"Sekarang jarak itu membentang kita berdua. Karena waktu yang sudah merampas semuanya. Rasanya saya ingin sekali berbicara kepada waktu, kenapa harus ada jarak sejauh ini, kemudian kamu meyakinkan, jika setelah jarak akan ada sebuah kebahagiaan."
🍃🍃🍃
Pasca wisuda dilaksanakan artinya sudah lima bulan yang lalu, terakhir kali Talisha bertemu dan bersenda gurau bersama Raka.
Setelah wisuda selesai dilaksanakan dan menyelesaikan beberapa urusannya dengan pihak kampus, Raka memutuskan untuk pindah ke kota Bandung.
Kala mengetahui itu Talisha hanya tersenyum miris dan mendukung apapun keputusan Raka, karena tidak mungkin juga Talisha harus menahan Raka hanya untuk menemaninya di Yogyakarta. Memang siapa Talisha, punya hak apa Talisha, untuk melarang-larang Raka.
Talisha kembali menata hidupnya setelah kepindahan Raka, artinya Talisha sudah tidak bisa lagi mengharapkan Raka, Talisha sudah tidak bisa lagi apa-apa bergantung kepada Raka dan mulai saat itu Talisha harus mandiri, berdiri dengan kaki sendiri walaupun sesekali akan terjatuh.
Dulu, Raka mengatakan sesekali dia akan berkunjung ke Yogyakarta, namun sampai sekarang Raka belum menepati ucapannya. Talisha hanya berusaha memahami kesibukan Raka dan sebisa mungkin Talisha tidak menuntut apapun dari Raka.
Mengenai hubungan mereka. Talisha tidak berharap lebih, Talisha sadar dirinya sudah menyiksa Raka dalam sebuah ketidak pastian dan sekarang Talisha sudah berpasrah jika memang jodoh, mereka akan kembali dan bersama.
Menjadi mahasiswa semester akhir artinya kesibukan Talisha di organisasi sudah berkurang, hanya saja kesibukan dan fokus Talisha saat ini adalah kepada penelitian dan skripsi.
Beberapa bulan terakhir, Talisha sedang berusaha menyusun skripsi nya dan berharap bisa mendapatkan jadwal sidang dan wisuda secepatnya.
"Lama nunggu enggak Tal?" Tanya Adit yang baru saja memunculkan batang hidungnya.
"Lumayan, dari mana aja?"
"Tadi jalanan macet jadi agak telat."
Talisha hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban dan memilih untuk kembali fokus kepada MacBook nya.
Adit dan Talisha mereka telah membuat janji sejak beberapa hari yang lalu untuk menyusun dan mengerjakan revisian skripsi bersama, karena dosen pembimbing mereka yang sama, jadi mau tidak mau Talisha harus mengerjakan itu bersama dengan Adit.
"Kamu udah sampe bab berapa Tal?"
"Aku lagi ngerjain revisian bab tiga nih, kalo kamu?"
"Gue baru sampe bab dua nih, stuck banget."
"Jangan putus asa semangat dong, ayo kerjakan. Semangat bentar lagi lulus! Haha."
Adit terkekeh melihat tingkah Talisha yang menyemangati nya, walaupun dalam hati Adit memendam sebuah perasaan kepada Talisha tapi sebisa mungkin Adit menyembunyikan nya dan tidak menunjukan kepada Talisha.
Jika di bandingkan dengan Raka siapa Adit, jelas-jelas Raka jauh lebih unggul dari dirinya, dari segi prestasi ataupun fisik jelas Raka juaranya. Raka yang lebih unggul dari Adit saja di gantungkan tiga tahun lamanya oleh Talisha, apalagi Adit yang kentang bisa-bisa langsung di tolak mentah-mentah oleh Talisha.
"Airin mau gabung kesini gapapa kan, dit?" Tanya Talisha kepada Adit yang sedari tadi diam.
"Gapapa, gabung aja."
"Oke."
Meja mereka kembali di landa sebuah keheningan, bersama dengan Adit Talisha hanya akan berbicara seperlunya, karena Talisha takut Adit menyalah artikan kebersamaan mereka. Tujuan utamanya sih Talisha tidak ingin mengecewakan Adit, cukup Raka saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Novela Juvenil"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...