Part 43 - Pemancing Emosi

273 48 3
                                    

Sekolah sudah berakhir, aku sedang menunggu bus yang mengarah ke rumah ku. Seharusnya sebentar lagi bus nya tiba.

Tinttt...Tinttt...

Aku melihat mobil yang membunyikan klakson itu. Siapa lagi kalau bukan pak BaekHyun. Aku berjalan mendekati mobil nya dengan malas. Dia keluar dari mobil.

"Yerin, masuklah, kita akan bicara di dalam mobil." Ucap pak BaekHyun. Aku melihat ada bu TaeYeon di sebelah kursi pak BaekHyun. Aku tertawa remeh. 'Dasar murahan. Sudah diputusin masih aja dideketin.' batin ku.

Aku berjalan masuk dan duduk di kursi belakang. Aku tidak ingin mengatakan apa-apa pada mereka. Entah karena aku terlalu membenci kedua nya sekarang hingga aku bahkan malas membuka mulutku.

"Yerin, apa ada yang ingin kamu tanyakan atau katakan pada bu TaeYeon?" Tanya pak BaekHyun.

"Ga ada," Jawab ku singkat dan pelan. Aku masih melihat ke arah jalanan dari samping.

"Kenapa kamu marah sama saya? Memang nya apa yang saya lakuin ke kamu? Bukannya seharusnya saya yang marah karena kamu akan menikahi pacar saya." Ucap nya.

"Mantan pacar," Potongku dengan cepat.

"Yer-."

"Kenapa? Bapak juga mau membela bu TaeYeon, kalau gitu bapak turunin saya aja deh di sini, saya ga mau pulang sama bapak," Ucap ku kesal.

"Yerin, dengerin dulu, kamu kenapa jadi marah-marah sih, tujuan saya kan biar kalian baikan." Ucap pak BaekHyun.

"Pak, berhenti saja di sini." Ucap ku.

"Tidak," Jawabnya dengan tegas.

"Oke kalau itu mau bapak." Ucap ku.

Pak BaekHyun melirik ke arah ku dari kaca. "Jangan macam-macam Yerin, kamu tidak punya hak untuk itu," Ucap nya. Aku memasang kedua earphone ku dan tidak mau mendengarkan ocehannya lagi. Aku tidak peduli lagi dengan kedua guru ini. Mereka pasti akan melindungi diri masing-masing.

Pak BaekHyun berhenti di depan rumah kami. Aku cukup salut dia membawa bu TaeYeon ke rumah kami.

Aku keluar dari mobil nya dan berlari masuk ke dalam. Aku tahu di mana pak BaekHyun menyimpan kunci mobil ku. Aku masuk ke kamar ku dan mengambil laptop dan jaket ku. Aku tidak ingin berada di rumah jika ada bu TaeYeon di sini.

"Mau kemana kamu?" Tanya nya. Aku melihat mereka berdua baru masuk ke dalam. "Silahkan bersenang-senang, saya tidak akan mengganggu kalian." Ucap ku.

"Yer, kamu mau ke mana? Jawab dulu pertanyaan saya." Paksanya. Aku menepis tangan nya. Aku melewati mereka dan berjalan keluar dari pintu rumah ini. Aku sudah tidak sudi tinggal di sini jika bu TaeYeon sudah pernah memasukinya bersama pak BaekHyun.

Aku berjalan ke arah mobil ku. Aku sudah bisa membawa mobil, lagi pula ke perusahaan penerbitan tidak terlalu jauh. Dari pada aku emosi dengan pak BaekHyun dan bu TaeYeon, lebih baik aku memulai karier untuk masa depan ku.

Aku masuk ke dalam mobil dan melajukannya ke luar dari gerbang rumah. Aku tahu pak BaekHyun sadar kalau aku membawa mobil ini. Tapi aku tidak peduli lagi. Sampai kapan pun, aku tidak akan mau masuk ke dalam mobil itu lagi.

Cuma memerlukan beberapa menit hingga aku sampai ke depan perusahaan ini. Perusahaan yang menerima novel ku. Aku melangkah kaki ku ke dalam sana dan berjalan ke meja resepsionis nya.

"Saya ingin bertemu dengan Ibu Kim," Ucap ku.

"Apa anda sudah membuat janji?" Tanyanya.

"Ya sudah, seharusnya setengah jam yang lalu, tapi saya terlambat." Ucap ku.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang