18. Berjarak

538 70 2
                                    

"Karena kunci dari sebuah jarak adalah kepercayaan, bagaimana bisa kita berjarak sedangkan percaya saja masih kamu ragukan."

🍃🍃🍃

Beberapa hari belakangan ini Talisha sudah mulai disibukan oleh kegiatan kampusnya, rasanya sudah tidak ada lagi waktu untuk Talisha berleha-leha di kosan.

Tetapi Talisha menikmati prosesnya, Talisha menikmati proses hidup yang harus dia lewati, tentunya dengan dukungan dari orang-orang terdekat Talisha.

"Airin." Sapa Talisha sambil menghampiri Airin yang sedang duduk sendirian di kantin.

"Kemana aja bu? Rasanya kita udah jarang banget main."

"Iya ih, aku kangen banget sama kamu." Jawab Talisha sambil memeluk tubuh Airin dari samping.

"Makannya jangan menyibukkan diri terus,"

"Enggak, aku gak menyibukkan diri." Elak Talisha kepada Airin.

"Gak usah ngelak deh, kan semenjak kak Raka di Bandung, sibuknya kamu melebih presiden."

"Lebay kamu rin,"

"Kamu gak makan?" Tanya Airin kepada Talisha yang sedang memainkan handphonenya.

"Mau nih, aku pesen dulu ya."

Airin menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Talisha beranjak meninggalkan Airin kemudian mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya. Setelah mencari-cari kesana kemari akhirnya Talisha menemukan makanan yang dia inginkan.

Setelah memesan dan membayar Talisha bergegas duduk di hadapan Airin yang masih melahap makanannya.

"Udah pesennya?"

"Udah, tinggal nunggu mba nya nganterin."

Lima menit kemudian makanan yang di pesan Talisha datang dan dengan semangat Talisha langsung menyantap makanannya.

"Tal." Panggil Airin setelah menghabiskan makanannya.

"Iya?"

"Kak Raka apa kabar?"

"Kabar dia baik. Kenapa tiba-tiba nanyain dia?"

"Gapapa, mau tau aja."

"Oh."

Talisha kembali melahap makanannya yang tadi sempat terhenti karena Airin yang mengajaknya berbicara.

"Tal." Panggil Airin lagi.

"Kenapa lagi?"

"Aku mau jujur boleh?"

"Jujur aja."

"Sebenarnya aku suka sama kak Raka."

Refleks Talisha tersedak makanan yang sedang berada dalam kunyahannya, Airin tertawa terbahak melihat reaksi Talisha yang sangat berlebihan. Setelah batuknya berhenti Talisha meminum air putih yang berada di hadapannya.

"Kamu serius suka sama dia?"

Airin menganggukkan kepalanya yakin.

Talisha langsung bungkam dan memilih diam dengan perasaan yang ingin sekali mencakar wajah Airin.

"Kamu gak cemburu kan?" Tanya Airin lagi.

"Engga, kalo Raka emang mau sama kamu ya ambil aja. Aku juga kasihan sama dia kenapa sekeukeuh itu buat nunggu aku." Ujar Talisha cuek mencoba untuk tidak terlihat kesal dan cemburu.

"Yakin? Kamu gak akan kesel dan dendam sama aku kan?"

"Enggak kok, paling entar kalo kamar kosan kamu udah banyak belatungnya dan kamu cari siapa pelakunya itu aku yang kirimin." Jawab Talisha datar sambil melanjutkan makannya.

TALISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang