27. Tujuh bidadari versi ultra

231 29 50
                                    

Titas: "Pada suatu hari di sebuah air terjun yang berada di hutan nampaklah beberapa orang yang sedang bermain air ..."

Maria tertawa dengan gembiranya: "Kak Merah! berhenti menyirami tubuhku terus-terusan!"

Lope: "Oh ayolah Ungu, sangat sia-sia jika kami sehari saja tidak menjahilimu."

Glen fire: "Itu benar, ayolah jangan marah seperti itu."

Grigio: "Ayo Ungu, kembangkan senyumanmu ..."

Maria: "Apa yang kak Kuning maksud? aku tidak marah kok"

Titas: "Lalu ... Ungu mengembangkan senyumannya sesuai intruksi Nila."

Maria: "Kak ... Ungu ingin tahu lebih tentang dunia bawah langit, manusia ... dan alam ini, apa manusia baik?"

Titas: "Pertanyaan tiba-tiba dari Ungu membuat kakak-kakaknya terkejut."

Rosso: "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya?"

Maria: "Kak Hijau ... aku hanya penasaran, tidak lebih. Pun aku penasaran, kalian semua sudah pernah di ajak berkeliling dunia bawah langit oleh Ayah dan Bunda, sementara aku tidak pernah ..."

Fuma: "Kamu masi terlalu kecil, jadi bersabarlah hingga umurmu mencukupi."

Maria: "Tapi kak Biru ... aku kan ---"

Fuma: "Shhuut. Kamu akan tahu suatu hari nanti."

Lope: "Ayo adik-adik, kita kembali ke kayangan, pelanginya sudah mulai pudar."

Rosso: "Hum! ayo, jangan lupakan selendang kalian."

Fuma: "Biar aku saja yang ambilkan kak Hijau ..."

Mirror knight: "Hati-hati, di dekat pohon itu ada makhluk hijau loh!"

Grigio: "Kak Jingga! jangan menakuti Biru, kan dia sangat takut kepada makhluk hijau itu ..."

Fuma: "Aku tidak takut! sekarang aku tau kalau makhluk itu hanyalah hewan yang sering disebut dengan katak. Sebentar, aku akan ambilkan selendang kita."

Titas: "Biru pun bergegas mengambil selendang. Selendang itu adalah alat dan identitas yang digunakan para bidadari untuk kembali ke kayangan, di balik pohon besar, seorang pemuda misterius mendengar dan melihat perbincangan para bidadari itu, bidadari yang cantik dan tampan, pemuda tadi tertarik pada mereka khususnya
pada bidadari dengan pita kecil berwarna Ungu, pemuda itu melihat selendang-selendang yang tepat berada di akar pohon yang ia jadikan tempat bersembunyi, lantas ia mengambil salah satu selendang mereka dan bersembunyi di tempat yang berbeda. Saat Biru mengambil selendang-selendangnya ..."

Fuma: "Kakak! kemarilah!"

Titas: "Mereka semua menghampiri Biru."

Lope: "Biru? ada apa?"

Fuma: "Selendang milik Ungu tidak ada!"

Maria: "Bagaimana bisa tidak ada? lalu bagaimana aku bisa pulang?"

Lope: "Kami akan bantu mencari sebelum pelanginya benar-benar hilang, ayo cepat."

Titas: "Mereka pun terus saja mencari selendang milik Ungu di sekitaran air terjun, namun tetap saja tidak di temukan, sementara pelanginya benar-benar akan hilang."

Rosso: "Ungu! pelanginya ..."

Maria: "Kak Hijau ... kalian ... aku tidak apa, kalian kembalilah, aku akan kembali ke kayangan jika selendangku sudah di temukan."

Lope: "Mustahil jika satu selendang membawa dua bidadari ke kayangan, kau tau setiap selendang punya identitas dari bibadari itu sendiri bukan?"

Maria: "Aku tahu ... tak apa, kembalilah ke kayangan tanpaku."

Ultra AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang