26. Caller

3.3K 513 148
                                        

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hanbin melirik jennie yang tak segera memakan makanannya.

Ia hanya mengaduk aduk makanannya dengan terlamun.

"Joesonghamnida,"

Jennie menghentikan gerakan tangannya dan menegakkan kepalanya menatap Hanbin.

"Nde?"

"Nona harusnya memakan makanan anda. Makanannya akan mendingin jika tidak di makan." Ucap hanbin dan jennie tersadar.

"E-eoh, m-majja." Jennie langsung bersigap memakan makanannya.

Hanbin menghela nafas dan meletakkan sendok makanannya di samping mangkuk nasi.

"Mari kita berbicara santai, apa kau memiliki masalah dengan chaeyoung?" Tanya Hanbin langsung membuat jennie hampir saja tersedak.

Jennie mengambil minumannya dan meminumnya.

"K-kau ini kenapa?"

"Maaf biar aku yang koreksi. Harusnya aku yang bertanya, kau kenapa?" Balas Hanbin bertanya.

Jennie menelan Salivanya dan menunduk, mengepalkan kedua tangannya erat.

"Kau menyukai chaeyoung?"

Jennie menatap Hanbin cepat dan sedikit memundurkan tubuhnya saat wajah Hanbin begitu dekat dengannya.

"Benarkan? Kau menyukai chaeyoung?" Selidik Hanbin menyipitkan matanya.

Jennie memalingkan wajahnya saat merasa pipinya memanas.

"Jika pipimu memerah, aku anggap itu ya." Hanbin menjauh dari jennie dan melipat kedua tangannya di atas meja.

"Aku mengetahui tentang ini saat tak sengaja mendengar kalian berseteru tadi malam." Imbuh Hanbin dan jennie tetap diam.

Hanbin menghela nafas samar dan memandang jennie teduh, "chaeyoung-ie~..."

Jennie langsung menoleh menatap Hanbin yang kini tersenyum tipis setelah menyebut nama chaeyoung.

"Dia...orang yang baik bukan?"

Jennie tanpa sadar tersenyum dan mengangguk tawa.

"Dia...orang yang lucu bukan?"

Lagi jennie mengangguk dengan tawa yang sedikit lebih keras.

"Dia...orang yang bodoh, tidak peka, dan aneh, terkadang dingin lalu selanjutnya menjadi orang yang perhatian."

Jennie kini tertawa dengan gummy smilenya dan mengangguk, "matta~"

"Karena itulah dia, seorang park chaeyoung yang baik dan perhatian."ucap Hanbin ikut tertawa.

Ya~ tawa jennie Cukup membuat ia tertular.

Tawa keduanya perlahan reda dan hanya saling menatap ke luar jendela.

Melihat banyaknya orang yang sibuk dengan urusan masing masing.

"Chaeyoung sama sekali tak berminat ingin mengikuti pelatihan bodyguard."

Jennie menoleh pada Hanbin tapi Hanbin masih setia melihat keluar jendela.

"Saat mengetahui ayahnya meninggal, chaeyoung menjadi sosok yang rapuh dan bahkan ia seperti tak tau bagaimana ia berjalan untuk kedepannya lagi nanti." Ungkap Hanbin kini melihat jennie.

MINE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang