"Ditengah gelapnya malam, diantara banyak nya orang, yang bisa saya lihat hanya sorot matanya yang memancarkan ke rapuhan yang bersembunyi didalam kegelapan."
🍃🍃🍃
Dua tahun berlalu, artinya kini Talisha sudah menjadi mahasiswi semester lima, tersisa dua tahun lagi untuk bisa lulus dan menyandang gelar sarjana.
Hari-hari Talisha sudah mulai disibukkan dengan berbagai macam kegiatan organisasi, seperti kali ini Talisha terpilih menjadi salah satu panitia festival musik yang diselenggarakan oleh kampusnya.
"Semuanya sudah aman?" Tanya Firas ketua pelaksana acara festival musik kali ini.
"Aman,"
"Bintang tamu semua sudah aman?"
"Aman."
"Oke, sebelum acara dimulai kita berdo'a untuk kelancaran acara yang kita buat, mudah-mudahan berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Berdo'a menurut kepercayaan masing-masing, dimulai."
Sesuai dengan perintah, tiga puluh orang yang terpilih menjadi panitia acara mulai memanjatkan do'a, memohon kepada Tuhan supaya acara bisa berjalan sesuai rencana.
Sekitar pukul 19.00 malam acara dimulai dengan bintang tamu artis papan atas Indonesia, mulai dari Raisa, Tulus, Kahitna, Pamungkas, Nadin Amizah dan masih banyak lagi.
Talisha tengah menyandarkan tubuhnya disalah satu pilar yang tidak jauh dari panggung, sambil menikmati acara menonton bintang tamu yang sudah mulai bernyanyi dari pinggir panggung.
Dari kejauhan Raka bisa melihat Talisha yang tengah menyandarkan tubuh mungilnya, terlihat sekali betapa lelahnya Talisha. Dengan satu botol minum dingin yang dibelinya, Raka langsung berjalan menghampiri Talisha yang sedang bersandar sendirian.
"Aww, dingin." Ringis Talisha ketika mendapati pipinya yang ditempelkan minuman.
"Ishh Raka," Rengek Talisha ketika menyadari siapa pelaku yang menjahili nya.
"Ngelamun aja bu,"
"Siapa juga yang ngelamun,"
"Kamu."
"Enggak, saya lagi nonton."
"Iya iya, yaudah nih minum dulu." Ucap Raka menyerahkan minuman botol yang tadi dibelinya.
"Gak pake racun kan?"
"Enggak lah,"
"Ada apa nih tiba-tiba ngasih minum?"
"Gak ada apa-apa, saya kasihan sama kamu. Keliatannya capek banget."
"Oh, makasih ya."
"Iya."
Talisha langsung membuka tutup botol minuman pemberian Raka, minuman yang cukup membuat Talisha sedikit bertenaga dan lebih segar.
Hubungan Raka dan Talisha sudah berjalan hampir dua tahun dan selama itu juga hubungan mereka berjalan ditempat, Talisha yang konsisten dengan dirinya yang tidak menjanjikan kepastian dan Raka yang konsisten dengan dirinya yang akan selalu menunggu kepastian dari Talisha.
Setelah menceritakan bagaimana akhir hubungannya dengan Alca satu setengah tahun yang lalu, membuat hubungan mereka sedikit lebih dekat walaupun perdebatan selalu menghiasi hubungan mereka tetapi setidaknya kini jika Raka bermain ke kosan Talisha, dia tidak perlu berdebat panjang lebar agar diijinkan masuk.
Semakin berjalannya waktu semakin jarang juga Raka bertemu dengan Talisha, mengingat kini Raka sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir yang sedang sibuk menyusun skripsinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TALISHA
Подростковая литература"Saya bisa hidup sendiri. Saya bisa apa-apa sendiri, saya gak butuh laki-laki, saya bisa membahagiakan diri saya sendiri tanpa bantuan siapapun." "Talisha, jangan egois! Semandiri apapun kamu, sebisa apapun kamu, kamu tetap perempuan dan tetap kamu...