Part 8 - Belanja Bareng

360 55 16
                                    

"Ya, ya aku ngerti, nanti malam aku temuin kamu ya."

"Iya, di apartemen kamu malam ini,"

"Aku lagi ada acara keluarga sebentar."

"Enggak, pentingan kamu kok sayang, iya, nanti oke?"

"Dah."

Aku sangat tahu dari siapa itu.

"Pak," Panggil ku. Dia terkejut karena aku sudah ada di belakang dia.

"Kamu mendengar nya?" Tanya pak BaekHyun dengan hati-hati.

"Tidak," Aku mengunci apartemen ku dan berjalan lebih dulu ke dalam lift. Pak BaekHyun berjalan mengikuti ku masuk ke dalam lift. Tidak ada perbincangan sama sekali di antara kami. Saat sampai di parkiran pak BaekHyun masuk lebih dulu ke dalam mobil.

"Kenapa tidak masuk?" Tanya nya.

"Saya akan naik ojek online saja." Jawab ku. Aku meninggalkan nya dan memesan ojek online.

Pak BaekHyun malah keluar lagi untuk mengejar ku. "Tidak, masuk ke mobil." Dia menahan tangan ku.

"Pak, ayolah, bapak jangan mengatur saya dan saya juga tidak akan mengatur bapak, kita bisa hidup masing-masing, hanya karena saya menerima perjodohan ini, bukan berarti hubungan kita spesial pak." Aku pergi dan meninggalkan nya. Sudah lah, aku tidak peduli masalah etika dan sopan santun dan sebagainya.

"Yerin, kamu jangan mempersulit saya, jangan bersifat seperti anak-anak." Dia masih mengejar ku.

"Pak, saya memang murid bapak di sekolah, tapi bukan di sini, saya tetap akan ke sana, kita bertemu lagi di lobby mall."

Aku melepas tangan nya. Kebetulan sekali ojek Online ku sudah sampai. Aku segera naik di belakang nya dan pergi dari apartemen ku. Aku tidak peduli pak BaekHyun akan marah. Dia tidak memiliki hak untuk mengatur hidup ku di luar sekolah. Aku dan dia juga belum resmi menikah. Tidak ada alasan aku harus mendengarkan perkataan dia.

"Makasih mas,"

Aku turun dari motor itu setelah sampai di depan mall. Aku menunggu pak BaekHyun di lobby seperti yang aku janjikan. Aku yakin dia akan sampai lebih lama dari ku karena jalanan sedang sedikit macet. Aku membeli minuman yang ada di sana sambil menunggu Pak BaekHyun sampai. Bahkan sampai minuman ku jadi, pak BaekHyun belum juga sampai.

"Siapa suruh kamu pergi sendiri?" Tanya Pak BaekHyun. Aku berbalik. Dia terlihat kelelahan seperti habis berlari.

"Suka-suka saya lah, Ya sudah, bapak sudah di sini, mama suruh cepat ke sana," Ucap ku sambil berjalan mendahului Pak BaekHyun. Aku naik ke eskalator sendiri dan Pak BaekHyun berjalan di belakang ku.

Drttt...Drttt..

Aku membuka ponsel ku yang berbunyi, sepertinya ada panggilan masuk. Ini dari TaeHyung.

"Halo Tae, ada apa?" Tanya ku.

'Halo Yer, apa kamu di rumah? Aku ingin bermain ke rumah mu,'

"Maaf Tae, aku sedang di luar dengan mama dan papa, besok juga aku akan pergi lagi, maaf ya."

'Tidak apa-apa Yer, selamat bersenang-senang, titipkan salam ku pada mama mu dan papa mu ya.'

"Baiklah, Dah." Aku menutup telepon ku dan memasukkan nya ke dalam tas ku lagi.

"Siapa itu?" Tanya pak BaekHyun.

"TaeHyung." Jawab ku singkat. Aku masuk ke dalam lift dan tidak menunggu pak BaekHyun sama sekali. Pak BaekHyun menahan pintu lift itu dan masuk ke dalam. Dia berdiri di sebelah ku.

"Kenapa kamu tiba-tiba jadi begini? Kemarin kamu masih baik-baik saja." Tanya pak BaekHyun. Aku tidak berniat menjawabnya sama sekali dan untung saja pintu lift ini sangat bekerja sama dengan ku. Saat pintu lift terbuka, aku langsung berjalan lagi mendahului pak BaekHyun.

Aku masuk ke dalam sebuah toko di mana mama dan mama BaekHyun ada di sana. "Halo ma," Aku menghampiri mereka semua.

"Eh Yerin, kamu ganti baju?" Tanya mama BaekHyun.

"Iya ma, lebih nyaman pakai yang ini." Jawab ku. Mama BaekHyun tersenyum ke arah ku.

"Kamu itu harus feminin Yerin, jangan tomboy ah." Tegur mama.

"Jeng, tidak masalah kok, Yerin, senyaman nya kamu aja, mama tidak masalah kok." Ucap mama BaekHyun. Aku tersenyum membalas nya.

"Ma, pa."

Pak BaekHyun tiba-tiba masuk dan berdiri di belakang ku sambil tersenyum. Tangan nya merangkul pinggang ku. Aku terkejut dia bisa berakting juga ternyata.

"Kalian berdua suka yang mana? Mau ranjang yang kayak gimana?" Tanya Mama BaekHyun. Aku menatap nya tidak percaya, dia menginginkan ku dan pak BaekHyun tidur satu ranjang?

"Kita akan tidur satu ranjang?" tanya ku pelan.

"Tentu saja setelah kalian menikah." Jawab mama BaekHyun sambil memilih ranjang-ranjang yang ada di sana.

Aku tersenyum, "Kalau begitu yang agak besar saja, biar lebih nyaman." Jawab ku. Pak BaekHyun meremas sedikit pinggangku. Aku tahu dia tidak setuju dengan ku sekarang ini, tapi aku memang sengaja ingin membuat nya kesal. Aku juga ingin membuat dia merasakan kekesalan yang aku rasakan karena dia tidak berusaha menolak perjodohan ini tadi.

"Yerin, ayo ikut mama sebentar, ada yang ingin mama tunjukan pada mu." Ucap mama BaekHyun. Aku melepas tangan pak BaekHyun dan ikut dengan mama nya.

Aku melihat mama sedang berbicara dengan pak BaekHyun. Semoga saja dia tidak berbicara yang aneh-aneh tentang keburukan ku di sekolah.

"Yerin, kamu lebih suka yang mana?" Tanya mama sambil memperlihatkan beberapa motif seprei ranjang.

"Yang mana saja ma," Jawab ku.

"Yang biru muda sepertinya bagus, yang putih juga, kita ambil keduanya saja." Ucap mama BaekHyun. Aku hanya tersenyum ke arahnya.

"Yerin, apa kamu tahu, mama sangat ingin memiliki anak perempuan, tapi sayang nya, anak mama dua-duanya laki-laki, kakak nya BaekHyun sedang ada di luar negeri," Ucap nya.

"Pak BaekHyun punya kakak?" Tanya ku. Aku baru tahu, aku pikir selama ini pak BaekHyun itu anak tunggal.

"Kenapa kamu masih memanggil nya dengan pak? Kalian bukan di sekolah, panggil saja dengan nama nya, dia di rumah biasa di panggil Baekkie," Ucap mama nya. Aku terkekeh mendengar nama panggilannya. Baekkie. Sangat lucu.

"Mama harap kamu bisa menerima BaekHyun, mama tahu ini sulit karena kamu masih SMA dan BaekHyun adalah wali kelas kamu, tapi mama terlanjur sayang sama kamu, dan mama mau kamu yang jadi mantu mama, Istri BaekHyun.." Ucap mama BaekHyun.

Aku tersenyum dengan terpaksa. Sebenarnya aku juga tidak punya banyak alasan untuk membenci pak BaekHyun. Dia cukup baik, hanya saja terkadang pak BaekHyun bisa jadi galak dan menyebalkan saat di kelas. Apa lagi masalah tugas dan ulangan.

"Baik ma, Aku akan berusaha." Balas ku. Mama BaekHyun tiba-tiba memeluk ku.

"Bantu BaekHyun melupakan TaeYeon itu, mama sangat tidak suka dengan nya." lanjut mama BaekHyun.

"Kenapa ma? Bukannya dia baik?" Tanya ku.

Mama BaekHyun menggeleng. "Mama sudah mencari tahu latar belakang nya, Mama sangat tidak setuju jika BaekHyun terus berhubungan dengan TaeYeon itu, jadi kalau bisa kamu jauhkan BaekHyun dan TaeYeon itu ya. Mama minta tolong ya" Pinta mama BaekHyun.

Aku berpikir sebentar, kenapa jadi seperti ini? BaekHyun dan aku kan sudah membuat kesepakatan lisan tadi, pernikahan ini tidak akan berlangsung lama. Aku tidak mungkin mengatakannya sekarang. Mungkin aku akan menjalani nya dulu lalu aku bisa mengatakan kalau aku dan Pak BaekHyun tidak cocok dan memilih untuk pisah nanti.

TBC

Publish Date : October 25, 2020

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang