"Menikah bukan hanya sekedar aku dan kamu, tapi tentang kita. Juga mengenai hidup yang dijalani bersama-sama."
🍃🍃🍃
Kehidupan setelah pernikahan tidaklah istimewa seperti cerita yang sering kita baca, tidak juga romantis seperti film-film yang sering kita tonton, apalagi indah seperti kehidupan putri di negeri dongeng. Semuanya tidak sesempurna itu.
Menikah memang perlu pemikiran yang panjang dan matang, menikah memang harus siap dan ikhlas menerima resiko baik buruknya pasangan kita, karena ketika kita telah memilih untuk menikah maka tidak ada jalan untuk keluar.
Tetapi dibalik hal buruk tentang bayangan pernikahan ada hal-hal yang baik dan menyenangkan, yang hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang telah menikah. Dan orang-orang beruntunglah yang dapat merasakannya.
Satu tahun usia pernikahan, membuat Talisha mengetahui baik buruk sifat dari seorang Raka Alterio Satria. Tidak jarang pertengkaran selalu mereka hadapi, terkadang Raka memusingkan Talisha begitupun sebaliknya Talisha memusingkan Raka.
Bagi sebagian besar orang yang menikah, memiliki momongan menjadi tujuan utama. Tetapi tidak bagi Raka ataupun Talisha, mereka hanya menjalani takdir sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Pagi ini, untuk kesekian kalinya Talisha melakukan tes kehamilan. Satu garis, hasil yang sama selalu di dapati Talisha, setiap kali dirinya melakukan tes kehamilan. Dengan perasaan kecewa, Talisha membuang tespack yang tadi dipakainya dan bergegas untuk membangunkan Raka.
"Mas bangun," Ucap Talisha membangunkan Raka yang masih bergulung di dalam selimut.
Raka hanya bergumam, dan menarik Talisha ke dalam pelukannya.
"Mas bangun ih, katanya kamu ada meeting pagi ini." Kata Talisha berusaha melepaskan diri dari pelukan Raka.
"Iya, iya."
Dengan berat hati Raka membuka mata dan melepaskan Talisha dalam pelukannya.
"Morning kiss nya mana?" Tanya Raka kepada Talisha yang sedang membuka gorden kamar mereka.
Tidak banyak protes, Talisha berjalan menghampiri Raka kemudian memberikan kecupan dibeberapa permukaan wajah Raka.
"Makasih sayang." Jawab Raka setelah berhasil mendapatkan morning kiss dari Talisha.
Setelah memastikan Raka beranjak dari tempat tidurnya, Talisha bergegas menuju dapur untuk membuat sarapan dan menyiapkan bekal untuk Raka. Seperti hari-hari biasanya.
"Yaaaanggg," Panggil Raka dari dalam kamar mandi.
"Kenapa?" Jawab Talisha sambil menghampiri Raka.
"Tolong ambilin handuk aku dong."
Talisha menghela nafas berat, kebiasaan Raka yang tidak bisa digantikan oleh apapun adalah tidak membawa handuk ke dalam kamar mandi. Tidak mau memperbanyak perdebatan, Talisha mengambilkan handuk untuk Raka.
"Nih.." Kata Talisha menyerahkan handuknya kepada Raka.
Ide jahil tiba-tiba terlintas di otak Raka. Dengan perasaan iseng, Raka menarik lengan Talisha untuk memasuki kamar mandi.
"Maas ih mass!" Protes Talisha ketika lengannya ditarik Raka ke dalam kamar mandi.
"Kamu belum mandi kan?" Tanya Raka ketika Talisha sudah bergabung dengannya.
"Belum, tapi gak mau mandi sekarang juga." Rengek Talisha sambil memunggungi Raka.
Dengan menggunakan shower Raka menyemprotkan Talisha air.
KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Teen Fiction"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...