11. Terjebak

281 37 10
                                    

Setelah melihat bunga teratainya lebih dekat mereka menjadi semakin bingung.


Asahi: "Kan bener!"

Daichi: "Ini bukan ilusi, kan?"

Isami: "Bukan! ini nyata weh!"

Riku: "Yaudah. Kita ambil sampel dari bunga teratainya aja,  biar kita bisa teliti lebih lanjut di laboratorium.

Asahi: "Setuju! sekalian kita ambil sampel air disini."

Daichi: "Apa ga berlebihan? kita uda ngambil sampel tanah, sampel darah dari beberapa hewan aneh, kita juga ngambil beberapa ukiran batu di reruntuhan tadi."

Isami: "Semakin banyak yang kita teliti, semakin banyak yang kita tahu."

Riku:  "Itu mah kata-katanya Clau." Ucap Riku diakhiri tawa.

Isami: "Hehe ... tau aja."

Asahi: "Oiya. Tim B apa kabar ya?"

Dilain tepat ...


Elpida: "Ini kabar buruk! ahh kenapa ga dengerin perkataanku dulu si?"

Zero: "Maaf El, abisnya kita terlalu semangat."

Taiga: "Sangking semangatnya sampe-sampe kita terjebak."

Hikaru: "Tapi setidaknya kita menemukan markas bekas buronan itu, kan?"

Shou: "Iyasih, dan siapa sangka kalau patung itu beneran membawa kita ketempat kayak gini."

Titas: "Syukur deh kita bisa menemukan markas bekas buronannya, tapi gimana caranya kita bisa balik ke permukaan?"

Zero: "Kita udah ga bisa teleport, gelangku rusak, kita juga ga bisa kembali lewat lubang tempat kita masuk tadi. Lubangnya cuma bisa kebuka dari luar. Entah gimana si buronan itu bisa keluar dari sini. "

Katsumi: "Kalo kirim sign juga percuma. Kita ada di bawah tanah gini."

Titas: "Sinyal buat komunikasi juga ga ada."

Mereka semua menghela nafas, kesal.


Taiga: "Hadehh, adakah yang lebih buruk dari ini?"

Fuma: "Heh jangan bilang gitu!"

Taiga: "Emang kenapa?!"

Fuma: "Nanti hal buruk nimpa kita semua lagi! kan ga lucu!"

Titas: "Kayaknya kamu sama Hikaru bener-bener kebanyakan nonton flim deh?"

Fuma: "Loh emang be---" Fuma pun menghentikan ucapannya kala melihat  wajah El yang mulai pucat pasi dengan keringat dingin bercucuran.

Zero: "Loh? El!"

Elpida: "Oksi---gen ..."

Katsumi: "A---duh ... oksigennya meni---pis."

Zero, Taiga, Titas, dan Fuma pun melihat keadaan teman-temannya yang dalam wujud human itu. Mereka hampir lupa bahwasannya teman-temannya kini lebih membutuhkan oksigen dari pada diri mereka sendiri.

Zero: "Kayaknya oksigen yang ada ditabung kaluan udah habis deh? Ini nih, pake aja punyaku, El!" ucap Zero sembari memasangkan alat bantu pernafasan.

Taiga memberikan miliknya pada Katsumi, sedangkan Fuma memberikan miliknya pada Gai, dan Titas memberikan miliknya ...

Titas: "Yah ..."

Shou: "Ka---sih aja ke dia. Aku udah terbiasa di bawah tanah gini." ucap Shou sembari melirik Hikaru yang udah pingsan duluan.

Titas: "Eh Hikaru-san!" Titas pun dengan sigap memasangkan alat bantu pernafasannya pada Hikaru.

Elpida: "Huh ... udah ga sesak lagi. Makasih Ze-san!"

Zero: "Yoi sama-sama. Btw kita ga bisa terus disini, harus cari cara buat keluar."

Titas: "Bener! kita ga mungkin nunggu pertolongankan?"

Zero: "Hum ... gimana kalau aku sama Titas yang cari cara supaya kita bisa keluar dari sini,  Taiga sama Fuma tolong kumpulin Informasi dari buronan sebanyak mungkin, entah dari sidik jari, jejak log telepon dan sejenisnya."

"Siap!" ucap Taiga dan Fuma bersamaan.

Zero: "Buat El dan yang lain tolong sabar ya, kita bakal keluar secepatnya kok."

Semoga mereka berhasil mencari jalan keluarnya.
Kita pindah sorot ke tim A


Daichi "Ternyata alat pelacak yang aku tempel di punggung Zero-san berguna juga."

Asahi' "Chi-san kenapa kepikiran sampe sini coba?"

Daichi: "Buat jaga-jaga aja. Kamu tau kan kalo tim B  anggotanya dominan bertindak dengan pikiran pendek."

Asahi: "I---ya juga sih ..."

Isami: "Nah loh! sensor kontak matanya rusak nih, ga ada jalan masuk lain kah?"

Riku: "Hum ... dibawah sensor kontak mata itu ada slot buat masukin sidik jari, coba kita hack sistem pemindai sidik jarinya, siapa tau jalan masuknya terbuka."

Isami: "Wah ide bagus! imoutou-chan tolong siapin perangkat hack di tablet ini ya?"

Asahi: "Oke siap!"

Tak perlu waktu lama mereka berhasil membuat eror sistem pemindai sidik jarinya, dengan itu pintu menuju markas bekas sang buronan pun terbuka, segera mereka masuk dengan hati-hati. Dan yaa mereka menemukan ...


Asahi: "Kalian?!" ucap Asahi kaget karna melihat beberapa temannya yang duduk terkulai lemas, bahkan ada yang pingsan. Ia pun menghampiri Hikaru dan memberi nafas buatan, lalu memasangkan alat bantu pernafasan untuk Shou.

Elpida: "Kalian tau kita disini?"

Asahi: "Hum! Daichi-san memasang alat pelacak di punggung Zero-san, jadi ya ..."

Zero, Titas, Taiga, dan Fuma pun menghampiri teman-temannya yang kini tengah berkumpul.


Zero: "Akhirnya datang pertolongan!"

Daichi: "Kita mah siap sedia."

Taiga: "Kita udah kumpulin banyak informasi dari buronannya nih."

Isami: "Bagus! kita juga udah ngumpulin sampel-sampel dari planet ini dan beberapa batu ukiran, kita bakal pulang pakai portal buatan X."

Riku: "Ayo keluar dari sini, lalu berubah ke bentuk Ultra."

Mereka pun pulang dengan mengenakan portal buatan X, kisah selanjutnya? nantikan sajaa.






Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya.
Dan maaf slow update karna seminggu ini Clau menyiapkan ujian Pts, dan Clau luangin waktu di sore ini, karna pagi harinya harus ujian.
Tunggu cerita selanjutnya yaa!

⛅Terimakasih🍁





Ultra AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang