6. Pulang

740 83 0
                                    

"Memulai hari dengan sepercik kenangan."

🍃🍃🍃

Tiga hari dikota Bandung rupanya sudah cukup bagi Talisha untuk melepas rindu kepada kedua orang tua nya. Hari minggu sudah berakhir sudah waktunya bagi Talisha untuk kembali ke Yogyakarta, mengingat hari senin Talisha harus sudah kembali masuk kuliah.

"Dek, pulang hari ini ya?"

"Iya ma,"

"Adek betah di Yogyakarta sendiri?"

"Dari kemarin itu terus yang di tanyain."

"Gapapa dong, Mama cuma mau memastikan anak Mama tidak merasa tertekan."

"Iya iya. Aku betah ko ma disana, aku kan mau belajar mandiri."

"Alhamdulillah, kuliah adek gimana lancar? Apa ada kendala selama adek kuliah?"

"Enggak ko ma, semuanya aman."

Keluarga Talisha kini tengah berkumpul di ruangan yang memang menjadi tempat ketika mereka bersama, tempat dimana mereka akan bertukar cerita dan pengalaman pada setiap hari yang di lewatinya.

"Sebelum adek pulang, adek mau izin sama kalian nih." Kata Talisha ragu-ragu.

"Izin apa dek? Mau beli sesuatu?" Tanya Fachri.

"Engga. Jadi kan aku rencana mau ikut ukm (unit kegiatan mahasiswa) mapala (mahasiswa pencinta alam)."

"Apa? Mapala?" Tanya Epril shock.

Talisha menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Mapala itu yang suka traveling ke alam bukan si?" Tanya Safina kepada kedua jagoannya.

"Iya Ma, kakak dulu juga ikut mapala."

"Di izinin gak Ba? Ma? Ka?"

"Enggak." Jawab Safina, Fachri, dan Epril.

"Kok kalian kompak banget si nolaknya?"

"Karena kita gak mau adek kenapa-napa." Jawab Safina, Fachri dan Epril bersamaan.

"Dek satu hal yang gak pernah kamu tahu, Mama suka nangis kalo kamu gak ada disini, Mama suka merasa kesepian gak ada adek." Ungkap Safina dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sejujurnya kita disini berat melepas adek, apalagi harus tinggal sendiri di kota orang. Kita takut adek kenapa-napa, tapi disini kita juga gak bisa melarang adek, adek juga punya mimpi dan cita-cita, masa iya kami harus menghalang-halangi mimpi dan cita-cita adek." Jelas Fachri sambil mengusap-usap pundak putri kecilnya.

"Kita melarang adek, bukan berarti kita gak sayang sama adek, tapi karena kita sayang banget sama adek. Kita hanya takut kalo cara kita salah dan malah membuat adek merasa terkekang. Jadi untuk permintaan adek yang satu ini maaf kalo kita gak bisa ngasih izin." Ucap Epril memberikan pengertian kepada Talisha.

"Oke gapapa kalo kalian gak kasih ijin, aku gak akan maksa. Kalo aku gak di izinkan ikut mapala berati aku boleh ya ikut BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) atau himpunan?"

Fachri, Safina dan Epril hanya menggelengkan kepala mendengarkan permintaan Talisha yang benar-benar diluar dari dugaan.

"Boleh enggak?" Tanya Talisha memastikan.

"Iya, kalo itu boleh. Asal adek jangan kecapean dan jangan sampe jatuh sakit." Putus Fachri memberikan izin walaupun berat.

"Asik, makasih sayang kalian deh."

TALISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang