[BaekHyun POV]
Aku dan Yerin akhirnya sudah sampai rumah. Di mobil tadi dia sama sekali tidak bicara. Aku juga tidak memaksanya untuk bicara. Aku tahu pikiran nya dan diri nya masih shock karena perbuatan TaeHyung. Dia juga sangat ketakutan tadi.
Saat sampai di rumah, Yerin langsung masuk ke kamar nya. Aku tidak tahu harus berbuat apa lagi. Tapi mungkin teh hangat bisa membantu nya sedikit.
Aku segera ke dapur untuk menyeduh teh. Setelah jadi aku membawanya ke kamar Yerin.
"Yerin," Panggil ku.
Dia berada di atas kasurnya. Wajahnya semakin pucat.
"Yerin, kamu sakit?" tanya ku. Aku memegang dahi nya. Dia membalut tubuhnya dengan selimut tebal. Dia demam. Tubuhnya cukup panas.
"Kamu demam Yer, sebentar, aku ambil termometer." Ucap ku. Aku mengambil nya di kamar ku dan kembali ke kamar nya. Aku menaruh termometer itu di mulutnya. Setelah beberapa menit aku melihatnya.
"39 Yer, kenapa kamu ga bilang kalau sakit," Ucap ku. Dia menggeleng dan menenggelamkan kepalanya di atas bantal nya,
"Aku haus." Gumam nya. Aku memberikan teh itu dengan sedotan di mulutnya. Dia tidak perlu bangun karena dia bisa minum dengan sedotan. Tapi aku tidak menyangka dia minum sangat banyak.
"Minumlah yang banyak biar kamu banyak buang air, panas mu harus cepat turun Yer," Ucap ku.
"Aku ambilin obat ya," Ucap ku. Dia menggeleng.
"Kamu harus minum obat Yer, udah mau ujian loh, jangan sakit Yerin," Ucap ku.
"Pahit, ga mau," Ucap nya. Aku menghela nafasku. Aku tetap mengambilkan obat untuk nya. Kalau dia tidak mau makan obat saat sakit, orang tuanya sudah menyuruhku memaksanya.
"Aku ga mau makan obat Baek, entar juga sembuh sendiri." Ucap nya.
Aku memegang dahi nya lagi. Ini benar-benar panas. Kenapa anak ini sangat sulit di kasih tau.
"Ga pahit kalau kamu langsung telan, obat nya kan langsung di telan bukan di emut," Ucap ku. Dia menutup mulutnya dan menggeleng.
"Kalau kamu ga mau minum obat biar aku aja yang minum." Ucap ku. Dia menatap ku. Aku memasukkan obat itu ke dalam mulutku.
"Kamu kan ga sakit, kenapa kamu yang makan oba,-"
Aku menahan kedua tangannya dan langsung menciumnya saat mulutnya terbuka. Aku memasukkan obat itu ke dalam mulutnya dan ternyata itu berhasil.
"BAEK!!! PAHITTT!!!." Teriak nya. Aku memberikan dia minum nya.
"Kita sama-sama kena pahitnya, anggap saja kita impas, aku juga pahit kok," Ucap ku. Dia meminum teh nya lagi. Untung saja yang aku buat adalah teh manis. Jadi seharusnya itu meredakan pahitnya.
"Yer, bagi minumnya, pahit banget lama-lama." Ucap ku.
Dia langsung menghabiskan semuanya. "Biarin aja, siapa suruh maksa." Ucap nya. Dia kembali berbaring lagi di atas kasurnya. Dengan begini setidaknya aku sudah tahu kalau Yerin sudah merasa lebih baik. Kata papa, perempuan yang sedang sakit, kalau sudah bisa ngoceh lagi, artinya dia sudah merasa lebih baik.
Aku tersenyum. "Ya sudah, kamu istirahat dulu, aku akan mencuci piring dulu," Ucap ku. Dia mengangguk. Aku keluar dari kamarnya.
Yerin sakit, jadi semua harus aku kerjakan sendiri. Mulai dari cuci piring. Untung saja aku hanay mencuci mangkok tadi pagi dan kotak makan yang tadi aku dan Yerin bawa. Aku juga mencuci botol minum ku dan Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
Fiksi Penggemar[COMPLETE] R13+ Yerin hidup dengan tenang sebelum dia di jodohkan oleh kedua orang tua nya tanpa sepengetahuan dirinya. Dia tidak tahu kalau orang yang akan di jodohkan dengannya adalah gurunya sendiri. Hubungan mereka berubah dan lebih dari sekeda...