Asteri yang tidak mempunyai persiapan dengan serangan bertubi itu pun hanya syok sembari menahan nyeri di perutnya. "Kau ..."
Zero dan yang lain pun terkejut melihat kejadian itu, mereka juga melihat partikel cahaya yang mulai keluar dari perut Asteri. Zero dan Grigio pun berlari ke arah Asteri.
Dengan spontan Zero mendekap Asteri dalam pelukannya. "Asteri ... aku mohon! bertahanlah!"Grigio: "Bertahanlah ..." Grigio dengan perlahan mencabut pedang yang menancap di perut Asteri, mengambil kain yang tadinya ia gunakan sebagai hiasan tangan, dengan perlahan ia balut luka Asteri agar menghambat keluarnya partikel cahaya lebih banyak lagi.
Gians yang sedang melawan Ginga, Victory, X dan Geed pun tersenyum bangga dengan keberhasilan Shey. "Lihat, tiga dari teman kalian pingsan, dan satu lagi terluka, sebaiknya kalian menyerah dan mengibarkan bendera putih."
Ginga: "Kamu terlalu percaya diri!"
Victory: "Kita tidak akan kalah secepat ini!"
Geed: "Justru kalianlah yang harusnya menyerah dan berdiri di balik jeruji."
Gians: "Bualan kalian cukup besar juga ternyata." Gians pun mengeluarkan tombaknya dan memulai kembali penyerangannya.
Kembali pada Zero ...
Dengan suara deep yang terdengar sedikit serak, Zero berkata. "Shey ... apa tidak ada rasa menyesal di dalam hatimu?"
Shey dengan ragu menjawab. "Tidak sedikit pun! untuk apa aku menyesal? dia pantas mendapatkannya karna sudah merebutmu!"
Zero yang mulai kesal pun tersenyum sinis. "Sejak kapan aku menjadi milikmu? dan asal kamu tahu, aku dan Asteri adalah sahabat. Aku tahu, Asteri juga tidak mempunyai rasa lebih kepadaku!"
Shey: "Kau bohong!"
Zero: "Kau terbutakan! tak lama lagi Asteri akan bertunangan dan kamu melakukan ini padanya hanya karna ter-obsesi padaku bukan? kau tidak mengetahui fakta dan kejadian sebenarnya!
Shey: "Aku tidak salah! kau yang salah! Gians tidak mungkin berbohong! Gians selalu mendukung dan berkata kalau Zero memamang di takdirkan untuk diriku ... ha --- hanya untuk diriku ..."
Zero: "Pertanggung jawabkan perbuatanmu, Shey!"
Shey meneteskan air matanya, ia pun melihat Asteri yang menatap dirinya dan Zero dengan mata sayu. Lain dengan shey, Gians malah menyerang Ginga, Victory, X dan Geed dengan secepat kilat, setelah membuat ke-empatnya jatuh ia pun melesat ke arah Shey dan ...
.
"SCYAATH!"
Shey menatap Gians dengan penuh tanda tanya. "Gi --- Gians ... kena --- pa kau menyerangku?"
Gians: "Kelompok mawar hitam tidak memerlukan rasa penyesalan, dan barusan kau menyesal dengan apa yang sudah kau lakukan, bukan begitu? jadi itulah hukuman dari tombak suci." jelas Gians di akhiri senyuman penuh arti.
Zero: "Kah mengkhianati rekan-mu sendiri?!"
Gians: "Bukan mengkhianati, hanya memberi hukuman pada pelanggar ini."
Zero yang sangat murka dengan apa yang terjadi pun menyerahkan Asteri pada Grigio, tanpa pikir panjang Zero mulai menyerang Gians. Ginga dan Victory pun turut membantu Zero, sedangkan X dan Geed membantu Rosso dan Orb yang sedang melawan beberapa alien dan dua ekor kaijuu yang masih tersisa.
Asteri melihat Shey yang perlahan merangkak ka arahnya sembari berkata. "Maafkan aku ..."
Asteri: "Shey ... kamu hanya ter-obsesi, i --- itu bukan cinta namanya. Cinta da --- tang entah dari mana dan kita tak akan tahu si---apa yang membuat kita jatuh cinta ..."
Shey: "Obsesi yah?"
Shey pun menekan tombol yang berada di kalungnya, seketika kabut hitam hilang bersama kubah isolasi. Shey pun berlari cepat ke arah Giant dan memeluknya sangat erat.Gians: "Kau?"
Shey: "KUBAH ISOLASI SUDAH HILANG! CEPAT TELEPORT MENJAUH DARI SINI!"
Tanpa pikir panjang Zero dan X membuat dua portal dan membawa teman-temannya pergi dari ZWB78.
Shey: "Aku rasa selama ini aku ter-obsesi pada Zero sehingga tidak menyadari bahwa yang sebenarnya aku cintai itu ... kamu."
Gians mengulas senyum penuh makna. "Aku sudah tidak peduli, kau tahu?"
"BOOOAAAMMM!!!" ledakan bom bunuh diri itu pun menghancurkan seisi ZWB 78, Gians dan Shey pun lenyap menjadi partikel debu.
Dua minggu setelah kejadian itu, Zero berdoa ke kuil. "Tuhan ... terimakasih sudah menyelamatkan Asteri, Taiga, Titas dan Fuma. Berikan juga ketenangan pada jiwa Shey dan Gians."
Ada yang tahu siapa antagonisnya sekarang?
Yah, obsesi-lah yang menjadi antagonis disini.
Memliki ambisi mungkin akan bagus, itu merupakan sebuah tujuan bukan? tapi ... jika ambisi sudah menjadi obsesi, maka obsesi akan menghancurkanmu atau menghancurkan sesuatu yang berharga bagimu.Jangan lupa vote dan komen!
Tolong follow Instagram official-ku:
_clau_286⛅Thanks🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultra Academy
FanfictionWelcome to Ultra Academy, dimana pahlawan bersekolah. Buat apa mereka sekolah? hei pahlawan juga ingin menambah pengetahuan dan keahlian! Beberapa tokoh di sana adalah Oc buatanku, ada juga Oc pinjaman dari hasil collab. Dan sebagian besar tokoh la...