MINE✔

28. Saved

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie terus memberontak agar tali yang mengingat kaki dan tangannya terlepas.

Tapi bagaimana? Sangat mustahil karena tali itu terikat kuat.

Ckleek!

Jennie menoleh saat pintu kamar yang tak ia ketahui sekarang di mana terbuka.

Cahaya di sana hanya di terangi oleh sinar bulan yang masuk lewat jendela yang terbuka lebar.

"Hei, nona! Berisik sekali." Tegur pria botak itu dan jennie mendengus.

"Ya! Lepaskan aku, apa apaan ini." Teriak jennie dan pria botak itu tertawa sinis.

"Ada apa?" Teman pria botak itu datang, memandang jennie dengan bingung.

"Dia sangat berisik, Hyung."

"Apa kita sudah di beritahu, apa yang harus kita lakukan pada gadis ini?" Tanyanya temanya dan pria botak itu menggeleng.

Temannya menatap jennie dari kepala hingga ujung kaki.

"Jika belum ada..."

Pria botak itu menoleh pada temannya yang menunjukkan seringai yang sulit di artikan.

"Bermain dengannya, pasti menyenangkan bukan?"

~~~

Mino meringis, berusaha bangun dengan sempoyan.

Kepalanya masih berdenyut dengan kuat membuat ia tak sanggup menompang tubuhnya.

Tapi beruntunglah, hanbin datang tepat waktu menahan tubuh pria itu.

"Ya! Gwenchana?" Tanya hanbin khawatir.

Mino tak bisa menjawab ucapan hanbin. Kepalanya masih terlalu sakit untuk di ajak bicara.

"Bawa masuk ke Van." suruh chaeyoung.

Chaeyoung sebenarnya ingin sekali membunuh mino sekarang.

Tapi yang di lihatnya sekarang, mino tak berbohong.

Ia juga korban disini.

Membuat niat chaeyoung terurungkan.

"Chaeyoung~"

Chaeyoung menoleh pada mino yang telah duduk di kursi mobil belakang.

"Dia... Di bawa oleh dua orang pria."

Chaeyoung kini mendekat pada mino, "dimana?"

Mino menggeleng dan memejamkan matanya erat, "aku tak tahu, mereka baru pergi beberapa menit yang lalu... kemungkinan."

Chaeyoung berdecak kesal.

Demi apapun, jika terjadi sesuatu pada jennie,

Ia tak akan memaafkan orang yang membawa idol itu...