36. Invented

3.6K 514 78
                                        

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie hanya mampu menatap sendu chaeyoung yang tertidur di sampingnya.

Malam ini chaeyoung begitu lemah.

Bahkan dengan mudahnya, demam menyerang dirinya.

Lisa bilang mungkin chaeyoung terlalu lama berada di luar karena sekarang memasuki musim dingin.

Dan di tambah lagi dengan stress yang di alami gadis jangkung itu.

"Ya... Kau sangat mirip dengan ayahmu." Gumam jennie mengusap lembut pipi chaeyoung.

Menatap lamat wajah chaeyoung yang kelamaan mengingatkannya pada si hoo.

Jennie memperbaiki letak sapu tangan kecil di kening chaeyoung.

Ia menarik tubuhnya untuk duduk, memerhatikan chaeyoung dengan lama.

Jennie tak akan pernah bosan.

Tidak, karena Chaeyoung adalah pemandangan yang selalu menyejukkan hatinya.

Yang selalu berhasil membuat moodnya naik hanya melihat gadis itu di hadapannya.

Jennie perlahan turun dari ranjang, keluar dari kamarnya berniat membuatkan bubur untuk chaeyoung.

Jennie mengikat rambutnya asal dan membasuh wajahnya terlebih dahulu.

Dan setelahnya ia bergerak membuatkan bubur untuk chaeyoung.

Walaupun sekarang telah menunjukkan pukul dua belas malam, chaeyoung setidaknya harus makan sedikit.

"Jennieya!"

Jennie tersentak, mendengar teriakan chaeyoung.

Segera gadis itu mematikan kompornya dan berlari kecil menghampiri Chaeyoung.

Tapi ia sudah melihat kehadiran chaeyoung di ruang tamu.

"Chaeyoung, kau kenapa?" Tanya jennie khawatir.

Mengelap keringat yang bercucuran di leher dan wajah gadis itu.

Tapi tiba tiba saja chaeyoung memeluknya begitu erat membuat jennie tambah kebingungan.

"Gwenchana?"

Perlahan jennie melepaskan pelukan mereka.

Menatap kedua mata chaeyoung yang menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan.

"Harusnya aku yang bertanya, gwenchana?" Tanya jennie lembut.

Mengusap pipi chaeyoung dan menampilkan senyum tipisnya.

Chaeyoung membasahi bibirnya berkali kali.

Mengatur nafasnya yang memburu.

"Aku hampir kehilanganmu." Jawab chaeyoung kini melemah.

Jennie menelan Salivanya dan menarik chaeyoung.

Ia menduduki dirinya di lantai dikuti oleh chaeyoung.

Tapi jennie menarik kepala chaeyoung untuk berbaring di pahanya.

"Kau bermimpi buruk?" Tanya jennie mengusap lembut rambut keunguan chaeyoung.

"Itu terlalu nyata." Ucap chaeyoung memejamkan matanya.

Jennie langsung menampilkan senyum terbaiknya dan mengusap lembut pipi chaeyoung.

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang