22. "Parece que me gustas"

3.4K 519 123
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chaeyoung maupun jennie hanya berdiri diam.

Tanpa ada yang ingin membuka suara lagi.

Chaeyoung yang merasa sedikit bersalah karena membuat jennie menangis.

Dan jennie yang berfikir jika ia terlalu penasaran membuat ia terlalu ikut campur dalam kehidupan chaeyoung.

Jennie akan terima jika chaeyoung berkata kasar padanya karena mungkin chaeyoung berfikir jika ia berniat membela Lisa dan jisoo.

Tapi nyatanya tidak!

Jennie hanya ingin chaeyoung tak memilik musuh walaupun ia tau pekerjaan chaeyoung memiliki banyak musuh.

Tapi setidaknya jangan Lisa dan jisoo.

Jennie merasa bimbang, karena ia menyayangi kedua sahabatnya itu dan...

Jennie...

"Chaeyoung-ah."

Chaeyoung hanya diam saat jennie kini menatapnya.

"Setelah aku berfikir, aku cukup mengerti sekarang."

"Apa maksudmu?" Tanya chaeyoung bingung.

Jennie hanya tersenyum lalu menunduk menghela nafas pelan.

"Parece que me gustas"

"Nde!?" Wajah chaeyoung mendadak terperangan saat jennie berbicara entah menggunakan bahasa apa.

"Kau barusan berbicara apa?" Tanya chaeyoung dan jennie hanya mengusap tengkuknya.

"C-cari saja artinya sendiri!" Jawab jennie lalu berbalik memasuki apartemennya cepat dan menutup pintunya kuat membuat chaeyoung terperanjat.

"M-mwoya igeo?"

~~~


Dengan langkah kaki yang sama, hanbin dan mino berada di depan sebuah perusahaan.

Berbangunan tinggi hingga perkiraan mino melebihi 30 lantai.

"Woah~ Daebak!" Gumam mino dan hanbin hanya tersenyum kekeh.

"Kau harus melamar kerja disini," ucap hanbin membuat mino menoleh pada pria itu.

"M-mwo?"

"Kau pintar dan cukup mengenal hal bisnis. Sebaiknya kau bekerja disini."timpal hanbin dan dengan cepat di geleng mino.

"Aa~ wae? Bukankah gajinya sangat bagus untuk kau membayar sewa apartemen?"

"Bukan itu masalahnya, bodoh!" Kesal mino memukul kepala hanbin.

Membuat pria pirang itu meringis.

"Aku bisa dengan mudah di temukan oleh ayahku jika aku bekerja di sebuah perusahaan besar seperti ini!" Tukas mino dan menghela nafas kasar, ia tau ayahnya. Ayahnya selalu mempunyai orang dalam di manapun keberadaannya.

Hanbin yang masih setia mengusap kepalanya hanya cemberut dan mengangkat kedua bahunya acuh.

"Ya sudah, cari saja pekerjaan lain. Lagi pula kau sudah tak berkerja lagi di cafe."ucap hanbin meninggalkan mino.

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang