Part 40 - Malam Bersamanya

323 49 23
                                    

[BaekHyun POV]

Entah lah, hanya perasaan ku saja atau memang aku merasa perbincangan ku dengan Yerin tidak pernah seperti anak kecil yang membahas hal yang tidak penting. Selalu masalah uang, masa depan, investasi, dan lain-lain. Berbeda dengan perbincangan ku dengan TaeYeon dulu, dia selalu mengajak ku membicarakan tentang liburan yang akan datang, tempat-tempat bagus yang akan di kunjungi. Tapi Yerin tidak pernah membahas hal yang menyenangkan seperti itu.

Di sekolah dan di luar, pembicaraannya selalu berbobot, mungkin karena dia anak pemilik perusahaan besar di Korea jadi didikan sejak kecil nya juga berbeda. Dia berteman dekat dengan Sowon, sebenarnya itu jadi masuk akal, orang tua mereka pasti juga menjalin kerja sama, begitu juga dengan orang tua ku.

Sikap Sowon jauh lebih dewasa dari Yerin, tapi Yerin sendiri saja sudah cukup dewasa aku pikir. Jika terlalu dewasa, aku pikir aku akan jenuh dan bosan bersamanya, sedikit perdebatan di dalam hubungan lebih bagus dari pada hubungan yang datar tanpa ada nya pertengkaran sama sekali.

Aku cukup nyaman setelah hampir 1 minggu mendekati Yerin. Aku rasa dia juga tidak masalah sekarang. Aku perhatikan dia mulai bisa menerima keadaan ini secara perlahan, dengan aku tidak memaksanya juga.

Ada banyak hal yang tidak pernah aku lihat di dalam diri Yerin selama ini. Sejak dia kelas 10, aku pikir dia hanya anak malas yang tidak akan naik kelas. Tapi dia terus naik dan membuat guru-guru kagum belakangan ini. Aku juga tidak pernah tahu Yerin memiliki banyak bakat yang luar biasa di luar pelajaran sekolahnya. Walaupun dia tidak begitu bagus dalam pelajaran sekolah, aku yakin dia akan sukses kelak. Dia sudah mempersiapkan segala nya sejak remaja.

Dia mengerti cara kerja sebuah bisnis, dia memiliki kemauan yang bahkan itu belum tentu ada dalam diri orang dewasa. Misalnya saja buku nya terus saja di tolak, sampai akhirnya bisa di terima, aku yakin itu bukan proses yang sebentar. Pasti membutuhkan perjuangan dan kerja keras untuk mewujudkan sesuatu.

Aku tidak ingin mengekang nya dalam pernikahan ini, aku tetap akan membiarkannya kuliah, di mana pun dia mau. Aku tidak akan menghalangi cita-citanya.

Aku kembali ke kamar ku sendiri dan mengecek ponsel ku. Tidak ada panggilan ataupun pesan masuk lagi dari TaeYeon hari ini. Aku menghela nafas ku dan membaringkan tubuhku di atas kasur ku sendiri yang amat besar ini. Hati ku masih sakit karena aku memutuskannya seperti itu. Tapi aku harus. TaeYeon layak mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari ku.

Aku harap dia bisa cepat melupakan aku dan mencari pengganti ku di hati nya. Aku tidak tahu apa dia sedang menangis sekarang? Dia tidak ada di sekolah tadi. Kata Sehun dia tidak masuk seharian, begitu juga kemarin.

Sebenarnya aku masih sedikit khawatir tentang TaeYeon, walaupun kita tidak memiliki hubungan apa pun lagi, tetap saja aku akan merasa bersalah jika sesuatu sampai terjadi padanya karena ulah ku. Tapi aku takut jika aku menghubunginya, Yerin akan mengetahui nya lalu salah paham tentang itu.

Ini sudah jam 11 lewat, aku tidak tahu apa Yerin sudah tidur atau belum. Tadi dia bilang akan tidur jam sepuluh.

Aku bangun dan memeriksa sendiri ke kamar nya.

Cklekkk...

Lampu kamar nya memang sudah mati, tapi, aku pikir ada yang aneh di sini. Aku masuk perlahan dan menutup pintu.

"Won, ayolah, ceritakan pada ku, aku masih penasaran, sepertinya pak BaekHyun sudah keluar,"

"Apa kamu yakin? jadi tuh, tadi di sekolah, pas aku keluar dari kamar mandi, aku sempat ngelihat pak Sehun sama bu Irene berduaan."

"Terus. Terus?"

"Wah, kamu harus nya liat sendiri, bener-bener."

"Bener-bener apa?" Tanya ku dengan suara tegas.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang