[21] Selikur

1.1K 159 7
                                    

"Kau sudah bangun," ucapnya ramah.

Kuhembuskan napas kasar,
"Aku lapar," kataku sambil memegangi perutku yang tiba-tiba bergemuruh.

Lelaki itu mulai berjalan kearahku dan terduduk disisi ranjang, ia menatapku selama beberapa menit.
"Kau kenapa melihatku begitu?" kataku yg mulai tak enak.

"Tidak ada apa-apa" ungkapnya.

"Apa aku terlihat berantakan?" kataku yg langsung menata rambutku dengan jari-jariku.

Raja muda itu hanya terkekeh dan menyingkirkan tanganku,
"Tidak.. Kau tetap terlihat cantik".

Hal itu membuat diriku terbang dipagi hari. Beberapa detik kemudian aku baru tersadar,
"Tunggu.. Semalam kau tidur dimana?" tanyaku.

"didalam mimpi indahmu," ucapnya tersenyum manis.

"Ishh.. aku bertanya serius" kataku sedikit kesal.

Ia hanya tertawa kecil,
"Bagaimana menurutmu,"

"aku tak tahu, apa kau tidur disofa?" tebakku.

"Bagaimana jika aku tidur diluar semalam?" katanya.

"Apa?! Lalu apa ada yg memergokimu?" kataku yang mulai panik.

"Kenapa kau tanya begitu," ucapnya tersenyum gemas.

"I-iyaa, Seharusnya... Aku tidak tidur disini," kataku sedikit gugup.

"Kau ini ada-ada saja. tentu saja aku tidur disini, bersamamu." ucapnya terkekeh.

seketika aku sedikit lega, karena raja muda itu tidak tidur diluar. Jika tidak, maka sudah hilang citraku dimata anggota kerajaan.

"Hufft, kau ini membuatku panik" dengusku.

"Kau semalam sangat lucu," ungkapnya.

"Maksudmu?"

Lanjutku,
"Kenapa? Apa rautku sangat konyol," ucapku.

Ia hanya tersenyum tak berkutik.

"Hayam wuruk, katakan. Ada apa denganku," kataku dengan raut tak karuan serta pipi yang memerah.

Lelaki itu sedikit mendekatkan wajahnya ke arahku,
"Kau ingin tahu dinda?" ucapnya.

"Apa kau main-main denganku kanda," timpalku balik dengan tatapan intens.

Tiba-tiba lekukan indah terukir jelas diujung bibir lelaki itu.
"Setidaknya kau telah membuatku bahagia dipagi hari, sekali lagi aku mencintaimu".

Tubuhku berangsur lemas saat mata dan kalimat itu sampai kepadaku, aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Kenapa lelaki ini selalu membuatku merasakan hal baru.

Untuk menutupi pipiku yang sudah seperti kepiting rebus, dengan spontan kupalingkan wajahku untuk membelakanginya. Sumpah, pagi ini begitu indah.

"Oh iya ternyata tendanganmu mantap juga" kata hayam wuruk tiba-tiba.

Aku langsung membelalakkan mata saat mendengar hal itu.

"Tingkahmu banyak sekali," keluhnya lagi.

"A-apa aku.. Melakukan sesuatu," kataku.

"Yaa, itulah kenapa aku mengikat kakimu semalam. Kau menendangku sampai tersungkur dari ranjang" ucapnya dengan raut datar.

Mataku langsung tertuju pada kaki ku yang telah terbujur lurus dihadapanku. Sebuah kain panjang melilit pergelangan kakiku dengan erat.

"Ya Ampun, untung saja aku belum beranjak dari tempat tidur. Jika tidak.." ucapku.

"Jika tidak kau akan terjungkal seperti tawanan, kalau sampai tidak menyadarinya," kata Hayam Wuruk menyambung perkataanku.

'ILY Since 600 Years Ago' [MAJAPAHIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang