak, emang kenapa tik?" Tanya salah satu teman Tika yang duduk tidak jauh dari samping Talisha.
"Udah lama gue ngga ngeliat dia, terus sekarang dia udah jarang main ke kosan gue,"
"Eh iya, gue baru sadar kalo akhir-akhir ini gue juga udah jarang liat kak Raka."
"Main ke kosan? Maksudnya gimana?"
"Kak Raka emang sering datang ke kosan gue, gue juga sering papasan sama dia. Tapi gue gak pernah tahu sih dia masuknya ke kamar yang mana. Kan di kosan gue banyak tuh kamarnya."
"Itu sih namanya bukan ke kosan lo,"
"Mungkin kak Raka sibuk skripsi kali ya,"
"Bentar-bentar, kayaknya gue tahu kak Raka masuk ke kamar siapa." Bisik salah satu teman Tika yang sedari tadi mengikuti pergibahan.
"Siapa?" Tanya Tika penasaran.
"Lo satu kos sama Talisha kan?" Sambil berbisik tanya salah satu teman Tika.
"Iya, tapi dia di lantai tiga. Sedangkan gue di lantai dua."
"Gue si mikirnya kalau kak Raka ke kamar kosnya Talisha."
Mendengar jawaban dari temannya sendiri, Tika terkejut bukan main. Kenapa dia tidak pernah sadar ya, jika selama ini Raka itu berkunjung ke kamar kos Talisha, padahal gosip Talisha dan Raka berpacaran sudah terdengar sejak dari dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Teen Fiction"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...