Part 85 - Pulang ke Korea

221 28 4
                                    

[BaekHyun POV]

"Baek, Ayo cepatlah, kenapa kamu sangat lama." Panggil Yerin sambil terus menggedor pintu kamar mandi.

Aku tahu dia sangat bersemangat untuk segera kembali ke Korea, tapi apa dia benar-benar tidak bisa sabar? Aku sedang buang air tapi dia terus menggedor-gedor pintu kamar mandi nya. Aku benar-benar sedang sakit perut. Gimana ceritanya nanti kalau di jalan nanti aku malah buang air di celana. Kan ribet.

"SABAR YERIN, PERUT KU MASIH SAKIT." Balas ku sedikit berteriak dari dalam.

"Ih, tahan aja, kamu tahan aja nanti di Korea juga bisa lanjut." Ucap nya.

"PESAWAT KITA 14 JAM YERIN!!!" Bentak ku dari dalam. Yang benar saja dia, masa aku harus menahan sakit perut ku selama 14 jam. Masalahnya kalau aku buang air di pesawat, aku takutnya nanti ada yang mengantri sedangkan aku buang air kan cukup lama.

"Nanti kita ketinggalan pesawat Baek, aku mau pulang hari ini." Ucap nya.

"KALAU KETINGGALAN NANTI AKU PESAN TIKET LAGI, KALAU GA ADA AKU PESEN PESAWAT PRIBADI, UDAH TENANG AJA, KITA BAKAL PUL-."

PLUNGGG!!. PLUNG!! PLUNGG!!

"AH.. ENAK.. AKHIRNYA.."

"IH PARAH BANGET SIH SAMPAI KEDENGERAN GITU." Teriak Yerin dari luar. Dia menjauh sedikit dari pintu kamar mandi saat aku membuka pintu nya dan keluar dari sana.

Dia menutup hidung nya dan menjauh dari ku. "Jangan dekat-dekat, cari parfum dulu sana," Ucap nya.

"Makanya, gimana ceritanya aku buang air di pesawat, mau taro di mana muka aku abis itu?" Balasku. Dia menunjuk ke arah kamar.

Ya aku tau maksudnya. Aku masuk ke kamar dan memakai parfum dulu. Setelah itu aku keluar dari sana.

"Udah kan?" Tanya ku. Dia mengangguk sambil duduk di atas koper.

"Ayo berangkat sekarang." Ucap nya.

"Iya, kamu itu ga sabaran banget, aku kasian nanti sama pasien kamu, orang sakit perut aja di suruh tunggu, jangan-jangan ada orang kecelakaan, kamu lagi makan di suruh tunggu lagi." Ucap ku.

"Ga gitu lah, Nyawa orang nomor 1, perut nomor 2, nah kamu kan tadi itu urusan perut, jadi nomor 2," Ucap nya.

"Yang bener aja Yer, kalau ada orang usus buntu gimana? Itu kan perut." Ucap ku.

"Usus buntu? Ya operasi lah, itu kan nyawa bukan perut doank, kalau kamu nahan juga ga bakal mati Baek, Aku belum pernah baca ada orang yang mati karena nahan berak," Ucap ku.

"Bukan ga pernah baca, tapi memang ga ada orang yang mau nahan berak 14 jam." Ucap ku kesal.

"Sok tau," Gumam nya.

GUKK GUUKKK...

Hani sudah terus menggonggong ke padaku, Aku langsung menarik koper itu walaupun Yerin sedang duduk di atasnya sambil memeluk Hani. "Ih Baek, aduh, nanti aku jatuh." Ucap nya sambil berpegangan dengan tangan ku.

"Siapa suruh duduk di sana, turun jalan sebelah aku sini." Ucap ku.

Dia menggeleng. "Ga mau jalan, Yaudah gini aja, aku pegangan biar ga jato." Ucap nya.

"Terserah kamu aja Yerin. Udah gede masih aja kayak anak kecil." Gumam ku. Aku membawa koper itu masuk ke dalam lift. Yerin masih setia duduk di atas koper itu.

"Biarin aja, aku cape tau." Ucap nya.

"Iya. Iya, terserah kamu deh." Balas ku.

Aku kembali mendorong koper itu keluar dari lift ketika sudah sampai di lantai paling bawah.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang