Pagi itu laboratorium pribadi milik Hikari di penuhi oleh beberapa Ultra, pasalnya sebuah masalah yang lumayan besar terjadi di sana, Ayah Ultra dan Ultra brother's pun meminta penjelasan kepada para tersangka yang turut menjadi korban.
Zero: "Jadi ini semua karna kami mengejar Via yang tiba-tiba membuat dan memasuki portal."
Ginga: "Eh ternyata portal tu dengan random-nya membawa kami kemari dan mendaratkan kami dengan tidak mulusnya."
Hikari pun menatap nanar alat uji coba pengecil barang milik-nya yang rusak dan konslet akibat tertindih anak A1. Bukan hanya rusak, alat itu telah merubah anak A1 menjadi seorang ultra kecil yang usianya sekitar empat tahun dalam hitungan Bumi. Hikari dan yang lain pun memutar rekaman cctv."Alat uji cobaku rusak dan konslet setelah tertindih, entah bagaimana alat itu mengubah kalian seperti ini. Aduh! bagaimana caranya bisa mengembalikan kalian seperti semula?"
Mata Zero dan yang lain mulai berkaca-kaca, rupanya bukan hanya fisik, namun perasaan sensitif ala anak kecil turut melekat pada diri mereka. Dengan segera, Seven menggendong Zero dan menepuk-nepuk pelan pundaknya. "Shutt ... tidak apa, ini kecelakaan, bukan sepenuhnya salah kalian kok."
Taro pun mengangkat Taiga ke udara seolah-olah dia sedang menerbangkan Taiga seperti pesawat. "Tapi ada untungnya sih kalian seperti ini, kan ... Ayah bisa melihat Taiga kecil lagi."
Mebius dan Astra pun menyetarakan tingginya dengan anak A1. "Ufz, Lope, Asteri dan Maria sangat beruntung ya?"
Astra pun tertawa kecil. "Kamu benar Mebi, untung saja mereka tidak mengikuti Zero dan yang lain."
Via yang sedari tadi hanya menunduk diam pun seketika mengangkat kepala-nya kala belaian lembut hinggap di pundaknya. "Lain kali berhati-hati ya? kamu bisa mencoba kekuatan dan skill bertarungmu asal dengan pengawasan. Dan Ibu akui, portal buatanmu cukup lebar untuk seusia ultra kecil."
Via: "Maaf ... Ayah, Ibu, paman dan kakak-kakak ... seharusnya tadi aku membuat barrier yang lebih besar supaya bisa melindungi kakak-kakak dari sengatan listrik evek konslet, tapi barrier buatanku hanya cukup untuk melindungi diriku ... "
Ayah Ultra: "Tidak apa Via, kamu sudah berusaha bukan? oh iya, Hikari, tolong buat alat pembalik yang bisa membuat mereka kembali normal."
Hikari: "Baik, aku dan tim akan segera selesaikan secepat mungkin."
Seven pun tertawa kecil. "Jangan terburu-buru, Zero kecil tidak buruk juga, iyakan sayang?"
Mendengar penuturan itu dengan segera ia menggigit jari tangan milik Seven. "Aduh! Zero?!"
Zero: "Jangan gitu Ayah! Zero besar lebih tampan dan keren!"
Taiga yang berada dalam gendongan Taro pun membalaa ucapan Zero. "Zero-nii terlalu percaya diri!"
Ibu Ultra: "Sudah jangan bertengkar yah? um ini jadwal kita rapat bukan? lalu bagaimana dengan anak-anak?"
Via: "Aku bisa menjaga mereka, kakak-kakak Ufz, kak Asteri, kak Lope dan Maria juga bisa membantu."
Seisi ruangan pun senyap untuk sejenak.
Leo: "Ide yang bagus, mereka pasti bisa menjaga para Ultra kecil ini."
Victory: "Kami bukan Ultra kecil, pak Leo!"
Leo: "Iyadeh, iyaa."
Yup! Ultra ini pun di titipkan kepada Asteri dan yang lain.
Glen fire: "Kucikucikuuu! siapa ultra paling keren sekarang? itu aku!" ucap Glen bermaksud mengejek Zero, kurang kerjaan memang.
Zero: "Eh! engga ya, tetep aku yang keren!"
Glen fire pun tertawa keras mendengar penuturan Zero. "Keren dari mananya cobak?"
Maria. "Hei jangan ganggu Zero, Glen-san!"
Glen fire: "Iyadeh."
Grigio secara tiba-tiba berlari kecil ke arah Asteri. "Aku mau makannn ..."
Orb: "Aku jugaa."
X: "Aku juga mau!"
Rosso: "Aku mau tidurr."
Blu: "Aku dan Geed juga mau tidur, iyakan, Geed?"
Geed: "Uhm! ayo tidur Ri-san!"
Titas: "Tapi aku, Fuma dan Taiga masih mau nonton Tv."
Fuma: "Itu benarr ..."
Taiga: "Ayo menonton!"
Zero: "Kalau begitu aku, Ginga dan Victory mau bermain saja.
Ginga: "Ayo bermain di taman, Ri-san!
Lope: "Hey ... kalian tenang dulu yah? bicaranya satu-satu, oke?"
Mirror knight: "Lope-san , ini sudah masuk waktu siang ..."
Jean bot: "Dan biasanya anak-anak akan lebih rewel atau lebih aktif, aku rasa ini juga berlaku untuk para Ultra kecil."
Lope: "Lalu kita harus bagaimana?"
Jean nine: "Kita harus lebih sabar."
Via pun mendekati Asteri. "Kak, mau aku bantu buat memasak? lalu kita bisa makan siang, bermain sambil menonton tv sebentar, lalu tidur. Bagaimana?"
Asteri: "Ide yang ba --- "
"Tidak! Ri-san akan bermain dulu bersama kami!"
"Tapi kami mau makan masakan Ri-san!"
"No no! Ri-san mau-nya nonton Tv bersama kami!"
"Gs bolehh! Ri-san akan tidur bersama kamii!"
"HWWWWAAAAA!!!!" dan akhirnya para Ultra kecil pun menangis bersamaan, berharap keinginannya di turuti oleh Asteri.
Asteri: "Ya Tuhan aku aja masih single, kenapa berasanya udah punya anak banyak?"
See you next chapter!
gomen kalau ceritanya garing begini, ehe.Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya dan beri pesan untuk bunda Asteri mungkin? wkwk
⛅Terimakasih🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultra Academy
FanfictionWelcome to Ultra Academy, dimana pahlawan bersekolah. Buat apa mereka sekolah? hei pahlawan juga ingin menambah pengetahuan dan keahlian! Beberapa tokoh di sana adalah Oc buatanku, ada juga Oc pinjaman dari hasil collab. Dan sebagian besar tokoh la...