Part 26 - Kambuh

333 48 7
                                    

Aku terbangun di tengah malam karena tiba-tiba perutku terasa sangat sakit. Rasanya ini lebih sakit dari tadi. Aku melihat ke arah ranjang sebelah. Pak BaekHyun sudah terlelap dengan sangat nyenyak. Aku tidak mau membangunkannya. Jadi aku berusaha menekan bel itu sendiri.

Kenapa ini sangat jauh?

"AKHHHH!!!." Aku meringis.

Rasanya benar-benar sakit. Aku melihat infusan ku sudah habis. Pasti obat pereda nyeri nya sudah habis. Aku meremas perut ku sendiri untuk menyalurkan rasa sakitnya.

"Yerin?"

Pak BaekHyun menatap ku. Dia langsung membantu ku memencet bel nya. "Perut mu sakit lagi?" Tanyanya. Aku mengangguk. Dia melihat infusan.

"Seharusnya jangan sampai habis begini," Pak BaekHyun melihat selang infusan ku. Ada sedikit darah ku yang tersedot naik ke sana karena cairan infusan ku sudah habis. Pak BaekHyun melepas tangan ku yang meremas perut ku sendiri. Aku sedikit memberontak karena rasanya sakit.

Tokkk... Tokkk... Tokkk....

Ada seorang suster yang masuk ke ruangan ku membawa infusan baru. "Maaf sedikit terlambat, tadi dokternya memberikan tambahan obat di dalam infusan ini, obat itu untuk mengatasi alergi nya," Ucap Suster itu sambil mengganti infus ku. Aku masih meringis kesakitan. Rasanya benar-benar tidak enak seperti ini.

Infus ku yang baru sudah terpasang. Perlahan rasa sakitnya mulai mereda. Pak Baekhyun masih berada di sebelah ku. Aku tidak sadar kalau dari tadi dia masih menggenggam tangan ku. Aku melepaskannya ketika aku sadar kalau tangan ku masih di sana.

"Bapak tidur saja lagi, maaf mengganggu tidur bapak." Ucap ku. Aku kembali menarik selimut ku dan menutup mata ku.

"Yerin, kamu pikir saya bisa tahan dengan melihat kamu meringis kesakitan terus seperti tadi? Jika ada apa-apa bangunkan saya, jangan seperti itu, memang saya di sini untuk menjaga kamu, bukan untuk tidur doank, kalau tidur saya bakal tidur di rumah lebih nyaman dari pada di sini." Ucap nya. Aku kembali membuka mataku.

"Sudah saya bilang ke papa seharusnya saya sendiri saja di sini." Ucap ku pelan. Aku kembali menutup mata ku.

"Yer, tolong jangan mempersulit saya, saya sudah mengabaikan TaeYeon malam ini untuk kamu."

Aku tidak tahu kenapa, aku sangat tidak suka dengan nama itu. "Bapak bisa pergi jika ingin menemui nya, saya tidak memaksa bapak ada di sini," Tanyaku.

"Yer, saya tidak akan ke mana-mana malam ini, tugas saya adalah menjaga kamu malam ini." Ucap nya.

"Dan saya boleh minta tolong ke bapak?" Tanya ku.

"Apa?" Tanyanya.

"Saya tidak suka mendengar nama itu, tolong jangan di sebutkan ketika di luar sekolah, jika di sekolah saya tidak masalah, apa lagi jika bapak membawa-bawanya ke dalam urusan ini, bukannya saya cemburu atau apa bapak lebih memilih dia nanti, saya hanya tidak suka dengan dia, bapak tahu sendiri kan." Ucap ku.

Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Oke, baik, Tidak ada nama itu lagi di depan mu." Ucap pak BaekHyun. Aku menangguk. "Tapi bangunkan saya jika kamu merasa ada yang sakit, tolong kerja sama nya, apa kamu senang gitu lihat saya di hajar papa saja mulu."

"Hitung-hitung balas dendam saya ke bapak. kan saya ga boleh mukul bapak, tapi kan papa bapak di pihak saya, jadi ya ga apa-apa lah sesekali pak." Ucap ku.

"Ish, dasar murid kurang ajar, bikin emosi guru aja kerjaannya." Gumam pak BaekHyun. Aku tertawa karena berhasil membuat dia kesal lagi.

"Pak, ini udah jam 5 pagi, bapak ga mau siap-siap?" Tanya ku.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang