MINE✔

0. Epilogue

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Langkahnya yang pelan memasuki apartemennya yang telah ia tinggalkan selama sebulan ini.

Membuka pintu apartemennya setelah memasukkan passcode.

Jennie tersenyum miris. Baru saja melangkah, bayang bayang chaeyoung dan ia saat berpelukan menyerang kepalanya.

Ia kembali melangkah lebih dalam, melihat dapur itu yang masih terlihat lengkap tapi telah berdebu.

Bayang bayang saat ia makan dan memasak bersama chaeyoung kini berputar di kepalanya.

Jennie menghapus air matanya kasar dan beralih ke arah ruang tamu.

Saat ia tidur di pangkuan chaeyoung, saat ia berciuman dengan chaeyoung, saat ia mengait janji jika akan hidup bersama chaeyoung.

Jennie menduduki dirinya di sofa, menatap sekeliling apartemennya.

"Bukankah kita harus menaruh foto di sana, apartemen ini akan menjadi rumah kita nanti."

"Kau mau?"

"Tentu."

"Pasanglah, sesukamu."

Jennie kembali menangis melihat fotonya bersama chaeyoung yang terpasang di salah satu dinding.

"Chaeyoung-ah....bogoshipo." lirih jennie di sela sela Isak tangisnya.

Rasa sesak, rasa kehilangan, dan rasa sakit itu tak pernah mereda di dalam diri Jennie.

Chaeyoung begitu berpengaruh dalam dirinya.

Jennie selalu mencoba untuk merelakan chaeyoung tapi tak bisa.

Seakaan chaeyoung tak boleh di relakan untuk hatinya.

"Aku lelah, aku sakit. Aku mohon chaeyoung... Hilangkan rasa sakit ini."

Jennie menunduk, meremas rok putihnya.

Ia berdiri setelah sedikit tenang, berjalan lemas ke arah kamar yang lebih banyak memiliki kenangan.

Ckleek!

Jennie menelan Salivanya dengan susah payah.

Mengigit bibir bawahnya, membayangkan bagaimana ia sangat nyaman tidur di pelukan chaeyoung.

Rasa tak rela ini, apa jennie salah? Jennie juga tak ingin seperti ini. Tapi pikirannya selalu kalut.

Ia menduduki dirinya di tepi ranjang, membuka laci nakas. Meraih frame foto milik chaeyoung.