[13] Tiga Welas

1.3K 202 10
                                    

Aku berjalan mengikuti punggung raja muda itu, jantungku berdebar kencang. Temperatur tubuhku kini mulai tidak beraturan. Pikirku terus bertanya-tanya, apa yang akan dilakukan lelaki itu setelah ini.

Aku mengikutinya berjalan menuju ruangan khusus raja yang tak jauh dari pendopo agung. Memasuki ruangannya, lelaki no.1 dimajapahit itu menyuruhku duduk diatas kursi berbahan kayu jati. Suasana menghening, sang raja itu berjalan menuju lemarinya seperti sedang mengambil sesuatu.

"Ini yang kau cari?" kata raja muda itu menatapku sambil menyipitkan mata.

Aku terkejut melihatnya, itu gitar Zaky.
"Darimana kau dapatkan barang itu" kataku mengerutkan dahi.

Sang prabu memperhatikan gitar itu, dan kembali menatapku. Ia mulai melangkah kearahku,
"Tidak perlu tanya aku dapat darimana. Kau seharusnya bertanya betapa khawatirnya aku saat kau menghilang dari lokasi" ucapnya serius.

"E-ehm... A-akuu" jawabku kehilangan kata-kata.

Raja itu menduduki kursi didepanku. Ia mulai menyenderkan gitar Zaky dikaki meja serta rautnya yang masih memandangku intens sambil memiringkan kepala,

"Rara..." ucapnya tenang.

Aku menatapnya gugup.

"Aku takut kehilanganmu..." ucap raja itu menyendu dengan raut khawatir.

Seketika aku melemas menghadapi sosok dihadapanku ini. Aku masih terdiam mematung.

"Aku hampir putus asa saat kau menghilang dari lokasi tadi. Habis darimana saja kau?" katanya.

"A-akuu... habis dari pasar tadi" jawabku kebingungan.

"Lalu kenapa kau pergi begitu saja, kenapa kau tidak mengatakan padaku" katanya mengerutkan dahi.

"Karna... Aku.." ucapku bingung hendak beralasan apa.

Raut Hayam wuruk masih menatapku heran.

"Aku ingin memberimu kejutan.." lanjutku tersenyum ragu.

"Kau ingin mengerjaiku," ucap sang prabu.

"Tidak, aku.. Tadinya mau membeli sesuatu. Untuk kenang-kenangan kita bertiga selama aku disini. Tapi sayangnya, aku lupa kalau aku tidak punya mata uang majapahit. Jadi aku hanya melihat-lihat saja" jawabku lagi.

"Lalu kenapa sampai larut, Apa kau ingin membuat raja majapahitmu ini cemas dan bersedih" katanya lagi

Tangan Hayam wuruk mulai mengepal disisi kursi,
"Katakan Rara..." ucapnya dengan nada memendam kecewa.

"Aku tidak bermaksud hayam wuruk," kataku pelan.

"Aku hanya ingin menikmati udara bebas diluar istana. Aku bosan terkurung didalam sini" jelasku.

"Dengan cara melarikan diri?" tanyanya.

"dengan cara pergi kepasar untuk membeli sesuatu" jawabku.

Hayam wuruk melengos memandang kearah lain, ia terdiam dengan raut yang masih kesal.

"Percayalah. Aku tidak akan kemana-mana" kataku meyakinkannya.

Raja itu masih tak berkutik.

Lanjutku,
"Aku juga tak bisa jauh darimu. Karna aku akan merindukanmu. Aku menyayangimu" ucapku lagi sedikit dramatis.

Ekspresi raja itu mulai berubah, dengan pelan ia menolehkan kepalanya menatapku.

"Benarkah?" katanya menyendu.

Aku memanggutkan kepala,
"Ya, aku menyayangimu dan Nertaja".

Tatapan Hayam wuruk seketika mendatar. Ia kembali menoleh kearah lain.

'ILY Since 600 Years Ago' [MAJAPAHIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang