Seusai membilas rambut, putri itu kembali mengatakan padaku,
"Rara aku ingin mencoba hemset mu itu," kata nertaja.
"Hemset?" tanyaku heran.
"Iyaa, hemset. Yang bisa mendengarkan lagu seorang diri itu" katanya.
"Owalah, headseat.." kataku.
"Ya seperti itu, namanya sulit sekali" ujarnya.
Aku hanya terkekeh,
"Baiklah, tapi jangan lama-lama ya nanti hp ku bisa mati karna belum kuisi daya dari beberapa hari yang lalu" kataku."Baiklah,." responnya.
Kami kembali menuju kamarku untuk menggunakan barang itu, nertaja mulai memasang headseat dikedua telinganya sambil menungguku memainkan ponsel untuk menyetel sebuah lagu. Aku memilih memutar lagu mokrom yang dipopulerkan oleh tulus.
Kulihat nertaja memanggut-manggutkan kepalanya beberapa kali menikmati alunan lagu dalam headseat itu,"Musiknya seperti sederhana namun sangat lembut didengar" ucapnya.
"Itu menggunakan alat musik modern," jawabku.
Nertaja kembali memanggutkan kepalanya menikmati lagu itu. Kuperhatikan ia seperti tidak menghiraukan apapun disekitarnya, hingga lagu itu selesai.
"Apakah Ini menceritakan tentang kenangan masa kecil seseorang," katanya.
"Iya seperti itu, aku juga setiap mendengar lagu itu selalu teringat masa kecilku dulu hehe" jawabku.
"Oh iya nertaja, aku juga membawa gitar zaky saat kesini, tapi saat bangun aku tak melihat benda itu," kataku.
"Memang bendanya seperti apa" tanyanya.
"Bendanya berbentuk ramping dan ujungnya panjang, terdapat senar diatasnya. Ditaruh mana gitarnya sekarang" tanyaku.
"Hmm.. Sebentar. Mungkin para pengawal tahu dimana benda itu," kata sang putri.
Aku langsung membereskan barang-barangku kedalam tas dan nertaja mulai memerintah salahsatu dayang untuk memanggil salah seorang pengawal yang membopongku saat dicandi itu, dan pengawal itu datang kepada kami dengan menunduk.
"Ampun gusti putri.." ucapnya.
"Kau taruh mana barang Rara Ayu seusai dari candi itu," katanya.
"Hamba kurang tahu gusti, hamba hanya membawa barang-barang yang hamba lihat didekat Rara ayu" jawabnya menunduk.
Aku dan nertaja terdiam sejenak, dalam benakku masih benar-benar mengingat bahwa barang itu masih ada padaku sebelum pingsan.
"Putri Nertaja, apa mungkin barangnya masih tertinggal disana" kataku sedikit formal.
"Mungkin, tapi saat ini kita tidak boleh keluar istana" jawab nertaja.
"Apa tidak sebaiknya dicari sekarang, Bagaimana kalau barangnya hilang," ucapku sedikit khawatir.
"Ehm.. Kau tenang saja. Pasti barangnya tidak jauh dari tempat itu, atau jika ditemukan orang pasti ia akan menyimpannya. Kita akan mencarinya besok" ucapnya meyakinkanku.
"Hmm.. Baiklah" jawabku.
Nertaja langsung mempersilahkan pengawal itu untuk kembali, aku dan sang putri juga mulai keluar kamar untuk melakukan aktifitas lain. Demi apa aku mengajak nertaja untuk melakukan hal iseng seperti mengeprank para dayang yang dilakukan oleh para youtubers, yang pasti prank ini tidak merugikan pihak manapun tentunya. Aku dan Nertaja merasa sangat senang melihat reaksi orang-orang kuno yang sangat polos karna ulah kami. Berdosa sekali diriku, tapi ini menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
'ILY Since 600 Years Ago' [MAJAPAHIT]
Ficción históricaRara Ayu Putri Anastasya, seorang gadis kelahiran Jakarta yang menetap di Surabaya mengalami peristiwa aneh yang membuatnya terjebak dimensi waktu 600 tahun yang lalu. Saat itu Jawa Timur masih berupa kerajaan yang dipimpin oleh wangsa Rajasa dari k...