MINE✔

16. Like?

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana lenganmu?"

Chaeyoung terkejut dan berbalik saat jennie telah tiba dan masuk ke dalam Van.

"E-eoh, sudah baik baik saja." Jawab chaeyoung meraba lukanya yang telah di perban rapi oleh perawat tadi saat ia ke rumah sakit bersama manajer oppa atas permintaan jennie.

Setelah pulang dari rumah sakit, kedua orang itu kini menjemput jennie yang memiliki jadwal variety show di salah satu televisi Korea.

Chaeyoung memasang kembali blazer hitamnya saat manajer oppa telah masuk ke dalam Van.

Pria itu kini menjalankan mobilnya menuju ke tempat variety show yang jennie akan tampil di sana.

"Jadi chaeyoung? Bagaimana kau bisa tau jika song mino kemarin itu adalah penyusup?"

Chaeyoung menoleh pada manajer oppa yang bertanya.

Memang wajar jika manajer oppa bertanya sebab ia juga ada berhutang cerita pada manajer jennie itu.

"Aku akan memberitahukannya nanti, Hyung. Sekarang fokus saja mengendarai." Tukas chaeyoung menampilkan senyum tipisnya lalu melirik kaca spion di atasnya.

Memperlihatkan wajah jennie yang kesal.

Ia tau, jika jennie pasti juga ingin mengetahui masalah song mino itu. Tapi chaeyoung tak ingin membuat fokus jennie kacau dalam comeback ini.

Akan sangat di pastikan jika masalah ini bisa membuat jennie ketakutan.

Hal yang baru saja Chaeyoung ketahui adalah jennie sering mengalami panic attack.

Dimana ia akan merasakan munculnya ketakutan atau kecemasan dan gejala fisik secara berlebihan dan tiba tiba.

Kondisi seperti ini tidak bagus untuk akal sehat dan diri Jennie sendiri, chaeyoung tak ingin jennie memikirkan masalah ini.

Ia akan mengurusnya sendiri,

Mencari tau apa yang terjadi di balik penyusupan song mino dan terutama,

Song Joong Ki.

~~~~

Pria bersetelan Hoodie hitam dan celana berserta sepatu berwarna senada tengah berdiri di depan sebuah supermarket.

Menyimpan kedua tangannya ke dalam kantong hoodienya untuk menghangatkan kedua tangannya, karena dingin yang menerpa tubuhnya.

Sebentar lagi akan hujan, pria itu berdecak kesal dan sesekali menoleh ke belakang ke arah dalam supermarket.

"Cih! Apa dia perempuan? Kenapa lama sekali!" Celetuknya dan menggosok kedua tangannya dengan cepat.

"Khamshamnida~"

Pria itu berbalik saat pintu supermarket itu terbuka menampakkan temannya yang menampilkan sebuah senyum kotaknya.

"Hehe mian, aku harus membasuh rambutku agar tidak rusak." Ujarnya membuat sang pria berambut pirang itu memutar malas matanya.