[1] Satunggal

5.5K 363 18
                                    

Trowulan 1359 M

Jika memang takdir tak menginginkan, lalu mengapa kita dipertemukan.

Jika memang Tuhan tak mengizinkan untuk bersatu, lalu mengapa Tuhan membuat perasaan itu terus menggebu.

Author pov:

Sang fajar mulai menampakkan wajahnya diufuk timur. Titik embun yang menempel didedaunan menambah kesan sejuk udara pagi ini.

Seorang perempuan remaja berusia 19 tahun yang hendak menunaikan kuliah masih saja terkulai malas diatas tempat tidur kesayangannya. Rara ayu putri anastasya. Nama yang indah namun tidak sepadan dengan sifatnya yang pemalas. Jam menunjukkan angka 06.30 wib, seharusnya ia sudah bersiap diri karna jarak rumah dengan kampusnya yang terbilang cukup jauh. Tiba-tiba wanita paruh baya memasuki kamarnya dan mencubit betisnya dengan jengkel.

"bangunn, udah gede masih aja males-malesan. Gak kuliah kamuu, lihat jam berapa ini".

Anak remaja itu menggosok-gosokkan kedua matanya yang masih buram kearah jam dinding.

"Hahh! Jam setengah 7! Kok aku ga dibangunin sih buu".

"Gak dibangunin gimana, ibu udah bangunin kamu tiga kali masih aja ga beranjak. Sekarang dah kesiangan ngomong gak dibangunin"

Dengan nyawa setengah terkumpul ia langsung bergegas lari sempoyongan ke kamar mandi dengan handuknya.

Rara Ayu pov:

Pagi ini jiwa rebahanku meronta-ronta tak karuan, rasanya ingin berbaring sampai entah kapan. Sontak saja aku langsung terbelalak bak tersetrum tegangan listrik tinggi ketika betisku dicubit tanpa aba-aba.

"bangunn, udah gede masih aja males-malesan. Gak kuliah kamuu, lihat jam berapa ini".

Suara nyaring ibuku begitu terdengar jelas ditelingaku. Aku yang awalnya masih ingin bermimpi indah jadi tidak selera melanjutkan aktivitas rebahanku sekarang. Tubuhku mulai kuangkat perlahan sambil memperjelas penglihatan, kutolehkan jam dinding yang terpampang jelas ditembok kamarku,

"Hahh! Jam setengah 7! Kok aku ga dibangunin sih buu".

"Gak dibangunin gimana, ibu udah bangunin kamu tiga kali masih aja ga beranjak. Sekarang dah kesiangan ngomong gak dibangunin"

Sontak saja aku panik. Kelas dimulai pukul 08.00 wib. Sedangkan perjalanan rumah ke kampus kurang lebih satu jam. Bisa berabe kalau sampai telat masuk.

Pukul 07.15 wib aku sedang disibukkan didepan cermin, dengan agak tergesa-gesa aku hanya memakai bedak tipis dan lipgloss agar bibirku tidak kering pucat. Busana yang kukenakan juga tidak mencolok, hanya dengan kemeja merah maroon berlengan panjang yang ku lipat hingga siku serta bawahan jeans berwarna coklat tua dan tak lupa kemeja yg kukenakan kumasukkan kedalam jeans, ya biar kasual gituloh hehe. Shit, kemana perginya sisirku. Semua meja rias sudah ku geledah tapi tak juga kutemukan benda itu.

"Huft! Kenapa sisirnya ilang-ilang mulu sih. Gatau orang lagi buru² napa. Ya masa ke kampus kyak mak lampir bginiii".

Setelah menggeledah ke berbagai tempat barulah terpampang pucuk sisir itu dicepitan kasur,

'ILY Since 600 Years Ago' [MAJAPAHIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang