Part 29 - Truth or Dare

291 45 8
                                    

Selesai makan, pak BaekHyun yang membereskan semuanya. Awalnya aku mau membereskannya, tapi infusan ku tidak sampai, jadi pak BaekHyun lah yang membersihkannya.

"Pak, Yer, kapan kalian akan menikah?" Tanya Sowon.

"Entah lah, aku tidak ingin cepat-cepat." Gumam ku.

"Kata mama minggu ini, hari Sabtu." Jawab pak Baekhyun. Aku melotot.

"Ya itu seharusnya menjadi bahan obrolan makan malam kemarin, tapi karena Yerin masuk rumah sakit, jadi mereka menetapkannya tanpa kami." Jawab pak BaekHyun.

"Kalian sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Sowon. Aku dan Pak BaekHyun mengangguk

"Yer, butuh pengapit ga?" Bisik Sowon. Aku menepak kepalanya.

"Ga usah aneh-aneh, kamu aja ga bakal aku undang nanti." Balasku. Dia cemberut.

"Eh padalah aku ngarepin sesuatu loh, kali aja ada ponakan unyu gitu." Bisik Sowon.

"Sowon yang pinter, cantik, baik hati dan tidak sombong, PIKIRANNYA TOLONG JANGAN MESUM!!!." Aku menarik pipinya itu.

"Aw.. Ih lepas, kan maksudnya kali aja bablas, ga sengaja gitu. Aku pengen liat perpaduan antara seorang pak BaekHyun dengan Yerin." Ucap Sowon sambil membayangkannya.

Aku menggelengkan kepalanya. "Saya lebih suka kamu yang di sekolah." Potong pak BaekHyun. Aku tertawa. "Setuju pak, kali ini kita sependapat." Balas ku.

"Jadi nanti kalian bakal tidur satu kamar gitu?" Tanya Sowon.

"Enggak, kita pisah kamar." Jawab pak BaekHyun dengan cepat. Sowon hanya mengangguk.

Aku mengeluarkan laptop ku. "Masih tulis Yer?" Tanya Sowon.

"Ya, kamu?" Tanya ku.

"Enggak, dan males, ga ada ide lagi." Jawabnya.

"Kalian tulis? Tulis apaan?" Tanya pak BaekHyun.

"Novel gitu," Jawab ku. Aku mulai membuka aplikasi nya dan melihat jumlah pembaca ku. Pertambahan yang cukup banyak. Aku menutup nya lagi. Biasanya ide-ide ku muncul saat malam hari. Jadi aku tidak akan membuang waktu untuk berpikir mencari ide di siang hari.

"Yer, bosen." Gumam Sowon.

"Ayo main TOD yuk, dah lama ga main," Ajak ku.

"Pak BaekHyun mau ikut?" Tanya ku.

"Pak ikut aja biar seru." Ajak Sowon. Pak BaekHyun menggeleng. "Saya bukan bocah lagi, kalian main aja berdua." Jawab pak BaekHyun.

"Ih bapak mah ga seru, ya sudah saya telepon papa bilang pak BaekHyun ga mau temenin saya main." Ancam ku. Pak BaekHyun terlihat tidak percaya dengan ucapan ku. Aku mengambil ponselku dan menelepon papa.

Untung saja di angkat. "Pa, BaekHyun ga mau temenin aku main," 'Oke nanti papa bilangin, kamu sudah makan,' "Sudah pa, oke deh, makasih pa."

Aku menutup teleponnya.

"Saya ga bodoh Yerin, Saya bukan anak kecil kayak kalian yang bisa di ancem begitu," Pak BaekHyun merasakan ponsel nya bergetar.

Dia melotot melihat layar ponselnya. "Iya. Iya saya ikut, ih cepu banget sih. Nih kamu jawab, bilang ke papa." pak BaekHyun memberikan ponselnya di tangan ku.

"Halo pa, udah kok, makasih ya pa." Papa menjawabnya dan mematikan teleponnya. Aku mengembalikan ponsel itu ke pak BaekHyun.

"Nyebelin banget sih," Gumam pak BaekHyun.

"Ayo kita mulai." Sowon mengeluarkan Ipad nya.

"Kita pakai aplikasi saja ya biar ga curang." Ucap Sowon. Aku mengangguk setuju, pak BaekHyun pun setuju-setuju saja. Sowon memasukkan nama ku, namanya dan nama pak BaekHyun.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang