Keesokan harinya, aku datang ke kampus lebih awal. Karena ini adalah kali kedua aku diajar oleh dosen muda itu, tentu saja aku tak mau kena lagi. Harus dapat apa lagi aku kalau sampai telat seperti kemarin. Saat kakiku akan melangkah menuju gedung kampus, tiba-tiba dari kejauhan sosok 2 mahasiswa/i itu memanggilku dengan keras,
"Raaa... "
aku membalikkan badan kebelakang sambil menunggu ia menghampiriku. Setelah jaraknya semakin dekat denganku,
"Eh jakii,Liraa.. Tumben banget pagi-pagi udah dateng" sapaku dengan sumringah.
"Iyalah, lah masa kek elu. Ngebo mulu. Acara mulai jam 7 datengnya jam setengah 9" jawab zaky terkekeh sambil meledek.
"Eh enak ajaa (sambil menyenggol pundak zaky) . Gak semuanya ya gua kek gtu. Gue juga bisa rajin kalii. Meskipun kadangg" kataku
"Tauu nih jaki, masa tadi gue juga dibilang cewe barbar didepan kak rajaa hiih keseell..." sahut Lira.
"Apaa? Lo udah ketemu pak Raja!" kataku.
Lira mengangguk,
"Iyaa, tadi gue gak sengaja kepleset trus jatuh didepan kak Raja tau, dia cakep banget kalo dari deket asli dah.. Udah gitu badannya wangiiii banget nget nget" jawab Lira dengan tersenyum salah tingkah.Lanjutnya, "tapi gara-gara ada si Jaki dateng, dia ngerusak suasana gue ajaa. Langsung nyinyir malu-maluin gue didepan pujaan hati guee, hufft" cerocos Lira dengan wajah yang tiba-tiba cemberut.
Aku yang jadi sedikit geli dengan kata-kata Lira juga menceritakan kejadian kemarin saat aku terlambat dan diberi tugas banyak dalam dua hari serta ketika pak Raja memberiku nomor telpon.
"Apaa?! Lo keperpustakaan berdua sama kak raja! dikasih nomernya kak Raja juga! Fix kali ini gue iri sama lo. Lo harus tanggung jawab, kasih nomernya kak raja ke gue" kata Lira.
"Buat apaan?" tanyaku.
"Buat pdkt lah, apalagi" jawabnya.
"Heh! Enak ajaa. Ini nomer khusus buat tugas kuliah gue. Bukan buat sepik-sepikan. Ngga ah" tolakku.
"Ahh lu mah sama temen sendiri gitu. Ok gue janji ga bakalan bilang siapa-siapa deh. Ya raa.. Please..." bujuk Lira.
"Nggak! "
"Okee, gue gamau temenan ama lu! Ngambek gue!"
"Yahh yaudah, padahal tadinya gue mau ngasih"
"Ishh mauu.. Mana mana"
"Nih lo catet yak.." kataku sedikit cekikikan.
Lira yang sudah siap dengan bulpoinnya menyimakku dengan teliti.
"0821.." Ejaku.
Dan lira mulai menulis ditelapak tangannya.
"5-7-6-7-x-x-x-x-x. Udahh" ucapku.
"Yeayy.. Makasih raraa, lo emang sahabat terbaik gue. Eh tapii kok lu hafal sih nomernya kak Raja. Lo hafalinn?" tanya Lira.
"Nggak.. Gue baca nomer yang ada di tiang listrik ituu" kataku cekikikan.
"Iishh.. Raraaaa. Gue kan mau dapet nomornya kak Rajaa bukan nomornya sedot WC...!" ucapnya dengan kesal yang kemudian disusul oleh tawaku dan zaky bersamaan.
"Lagian mana mau sih si Raja sama lu pada, mending sama gue haha" sahut Zaky.
"Huuuu" seruku dan Lira serempak sambil mengacak-acak rambut Zaky.
"Hmm.. Yodah terserahlu deh. Cewe emang selalu bener.. " ucap zaky berjalan kedepan yang kemudian disusul kami menuju gedung kampus.
Selama kami bertiga menyusuri lorong, zaky mengatakan perihalnya kemarin,
KAMU SEDANG MEMBACA
'ILY Since 600 Years Ago' [MAJAPAHIT]
Historical FictionRara Ayu Putri Anastasya, seorang gadis kelahiran Jakarta yang menetap di Surabaya mengalami peristiwa aneh yang membuatnya terjebak dimensi waktu 600 tahun yang lalu. Saat itu Jawa Timur masih berupa kerajaan yang dipimpin oleh wangsa Rajasa dari k...