Part 50 - Perjalanan Pulang

273 42 5
                                    

"Yerin," Panggil Baekhyun.

"Ya?" Jawab ku.

BaekHyun memegang salah satu tangan ku. Satu tangannya lagi masih berada di setir mobil.

"Bagaimana perasaan mu sekarang?" Tanyanya.

"Aku tidak tahu, aku rasa aku baik-baik saja," Jawab ku.

"Apa rasanya masih canggung?" Tanya nya. Aku menggeleng. "Tidak terlalu, menurut ku ini tidak buruk juga," jawab ku.

"Baguslah kalau kamu berpikir begitu, aku rasa pernikahan ini bisa berjalan lama," ucapnya.

"Aku juga berharap begitu." Balasku.

"Kamu mau sesuatu? Mumpung kita lewat supermarket." Tawarnya.

"Sepertinya tidak, kamu ga bakal kasih beli mie instan kan?" Tanya ku. Dia menggeleng. "Mie instan itu tidak baik, jangan sering-sering makan."

Drttt... Drttt.... Drttt... Drttt.... Drttt...

Aku melihat ponsel ku. Bukan dari punya ku. Aku menatap BaekHyun. Dia melirik ponselnya sebentar. Dia menolak telepon itu.

"Kenapa di tolak?" Tanya ku.

"Itu TaeYeon." Jawabnya pelan.

"Lalu? Siapa tahu penting." Balas ku.

Dia menggeleng. "Dia guru BK, aku guru Mate, memang nya ada yang bisa di bicarakan lagi?" Tanya nya kesal.

"Maaf, mana aku tahu, kan aku cuma tanya pelan-pelan." Balas ku.

"Maaf juga, Tolong jangan bahas dia Yer, aku sedang berusaha melupakannya, itu sebab nya aku menghapus nomor nya," Ucap nya.

"Tapi kamu masih mengingat nomor nya." Balasku.

"Jangan bahas dia, Oh ya, besok kayaknya kamu harus pulang sendiri, aku ada rapat guru buat soal-soal ujian," Ucap nya.

"Sampe jam berapa?" Tanya ku.

"Jam 4 sore, kamu pulang lah lebih dulu, jangan tunggu di sekolah," Ucap nya.

Aku manyun, aku tidak mau pulang sendiri. "Kenapa manyun? Ih dulu ga mau pulang bareng, kenapa sekarang manyun, Hmm?" Tanyanya.

"Enggak," Jawab ku.

"Ih ngambek, jangan ngambek ah, aku cuma rapat bentar, entar pulang nya aku beliin coklat lagi," Ucap nya.

"Memang aku anak kecil apa bisa di sogok," Sahut ku

"Terus mau nya apa?" Tanyanya.

"Enggak," Jawab ku.

Dia menepi sebentar. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan. Dia melepas sabuk pengamannya dan mendekatkan tubuh nya ke arah ku. Wajahnya sangat dekat dengan wajah ku.

Cuppp..

Satu kecupan mendarat di pipi ku.

"Jangan ngambek ya," Ucap nya. Aku masih cemberut.

Cuppp... cuppp.. cupppp.....

"Baek.. Ih udah ah. jangan di ciumin terus." Ucap ku. Aku menahan kepalanya agar berhenti mencium pipi.

"Makanya jangan manyun ah, nanti aku di kira mama jahatin kamu," Ucap nya. Aku tersenyum.

"Iya. Iya, udah sana jalan lagi." Ucap ku. Dia tersenyum dan kembali ke tempat nya. Dia menarik sabuk pengamannya dan kembali memakai nya.

"Kita mau ngapain lagi ya di rumah?" Tanya nya.

"Eh Baek, jangan pulang dulu deh, kita ke Navel sebentar, Ada yang mau aku diskusiin bentar tentang kontraknya," Ucap ku.

Our Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang